Minggu, 14 Juni 2015

BINGUNG1

gambar, putihkucing.blogspot

KADANG-KADANG saya menggumam sendiri: bisa enggak sih saya menjadi penulis, tapi apa yang mau ditulis? Fiksi, nonfiksi, atau apa? Pernah suatu kali saya mau menulis sebuah novel. Ada mungkin sekitar 1.500 karakter sudah saya ketik di laptop, temanya soal cinta..hahaah..tapi kok buntu ya, apa karena saya sudah tak mungkin lagi jatuh cinta untuk yang kedua kali?

Tapi sudahlah, lupakan. Saya akhirnya berhenti menulis tentang cinta, karena tadi itu, saya khawatir kurang mendalami. Barangkali saya bukan seorang pujangga yang pandai merangkai kata, kata Base Jam. Persoalan cinta memang tak mudah diutarakan dengan kata-kata. Maka hebatlah para novelis yang mampu membuat saya terpana, terharu membaca novel mereka, puisi-puisi mereka. Itu yang membuat saya ingin jatuh cinta lagi.

“Setiap hembusan angin membawa harumanmu
Untukku
Setiap kicauan burung mendendangkan namamu
untukku
Setiap mimpi yang hadir membawa wajahmu
untukku
Aku milikmu, aku milikmu
jauh maupun dekat
Dukamu adalah dukaku
seluruhnya milikku
di manapun ia tertambat.”

Gila ini lirik yang ditulis seorang sufi Persia, Hakim Nizami Ganjavi dalam kisah kesohor Laila Majnun.

“Bukankah suatu kegilaan bila kita terbakar selamanya
dalam nyalaan api?
Bukankah suatu kegilaan jika tidak makan dan tidur sedikitpun?
Semakin obat dicari
semakin parah sakitnya
Begitu dekat, namun terasa begitu jauh.”

Saya kadang ingin sekali mengumbar kata-kata asmara sampai tandas seperti Nizami itu. Saya mencoba, misalnya, ‘Ah! Hatiku tak mau memberi...Mampus kau dikoyak-koyak sepi.” Eh ini sajaknya Chairil Anwar. Ah, saya memang tak berbakat menulis novel atau puisi.

“Jika kau tak memberiku hati, berilah nafas ini untuk mencinta”...apa sih...**^^&%*$&...Kayaknya saya kok kurang romantis yah, kurang pintar melumat kalimat asmara seperti kepintaran Habiburrahman El Shirazy menulis novel Ayat-Ayat Cinta.

“Wahai orang yang lembut hatinya, Anggaplah saat ini Aku sedang mencium kedua telapak kakimu, dengan air mata haruku.” Dahsyat ini.


Oke, saya belum sampai ke tahap itu. Lebih tepatnya belum berani memulai. Baiklah, saya berusaha mencoba tema baru. Saya mau menulis tentang perjalanan hidup.

Nama saya Tahir, umur sekian, lahir tanggal sekian, asal Flores.

Bla....bla..
Bla.. bla....Duh garing banget.

Kayaknya terlalu berlebihan, memangnya saya ini siapa. Dan siapa yang mau mengorbankan waktu yang berharga mereka untuk membaca perjalanan hidup saya? Saya cuma butiran debu, cuma riak kecil ombak. Apakah menarik perjalanan hidup saya bagi orang lain? Barangkali menarik, tapi apa? Di situ kadang saya merasa sedih..loh.

Baiklah, saya akan menulis tentang perusahaan tempat saya bekerja. Tapi nanti sajalah. Semua orang punya kisah masing-masing, kenangan-kenangan. Lalu apa yang menarik dari kisahku? Jadi saya benar-benar bingung tema apa yang bisa saya tulis.

Entri Populer

Penayangan bulan lalu