tag:blogger.com,1999:blog-51536071560713535612024-02-19T04:12:48.397-08:00taher’s historia<strong><em>nun, demi pena dan apa yang dituliskannya</em></strong>Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.comBlogger199125tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-21299871096118444132018-02-11T05:01:00.000-08:002018-02-11T05:04:59.846-08:00The Power of Audit, Mengawal Harta Negara<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF5XfnYpPBB2mvhc-2OaV3RwqArRp4Ms-y81rWuy-Ci3NcbsAfniGPztYYDgrT17EqBpB4EChdTk4gbECvj0JQpxb3nY20qLVBl5oBzSkbQ7_OdtuUjX3sGP-Mugou7hl2qLYqaahSXDE/s1600/tribun+bpk.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="393" data-original-width="700" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF5XfnYpPBB2mvhc-2OaV3RwqArRp4Ms-y81rWuy-Ci3NcbsAfniGPztYYDgrT17EqBpB4EChdTk4gbECvj0JQpxb3nY20qLVBl5oBzSkbQ7_OdtuUjX3sGP-Mugou7hl2qLYqaahSXDE/s320/tribun+bpk.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">BPK, sumber: Tribunnews</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Oleh Tahir Saleh</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">“Sekarang Rusia menolak Trias Politika sudah
22 tahun yang lalu, Sun Yat Sen juga menolak Trias Politika 30 tahun yang lalu.
Jadi ada aliran yang menyatakan bahwa Trias Politika itu kolot,” kata Bung
Karno, suatu ketika dalam sebuah rapat Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPK), 11 Juli 1945.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Pernyataan Bung Karno dalam rapat menentukan
hukum dasar negara ini menegaskan bahwa Trias Politika yang digagas pemikir
John Locke (lalu disempurnakan Montesquieu) tak cukup kuat dalam mendukung
penyelenggaraan negara. Pemisahan kekuasaan eksekutif, legislatif, dan
yudikatif dinilai tidak akan mampu mewujudkan kesejahteraan bersama bagi
seluruh rakyat Indonesia atau dalam istilah Bung Karno, <i>sociale rechtvaardigheid</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Faktanya demikian. Sejarah Indonesia mencatat,
ada pilar lain yang juga menopang dan mengawasi penyelenggaraan negara yang
bersih, transparan, dan adil yakni <i>the
power of press </i>(media massa) dan <i>the
power of people</i> (kekuatan publik). Pers dan aksi unjuk rasa masyarakat
terbukti ampuh menentukan kebijakan negara ketika keputusan di tiga pilar
tersebut tak mampu menjawab kebutuhan nyata di masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Dan, ada satu kekuatan struktural lain yang berperan
besar dalam menjaga penyelenggaraan negara lebih bersih, transparan, dan
akuntabel yakni <i>the power of audit</i>,
atau kekuatan auditif. Kekuatan auditif ini penting mengingat salah satu bentuk
penyelewengan pengelolaan negara ialah korupsi, menyalahgunakan keuangan negara
demi kepentingan pribadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Korupsi tak bisa dielakkan menjadi momok
menakutkan bagi negara manapun. Imbasnya dahsyat, perilaku koruptif merusak
tatanan negara, menjauhkan rakyat dari kesejahteraan. Korupsi bukan lagi
dilakukan orang perorangan, tapi sudah berjamaah, dari pejabat tinggi hingga wakil
rakyat. Bukan peristiwa baru jika di televisi, radio, media <i>online</i>, pemberitaan soal Operasi Tangkap
Tangan (OTT) menjadi menu saban hari. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Tingkat korupsi Indonesia saat ini memang masih
tinggi kendati angkanya turun. Indeks Persepsi Korupsi atau <i>Corruption Perseption Index</i> <i>2017 </i>yang dirilis Transparency
International menempatkan Indonesia di peringkat ketiga se-ASEAN. Level itu mampu
menyalip Filipina dan Thailand, meski masih kalah dari Singapura di urutan
pertama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Tingginya angka korupsi jugalah yang menjadi penjegal
kenapa peringkat Indonesia dalam Indeks Kemudahan Berbisnis 2018 atau <i>Ease of Doing Business</i> (EOD) yang dirilis
Bank Dunia pada November tahun lalu kurang melesat. Peringkat EOD Indonesia
naik ke level 72 dari 190 negara yang disurvei, dari sebelumnya 106 pada 2015,
lalu 91 pada 2016. Dalam <i>Global
Competitiveness Index 2017-2018</i> juga menyebutkan bahwa birokrasi dan inefisiensi
menjadi tolok ukur perbaikan peringkat Indonesia yang naik dari posisi 41 ke
posisi 36.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Pada kondisi demikian, hadirnya kekuatan
auditif menjadi begitu penting dalam menjaga negara tetap berjalan dalam
koridor demi <i>sociale rechtvaardigheid</i>
sebagaimana ditegaskan Bung Karno dalam buku <i>Badan Pemeriksa Keuangan, Dalam Proses Perubahan UUD Tahun 1945</i>
terbitan 2012 itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Kekuatan auditif ini dimanifestasikan lewat eksistensi
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang hadir sejak 1 Januari 1947. Kehadiran BPK guna
<b>mengawal harta negara</b>. Hanya
saja, perjuangan BPK bukan tanpa rintangan. Di zaman penjajahan Belanda, BPK,
ketika itu bernama <i>Algemene Rekenhamer</i>,
hanya menjadi alat pemerintah. Begitu pula di zaman pra-kemerdekaan, fungsi BPK
masih sekadar tukang catat keuangan negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Ketika pemerintahan beralih ke Orde Lama di
bawah Presiden Soekarno, kendali pemerintah tetap ada. Presiden Soekarno kala
itu bertindak sebagai Pemeriksa Agung, sementara Ketua BPK hanya sebagai menteri
yang berada di bawah komando Presiden. Peranan BPK di masa Orde Baru pun direduksi.
Saat itu menjadi hal yang mustahil bagi BPK untuk memeriksa aset-aset utama sumber
dana pemerintah seperti Pertamina, BNI, dan bank-bank BUMN. Buku saku <i><a href="http://www.bpk.go.id/assets/files/otherpub/2017/otherpub__2017_1511750809.pdf" target="_blank">Mengenal Lebih Dekat BPK</a></i> mengungkapkan
bahwa laporan-laporan yang disajikan BPK tidak mencerminkan kondisi keuangan
negara yang sebenarnya, bahkan laporan tersebut juga haram dipublikasikan karena
menjadi dokumen rahasia negara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Hilangnya fungsi audit ini menyebabkan BPK ‘pincang’.
Korupsi pun akhirnya merajalela di zaman Orde Lama dan Orde Baru karena ketiadaan
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Padahal, syarat
penting tata kelola negara yang baik ialah transparansi dan akuntabilitas
keuangan negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Bagaimana mungkin menciptakan <i>sociale rechtvaardigheid</i> jika sang
pengawas dan pemeriksa keuangan dikebiri? Bagaimana rakyat bisa sejahtera kalau
anggaran negara bocor di sana sini, uang pajak disunat oleh oknum, dan kebijkakan
ekonomi pemerintah kurang tepat sasaran lantaran asimetris informasi berkaitan
dengan kondisi keuangan negara? Di sinilah peran BPK, memastikan bahwa pemerintah
melaksanakan kebijakan yang tepat sasaran demi mendorong pertumbuhan ekonomi,
dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Di tengah kondisi demikian, perbaikan dan
amandemen terus dilakukan sehingga sejak era Reformasi, setelah Orde Baru
runtuh tahun 1998, segala upaya memperkuat BPK semakin membuat lembaga ini kian
independen dan mandiri. Pada akhirnya posisi BPK benar-benar berdiri sejajar
dengan presiden lewat UU No.15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara dan UU No.15/2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Dua beleid tersebut tegas menetapkan kebebasan
dan kemandirian di bidang pemeriksaan. Artinya, BPK bebas dan mandiri menentukkan
objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan, menentukan waktu
dan metode pemeriksaan, serta menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan.
Semuanya bebas dan mandiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Sejak disokong regulasi yang kuat, kinerja
BPK positif dari tahun ke tahun. Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara dalam<a href="http://www.bpk.go.id/news/bpk-selamatkan-keuangan-negara-senilai-rp1370-triliun-pada-semester-i-tahun-2017" target="_blank">siaran pers</a> mengatakan hingga semester 1 2017, BPK berhasil menyelamatkan
keuangan negara mencapai Rp13,70 triliun. Jumlah itu berasal dari penyerahan
aset dan penyetoran ke kas negara, koreksi subsidi, dan koreksi <i>cost recovery </i>(pengembalian biaya
operasi di sektor migas). Selain itu, pada <a href="http://www.bpk.go.id/assets/files/ihps/2017/I/ihps_i_2017_1507002855.pdf" target="_blank">Laporan Keuangan</a> Pemerintah Daerah
(LKPD), juga terjadi peningkatan capaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
hampir sekitar 70% pada 2016.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Tak hanya itu, BPK juga memberikan 463.715
rekomendasi yang membuat pemerintah, BUMN/BUMD dan badan lainnya bekerja lebih
tertib, hemat, efisien, dan efektif. Dari seluruh rekomendasi itu, 320.136
rekomendasi atau 69% sudah ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi. Selama 4
tahun terakhir, atau sejak tahun 2013 sampai dengan 30 Juni 2017, BPK menerbitkan
laporan hasil pemeriksaan penghitungan kerugian negara sebanyak 120 kasus
senilai Rp10,37 triliun dan US$2,71 miliar atau ekuivalen dengan Rp46,56
triliun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Tentu saja, peran BPK jauh lebih luas dari
mencegah kebocoran korupsi. BPK juga sejatinya berperan dalam menopang kinerja
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Banyak keberhasilan penindakan KPK bukan hasil
kerja lembaga anti-rasuah itu semata, melainkan banyak temuan besar BPK yang
menjadi bahan bagi KPK menjalankan tugasnya, sebuah sinergi positif demi
keadilan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Berjalan baiknya kekuatan auditif melalui
kinerja positif BPK ini diharapkan mampu menciptakan tata kelola keuangan
negara yang sehat. Apalagi ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun membaik
meskipun belum mencapai level pertumbuhan yang sesuai dengan target APBN.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Kabar baiknya, di mata internasional, ekonomi
Indonesia masih dianggap salah satu yang bersinar. Tiga lembaga rating global
bahkan sudah menyematkan peringkat layak investasi (<i>investment grade)</i> yakni S&P, Moody's, dan Fitch Ratings.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Awal tahun 2018 ini, lembaga <i>rating</i> Japan Credit Rating Agency bahkan
meningkatkan peringkat utang Indonesia dari BBB- dengan <i>outlook</i> positif menjadi BBB dengan <i>outlook</i> stabil. Sebelumnya, tahun lalu, dalam survei kepercayaan
masyarakat <i>Gallup World Poll</i> atau <i>Government at a Glance 2017, </i>Indonesia
berada di posisi nomor satu untuk tingkat kepercayaan publik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif";">Semua sentimen positif tadi selayaknya tidak
hanya menjadi sebuah angka di atas kertas, melainkan mestinya menjadi amunisi
bagi para pemangku kebijakan pengelolaan negara untuk saling bersinergi,
termasuk BPK dalam menciptakan pengelolaan keuangan negara yang bersih dan
akuntabel.<span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-66889319163112343162018-02-07T02:20:00.003-08:002018-02-07T02:20:56.662-08:00"Incredible Love", Kisah Anak Hiperleksia di Pasar Modal<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw8hymywwTvfZIxbbMp-3nle8xtb0NpJaklWP5gWLTLmnV1r496oV5vfnwkhGjYSNKOyilrgGXyoPss6T-SLWbTB_HCWukQldka35y8mn4T0AP81a6kCp56AKM-Zk3z05VVE8lCCzHle8/s1600/hendra-martono-s-novel-5a607cd4cbe523481c6ff2f2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="527" data-original-width="760" height="276" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw8hymywwTvfZIxbbMp-3nle8xtb0NpJaklWP5gWLTLmnV1r496oV5vfnwkhGjYSNKOyilrgGXyoPss6T-SLWbTB_HCWukQldka35y8mn4T0AP81a6kCp56AKM-Zk3z05VVE8lCCzHle8/s400/hendra-martono-s-novel-5a607cd4cbe523481c6ff2f2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Novel perdana Hendra Martono</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Oleh Tahir Saleh</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hendra Martono memulai debutnya sebagai penulis fiksi Indonesia
dengan novelnya berjudul Incredible Love. Daya tarik buku ini begitu kuat meski
sampulnya amat sederhana. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dikatakan kuat lantaran latar belakang Hendra Martono atau
biasa disapa Pak Hokwan, adalah seorang analis, trader, investor, dan direktur
perusahaan sekuritas di Bursa Efek Indonesia.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Semenarik apa novelnya?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Novel setebal 250 halaman itu berkisah tentang seorang anak
berkebutuhan khusus atau berkemampuan berbeda, bernama Abinaya yang mengidap
hiperleksia, kelainan seorang anak yang mampu membaca secara cepat di usia dini
dan amat terobsesi dengan kode, huruf, dan angka, tapi sulit berkomunikasi
dengan baik. Dengan bimbingan dan cinta kasih sang ibu, Abinaya berhasil
menjelma menjadi seorang broker atau pialang saham paling andal di pasar modal.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dari sudut tema cerita, sebagai perbandingan, ada beberapa
novel yang mengulas soal autis, hiperleksia, disleksia, skizofrenia, atau
semacamnya. Tapi tak banyak buku fiksi di Indonesia atau bahkan dunia yang
mengupas seluk beluk dunia pasar modal dengan balutan cerita cinta yang
menarik. Yang ada di pasaran, hanya buku-buku non-fiksi jenis biografi atau
memoar tentang pasar modal yang kemudian difilmkan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Beberapa di antara buku non-fiksi itu sebut saja Too Big to
Fail karya jurnalis Amerika Andrew Ross Sorkin yang difilmkan pada 2011,
bercerita tentang krisis finansial 2008, termasuk bangkrutnya Lehman Brothers. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Buku lainnya yakni Rogue Trader, autobiografi karya Nick
Leeson yang difilmkan pada 1999. Ini buku yang ia tulis saat mendekam di
penjara karena kasus fraud, lalu difilmkan pada 1999. Kemudian ada buku Enron:
The Smartest Guys in the Roomyang ditulis dua reporter majalah Fortune, Bethany
McLean dan Peter Elkind, tentang skandal di balik bangkrutnya Enron, perusahaan
energi AS, pada akhir 2001.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ada juga novel American Psycho karangan penulis Amerika,
Bret Easton Ellis, 1991, tapi ini bukan drama cinta di pasar modal, melainkan
cerita seorang psikopat pembunuh yang juga seorang pebisnis di Wall Street (New
York Stock Exchange). </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan, barangkali yang memorable yakni buku memoar Jordan Ross
Belfort berjudul The Wolf of Wall Street (2007) dan memoar Chris Gardner berjudul The Pursuit of Happyness(2006),
keduanya juga difilmkan dan sangat menarik.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Di Indonesia, sepengetahuan saya, belum ada novel murni soal
pasar modal. Hanya ada satu dua novel yang menyinggung dunia keuangan dan pasar
modal seperti Pulang(2015) karya Tere Liye di mana porsinya cukup besar.
Lainnya barangkali Critical Eleven (2015) karya Ika Natasha, meski tidak
spesifik pasar modal.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Novel Incredible Love terbitan Januari 2017 sejauh ini
adalah yang pertama memadukan dua unsur tadi, cerita anak berkemampuan berbeda
dan pasar modal. Alasan ini yang memicu saya melahap buku ini lembar demi
lembar dengan segera.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Alur cerita novel ini mengalir dengan baik dan enak dibaca
mulai bab pertama hingga akhir. Tak banyak membuat kita akan berfikir atau
sesekali kembali ke halaman-halaman awal sekadar memastikan atau mengonfirmasi
teka-teki cerita sebagaimana kalau kita baca novel-novel berat macam Pramoedya
atau Eka Kurniawan. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jalan cerita yang sederhana itu yang membuat waktu membaca
novel ini tidak terlalu lama. Tentu ide cerita itu menjadi poin utama kelebihan
novel dengan gaya penulisan orang ketiga ini.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hendra cukup piawai memainkan deskripsi suasana dan sosok,
memilih diksi yang amat puitis termasuk mengutip sajak Sapardi Djoko Damono.
Meski kadang puitis, tapi Hendra cenderung memakai gaya bahasa keseharian, jadi
tak perlu membuka kamus Bahasa Indonesia untuk mencari tahu beberapa kosa kata
yang belum kita tahu. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Yang menarik, Hendra terampil memasukkan unsur nakal dan
humor dalam dialog-dialog tokoh utama sehingga pembaca kadang geli,
senyum-senyum sendiri.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Namun sebuah karya mana pun tentu ada celah yang bisa dikritisi,
begitu juga dengan novel ini. Sayang, novel ini tampaknya dipersiapkan kurang
matang dalam editing dan terlalu cepat baik dari sisi penceritaan maupun teknis
penulisan. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Banyak salah ketik (typo), salah orang saat dialog,
keterangan waktu belum jelas, dan pembaca seolah-olah bisa menebak ending
cerita sejak di bab awal karena penulis terlalu cepat 'menjahit' keterkaitan
antara tokoh utama, tokoh pembantu, dan antagonis sehingga kurang memberikan
sensasi twist.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hendra juga kurang mendramatisasi peristiwa, padahal ada
beberapa plot yang bisa dikembangkan untuk menguras lebih dalam emosi pembaca,
salah satunya di bab awal ketika ayah Abinaya meninggal.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Angle cerita pun berkembang menjadi beberapa kesimpulan:
pertama, kisah Abinaya, seorang pemuda hiperleksia yang sukses di pasar modal
dan dibalut dengan kisah cinta dengan Niken, sahabat kecilnya. Kedua, kisah
seorang pialang saham bernama Greg, rekan Abinaya, yang berhasil menjadi
seorang pialang paling ulung di Bursa Efek Indonesia dengan bantuan Abinaya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Satu kekurangan lain khususnya soal pasar modal. Bagi
pembaca yang kesehariannya berkutat di pasar modal tentu tak akan banyak
mengernyitkan dahi membaca istilah-istilah di novel ini. Tapi bagi pembaca yang
belum banyak mengenal dunia pasar modal pasti bingung. Apa itu go public, tugas
sekuritas, broker, banteng wulung, tickersaham, auto reject atas (ARA),
mekanisme perdagangan saham, dan istilah lainnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Meski begitu di luar kekurangan, novel ini menjadi karya
yang patut diapresiasi oleh insan sastra di Indonesia, apalagi cerita ini
terbilang baru dan mendorong masyarakat untuk berinvestasi sejak dini, nabung
saham. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ceritanya pun terinspirasi dari kehidupan masa kecil Hendra
Martono yang termasuk anak autis. Jadi, selain mendorong investasi saham, novel
ini memberi edukasi positif betapa anak yang memiliki kemampuan berbeda itu
harus dibimbing, diarahkan dengan baik sehingga mereka menemukan jati diri.
Faktanya, banyak orang-orang terkenal saat kecil termasuk autis, tapi berkat
arahan yang tepat dari orang tua akhirnya mereka bisa sukses.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Salut untuk Pak Hokwan yang masih bisa menelurkan karya
sastra bagus ini di tengah kesibukan sebagai direktur PT Henan Putihrai, salah
satu perusahaan sekuritas anggota bursa. Luar biasa Pak. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan kabar baiknya, novel ini akan segera difilemkan. Proses
syuting sudah dimulai sejak November 2017 yang digarap oleh Lingkar Film.
Lokasi syuting di Jakarta dan New York dengan bintang utama di antaranya Roy
Marten dan Ira Wibowo. Semoga film-nya sukses ya Pak. Amin</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><br /></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Words: 927</i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Dipublikasikan di <a href="https://www.kompasiana.com/tahersaleh/5a607d8e16835f66ae5335d3/incredible-love-kisah-anak-hiperleksia-di-pasar-modal" target="_blank">Kompasiana</a>, 18 Januari 2018</i></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-45901847112889131892018-02-07T02:18:00.001-08:002018-02-07T02:18:43.946-08:00Pak Mul, Terasing di Usia Senja<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh0Td1lKbubJlV63V7aVyzVWMPqYgP66aPZR42BUr7jH6IcUISgEVfEkua6y0XWUfo5xny8AvzEqdGdwD6Uq1uGW3y32QF5Ch2SR89CQGlpGmt3z_qQClvGDcnMtWzh7gpWZdBtRculAM/s1600/pak+mul.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="542" data-original-width="760" height="285" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh0Td1lKbubJlV63V7aVyzVWMPqYgP66aPZR42BUr7jH6IcUISgEVfEkua6y0XWUfo5xny8AvzEqdGdwD6Uq1uGW3y32QF5Ch2SR89CQGlpGmt3z_qQClvGDcnMtWzh7gpWZdBtRculAM/s400/pak+mul.jpeg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Pak Mul</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Oleh Tahir Saleh</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Kalau inget yang dulu-dulu, bisa stroke saya,"
kata Mulyono, kakek 80 tahun yang masih menjajakan kopi keliling dengan sepeda
di suatu siang, Kamis 11 Januari, di depan Kementerian Dalam Negeri, Jalan
Merdeka Utara, sepelemparan batu dari Istana Negara, Jakarta.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Deretan-deretan nostalgia hidup seketika bermain di dalam
benaknya, kenangan saat harmonis bersama keluarga, juga memori terpahit dalam
hidupnya: istri diketahuinya serong dengan saudara tirinya sendiri.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Peristiwa pahit itu yang kemudian memaksanya mengambil
keputusan berani dan nekat hijrah ke Ibu Kota, tanpa uang cukup, tanpa saudara,
dan tanpa harapan. Dan meski ia tidak menangis saat bercerita, matanya mulai
berkaca dengan perasaan terasing seperti ini. Hidup seorang diri dijalani saja
dengan apa adanya kendati sebetulnya dia memiliki lima orang anak dan dua cucu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Masih kuat mengayuh sepeda Pak?"</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Iya masih, tiap hari saya di sini [Merdeka Utara],
mulai jam 4 biar enggak dirazia Tantrib."</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Lah kalau pagi dan siang ngider ke mana Pak?"</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Di pasar baru saja."</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saban hari, dengan berdagang kopi keliling---orang-orang
mengenal pekerjaan ini sebagai penjual Starling atau Starbuck Keliling---dia
memperoleh uang paling banyak Rp50.000 jika dagangan ramai, sebaliknya kalau
sepi hanya sekitar Rp20.000. Duit segitu tentu saja tak bakal cukup memenuhi
kebutuhan hidup, apalagi biaya kontrakannya di Mangga Besar bisa mencapai
Rpp800.000 per bulan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Untuk hemat, dia terpaksa makan hanya sekali sehari, hanya
di siang hari di Warteg langganan dekat dengan Stasiun Juanda. Jika malam hari
perut terasa lapar, dia menyeduh kopi dan menyeruputnya seakan-akan itu makanan
terenak malam itu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Kopi Indocafe bikin kenyang, kalau Luwak [White
Coffee] kurang," katanya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pantas saja dia sangat kurus, tulangnya sudah tampak
menyembul, membentuk garis-garis di kemeja batik yang dikenakan sore itu. Bapak
tua yang malang.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Anak-anak Bapak ke mana Pak?"</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Ada di Jakarta dua orang, satu punya kios di deket
Senen, satu lagi di Jakarta Timur."</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqOYVSb1CMCvsurOa12opsvY5wX1dkC66PU4Bb-Nc8suui90e-8TOxLxwOYBlBgJCXWeosR_xugSglR4pgHFsiqnJr2DS7iecyhzwG8iwgjhrgcv6KZ0CbQqpjjkUz9fb281Xnidq47tY/s1600/pak+mul+2.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="466" data-original-width="700" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqOYVSb1CMCvsurOa12opsvY5wX1dkC66PU4Bb-Nc8suui90e-8TOxLxwOYBlBgJCXWeosR_xugSglR4pgHFsiqnJr2DS7iecyhzwG8iwgjhrgcv6KZ0CbQqpjjkUz9fb281Xnidq47tY/s400/pak+mul+2.jpeg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Pak Mul dengan sepedanya</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Entah apa salah Pak Mul sehingga anak-anaknya tak pernah
memperhatikannya. Setua ini beliau masih memeras keringat, mengayuh sepeda
untuk menjual kopi. Di usia 80 tahun, barangkali mestinya dia sedang
bermain-main bersama cucu, di rumah, bersama keluarga. Tapi faktanya, dia di
sini, dengan tersenyum menyapa, duduk membuatkan kopi panas di gelas air
mineral untuk saya sore ini.</div>
<div class="MsoNormal">
Pilihan hidup seperti ini dilakoninya semata-mata untuk
bertahan hidup dengan cara yang halal, tanpa mau menggantungkan nasib dan
meminta-minta pada dua anaknya yang bisa dbilang hidup berkecukupan di Ibu Kota
ini.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kebaikan hidup masih ia peroleh dari orang-orang di
sekitarnya, yang bukan saudaranya sendiri. Masih ada orang baik ketika sepeda
satu-satunya raib saat tertidur dan beberapa ibu-bu PNS di Kementerian Dalam
Negeri memberinya uang untuk membeli sepeda bekas. Atau pemilik sebuah gedung
di dekat Kios Es Krim Ragusa, deket Hotel Sriwijaya, yang memperbolehkan tempat
security gedung itu sebagai hotel bagi Pak Mul, setiap malam, karena dia sudah
tak sanggup membayar kontrakan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Baginya, hidup dijalani saja, apa adanya, dan tetap
bersyukur.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Words: 462</i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Dipublikasikan di <a href="https://www.kompasiana.com/tahersaleh/5a5b638adcad5b42c94e0062/pak-mul-terasing-di-usia-senja" target="_blank">Kompasiana</a>, 14 Januari 2018</i></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-12452509281319792972018-02-07T02:14:00.001-08:002018-02-07T02:14:19.375-08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_-VJ7sJWTHNwuha_0Ab6lO3myOm9_TKp177irZHkftRg9SqUdbtoQ3coo0Q3mKWpP3EPObXVIzdTp0fPxdwqa1WIj_8lUbx1y3aFQ6wnkQTJJarENIj1J9BT6KSHvZIuy1XftOd6YiDw/s1600/lippoCikarang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="522" data-original-width="765" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_-VJ7sJWTHNwuha_0Ab6lO3myOm9_TKp177irZHkftRg9SqUdbtoQ3coo0Q3mKWpP3EPObXVIzdTp0fPxdwqa1WIj_8lUbx1y3aFQ6wnkQTJJarENIj1J9BT6KSHvZIuy1XftOd6YiDw/s400/lippoCikarang.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>www.propertyandthecity.com</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Oleh Tahir Saleh</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pada mulanya, Cikarang---daerah yang berjarak sekitar 45 Km
dari Jakarta---adalah kawasan di ujung Bekasi yang tandus, kering, dan
berbukit-bukit. Lokasinya yang jauh membuat tak banyak perusahaan properti
melirik lahan di sana untuk dikembangkan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Adalah Grup Lippo yang menjadi salah satu pengembang yang
melihat potensi di wilayah di Kabupaten Bekasi itu. Setelah Lippo Karawaci
masuk melalui PT Lippo Cikarang Tbk (anak usaha Lippo Karawaci), barulah
pengembang lain mulai ikut mengembangkan Cikarang menjadi kota perdagangan
industri, seperti Kota Deltamas (grup Sinarmasland, residensial pertama tahun
2002), PT Cowell Development Tbk dan PT PP Properti Tbk (anak usaha PT PP Tbk).</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sebetulnya sudah ada Kawasan Industri Jababeka milik PT
Kawasan Industri Jababeka Tbk sejak tahun 1989, tapi geliat residensial baru
tampak semarak setelah hadir Lippo Cikarang dan kini Cikarang menjadi kawasan
bisnis, kota mandiri yang juga memacu perkembangan di wilayah sekitarnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Setelah Lippo membangun perumahan elite di sana dan merilis
proyek residential baru yakni Orange County pada 2015 (megaproyek terintegrasi
seluas 322 hektare), Grup Lippo memulai megaproyek Meikarta yang di Desa
Cibatu, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi. Rencananya Meikarta akan
dialokasikan untuk pembangunan perumahan, taman, tower dan sarana lain seperti
universitas, dan lain-lain dengan lahan yang disiapkan 130-140 hektare dan
bakal berkembang sampai 500 hektare.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kendati saat ini proyek Meikarta tengah menjadi perbincangan
publik soal izin, tapi proyek senilai Rp278 triliun ini menurut James Riady,
CEO Lippo Group, dalam situs resmi Meikarta, berpotensi mengalahkan DKI
Jakarta, karena memang disiapkan menjadi pusat perekonomian terbesar di
Nusantara.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Titik balik</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Namun jauh sebelum Meikarta dicanangkan, titik balik bisnis
Lippo di Cikarang sebetulnya terjadi pada tahun 1990, ketika Presiden Soeharto
berkuasa di bawah era Orde Baru. Seperti diceritakan Mochtar Riady, pendiri
LippoGroup, dalam buku otobiografinya terbitan Kompas tahun 2016 berjudul
"Manusia Ide, Mochtar Riady", pada tahun 1990 itu terjadi masa
penyesuaian ekonomi, tingkat suku bunga tinggi, ekonomi lesu, inflasi tinggi,
dan banyak perusahaan mulai kesulitan modal. Kondisi yang tidak kondusif ini
memicu tingkat kredit macet perbankan tinggi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam kondisi demikian, LippoBank, yang dikendalikan James
Riady, putra Mochtar Riady, terpaksa mengambilalih tiga bidang tanah yang
sangat luas sebagai barang sitaan kredit macet. Lahan tersebut berlokasi di
luar Jakarta, dua bidang tanah yang tandus dan kering berada di timur Jakarta
(Cikarang) berjarak sekitar 45 Km, dan satu bidang lagi di barat Jakarta
(Karawaci), berjarak 25 km dari Jakarta dengan kontur yang sama: kering,
gersang, tanpa tumbuh-tumbuhan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Tiga bidang lahan seluas 70 Km persegi itu mau
diapakan? Masih menjadi tanda tanya besar bagi saya," begitu kata Mochtar
Riady dalam buku setebal 336 halaman yang diedit oleh Tandjung KT itu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Untuk mencari solusi bagaimana memanfatakan tiga lahan
seluas itu, salah satu orang terkaya di Indonesia itu pergi ke beberapa kota
maju di Asia seperti Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Taipe, hingga Shenzen.
Nah di Shenzen-lah dirasa kondisinya mirip dengan tanah hasil sitaan kredit
macet itu, untuk dikembangkan menjadi kawasan perdanganan dan perumahan elite.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Seperti kita ketahui tanah pertama di Karawaci kini
berkembang menjadi kota mandiri yang begitu apik, nyaman, aman, dengan berbagai
fasilitas modern. Setelah itu Lippo Karawaci mengembangkan lahan kedua di
Cikarang lewat anak usahanya, Lippo Cikarang.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Di sana, pemilik awal sebetulnya ingin membangun kawasan
industri seluas 5.000 hektare, tapi karena terjadi resesi 1991, rencana itu pun
kandas, lahan akhirnya diteruskan Lippo Group untuk membangun kawasan
industri. Tahap pertama, mereka mengalokasikan
1.200 hektare dan dibagi menjadi 4 area. Area pertama, bekerja sama dengan
Sumitomo Group dari Jepang (Kawasan EJIP), kedua bekerja sama dengan Hyundai
(BIIE) dari Korea, lahan ketiga menggandeng pengusaha Taiwan, dan keempat
dikelola oleh Lippo sendiri dan dijual kepada pengusaha industri lokal.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Cikarang..., lahannya kumuh dan tandus yang hanya
digunakan sebagai tempat pembakaran bahan genteng rumah," kata Mochtar.
Kini, katanya, Cikarang menjadi kawasan indusrial park yang tertata rapi,
kawasan terpadu antara area industri, perumahan elite, pusat perbelanjaan,
sarana pendidikan dan olahraga, dan kesehatan.
Bahkan Grup Lippo juga menghibahkan sejumlah lahan ke pemda supaya
memindahkan kantor pelayanan di Cikarang guna meningatkan kualitas kawasan.
Tahun 2016, harga tanah di cikarang sudah mencapai US$500 per meter persegi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lahan ketiga, tepatnya berlokasi di 14 Km sebelah Cikarang,
yakni di Karawang dengan 500 hektare. Lahan itu lebih parah lagi karena tak
hanya tandus, kering, berbukit, tapi juga terpencil. Kita tahun lahan yang
tandus, berbukit, dan terpencil itu kini 'disulap' menjadi San Diego Hills
Memorial Park tahun 2007. Taman itu terinspirasi dari tempat pemakanan Taman
Rose dan Forest Lawn Memorial Park and Mortuaries di California, AS. San Diego
ini menjadi taman makam pertama di dunia dengan fasilitas terlengkap (musola,
lapangan golf, jogging track, restoran Italia, gerung serbaguna, danau seluas 8
hektare )dan tentu aja area pemahaman untuk 5 agama (Islam, Katolik, Kristen,
Budhha, dan Konghucu).</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Inspirasi San Diego ini idatang saat keluarga Mochtar
berziarah di pemakaman leluhur di Malang, Jawa Timur. Tanah pekuburan seluas 10
hektare tersebut penuh rumput liar, dan binatang kecil, tak terurus dan
menyeramkan. Itu sebabnya pemakaman keuarga ingin dipindahkan ke Jakarta, tapi
tak menemukan lahan pas. "Saya terfikir untuk memanfaatkan 500 hektare
lahan di Karawang itu sebagai taman makan yang angun dan indah," cerita
Mochtar.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saat ini, jika kita ke Cikarang, daerah tersebut bukan lagi
Cikarang sebelum tahun 1990 yang kurang dilirik, tapi denyut nadi perekonomian
di sana kini sudah demikian hidup. Tak disangka, dari tiga lahan hasil sitaan
kredit macet itulah menjadi titik balik bisnis properti Grup Lippo di Cikarang
yang terus dikembangkan hingga hari ini.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Krisis ekonomi tahun 1991 justru membawa keuntungan bagi
Grup Lippo, "di mana ada krisis, di situ ada peluang," tegas Mochtar.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Akhir tahun 2016, mengacu laporan keuangan Lippo Cikarang
2016, pendapatan perseroan tembus Rp1,54 triliun dengan laba bersih Rp540
miliar. Akhir 2016, laporan keuangan juga mencatat perseroan berhasil membangun
lebih dari 14.000 hunian, dengan 50.720 populasi dan 484.300 orang yang bekerja
tiap hari di 993 perusahaan manufaktur di kawasan industri Lippo Cikarang.
Dengan adanya jalur LRT tahun 2018, Cikarang tentu bakal lebih menarik lagi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><br /></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Words: 961</i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Dipublikasikan di <a href="https://www.kompasiana.com/tahersaleh/59997e6cc215ef2354230782/kenapa-lippo-fokus-ke-cikarang" target="_blank">Kompasiana</a>, 20 Agustus 2017</i></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-76922999749796967412018-02-07T02:06:00.001-08:002018-02-07T02:08:43.921-08:00Belajar Foto dari Om Arbain<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDGlUTSuIDU87qM_3I5gS4UAnR6FMCkZ2OC3Jg1C2hWW9tKqIG_sUztIwlOEsQTDNAYC97eehTAyJDG6AumHDQTfY1RM4Hv4PgB-PsGq7T5oCIFZnVe6R7fhDIGJJfo4iC2k_svF3Wm24/s1600/arbain_rambey_box+diaryfotografer.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="320" data-original-width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDGlUTSuIDU87qM_3I5gS4UAnR6FMCkZ2OC3Jg1C2hWW9tKqIG_sUztIwlOEsQTDNAYC97eehTAyJDG6AumHDQTfY1RM4Hv4PgB-PsGq7T5oCIFZnVe6R7fhDIGJJfo4iC2k_svF3Wm24/s1600/arbain_rambey_box+diaryfotografer.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Arbain Rambey, foto: Darwis Triadi, source: diaryfotografi</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Oleh Tahir Saleh</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pecinta fotografi Tanah Air pasti familiar dengan nama ini:
Arbain Rambey, fotografer senior harian Kompas. Follower Instagram-nya sudah
tembus 89,6 ribu orang, termasuk saya. Rekam jejaknya sudah tak diragukan lagi,
memotret di seluruh wilayah Nusantara hingga mancanegara. Foto-fotonya juga
mendapat penghargaan dari dalam dan luar negeri, pernah juara tunggal Festival
Seni Internasional Art Summit 1999, dan medali perunggu 2 tahun berturut-turut
pada Lomba Salon Foto tahun 2006 dan 2007. Bahkan salah satu buku karya fotonya
yakni 'Indonesia, Mist of Time' bisa terbitkan oleh Waterous & Co. di
London tahun 2005.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jika melihat latar belakang pendidikan formal, pria
kelahiran Semarang, 2 Juli 1961, ini adalah lulusan Teknik Sipil ITB tahun
1988. Tapi passion-nya di bidang fotografi mengantarkannya menjadi salah satu
publik figur di ranah fotografi Tanah Air. "Ini hobi yang menghasilkan
[uang]," begitu selorohnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Segudang prestasi nyatanya tak membuat Arbain menyimpan
ilmu, tapi dibagi dengan penyuka fotografi lainnya. Beberapa pekan lalu saya
mengikuti workshop fotografi Om Arbain---panggilan akrab beliau di jagad
Instagram---yang digelar Bursa Efek Indonesia (BEI). Temanya "Pasar Modal
dalam Lensa". Workshop ini digelar sebagai salah satu rangkaian acara
ulang tahun ke-25 tahun BEI yang diperingati setiap 13 Juli. Jadilah saya ikut
workshopsekitar 3 jam itu karena rasanya sayang dilewatkan, kapan lagi dapat
ilmu plus makan siang, gratis.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHJV1L6XBsQe0u5jrqKl-PH43lHG4MPg3QKFEC_im5ekjvZTplL9wWa2Lzhh61xbg8HU8pBcvBZlBuTb25Kn4CWlzKIQ0hEEJXB057JXgtiyw3tvx_ui7Or_yfHwWOPyAM_BsEaZMUe-E/s1600/tsunami-flores-arbain-597b13eb7460f0713a6414d2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="401" data-original-width="600" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHJV1L6XBsQe0u5jrqKl-PH43lHG4MPg3QKFEC_im5ekjvZTplL9wWa2Lzhh61xbg8HU8pBcvBZlBuTb25Kn4CWlzKIQ0hEEJXB057JXgtiyw3tvx_ui7Or_yfHwWOPyAM_BsEaZMUe-E/s320/tsunami-flores-arbain-597b13eb7460f0713a6414d2.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Pantai Ende, Tsunami Flores, 1992. Sumber: Twitter Arbain</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Arbain adalah fotografer senior yang punya kemampuan sama
baiknya antara memotret dan menulis, dia fotografer dan wartawan. Kemampuannya
terbukti ketika tahun 1992, saat bencana tsunami mengguncang Flores, kampung
halaman saya di Nusa Tenggara Timur, Om Arbain memotret di Ende dan menulis
reportasenya di Kompas. Saat itu saya masih kecil dan menjadi korban selamat
dari tsunami Flores itu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lantaran Arbain lulusan teknik sipil ITB, maka features-nya
tentu menjadi lebih mendalam karena lewat ilmu dari bangku kuliah teknik sipil,
dia sangat memahami struktur bangunan, bagaimana sebuah bangunan rusak terkena
gempa bumi. Kemampuan mumpuni dari foto dan tulisan juga ditunjukkan ketika ia
melakukan reportase peristiwa 911, serangan yang merubuhkan menara kembar WTC
di New York City, pada 11 September 2001.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tahun ini, usianya sudah 56 tahun. Tapi biar sudah 'senior',
usia justru tak membuatnya menghindari aktivitas yang sangat berhubungan dengan
kaum millenial, medsos. Biasanya banyak kaum baby boomers belum intens
menggunakan medsos. Tapi Arbain punya akun medsos, mulai dari Twitter,
Facebook, hingga Instagram dengan followers puluhan ribu---memang masih kalah
dari Ayu Tingting, artis dengan followers Instagram terbanyak di Indonesia
mencapai 21,2 juta.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Gara-gara perbedaan usia yang sangat jauh dengan para
fotografer muda ini, suatu kali Om tidak dikenali saat datang ke sebuah acara
fashion show. Om ternyata datang telat, dan merasa tidak enak sehingga memilih
tempat memotret di pojokan. Hal wajar bila para forografer muda belum
banyak familiar dengan wajah aslinya.
Untung ada seorang fotografer senior melihat Om berdiri di pojokan karena tak
mendapat space untuk memotret. Tiba-tiba si kawan itu berteriak, "Eh, orang itu sudah motret jauh sebelum
kalian lahir,....... kasih jalan woi," teriak si fotografer senior. Semua
minggir, akhirnya memberi tempat bagi Om.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kunci penting dalam memotret</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sebetulnya materi yang dibawakan Arbain tidak njelimet, justru
menarik meskipun waktunya terlalu singkat. Mestinya ditambah jam dan langsung
praktek...heheh. Materinya slide powerpoint-nya hanya beberapa lembar dengan
tulisan kapital. Presentasinya lebih banyak menampilkan contoh-contoh di folder
leptop. Jadi kita bisa tahu, mana foto yang bagus, foto yang indah, foto yang
menarik, foto yang berbicara, dan beberapa foto dengan komposisi yang salah.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Melihat contoh foto ini menjadi penting karena ternyata
antara foto bagus, foto indah, dan foto menarik itu berbeda. Bagi para
fotografer profesional, ini sudah pengetahuan umum, tapi bagi saya yang baru
menyukai fotografi, ini jadi informasi baru. Saya jadi malu sendiri melihat
foto-foto yang asal saya posting di Instagram pribadi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3FK_ed1j9A_urOH44gOfMXGxIf7ddfTd_HTDOBmyCcyrAA1nQtWxdY1LQ9AcJKWzXGP77KlfCGtO4pw1oKeyDn8hgio-oEkxn2HfRXfCvrsOYB8J9jQeS6HiA4ocTJpCwnwT86A-_6so/s1600/materi+arbain.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="419" data-original-width="700" height="191" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3FK_ed1j9A_urOH44gOfMXGxIf7ddfTd_HTDOBmyCcyrAA1nQtWxdY1LQ9AcJKWzXGP77KlfCGtO4pw1oKeyDn8hgio-oEkxn2HfRXfCvrsOYB8J9jQeS6HiA4ocTJpCwnwT86A-_6so/s320/materi+arbain.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Materi Arbain</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Foto bagus adalah foto yang sesuai dengan target
pembuatannya, misalnya seorang fotografer diminta membuat foto dengan target
atau permintaan tertentu. Foto yang indah adalah foto yang menyenangkan untuk
dilihat. Adapun foto yang menarik adalah foto yang lebih memancing untuk
dilihat ketimbang foto lain meskipun belum tentu foto tersebut lebih indah.
Nah, foto yang berbicara adalah foto yang bisa langsung dimengerti oleh yang
melihat, bahkan tanpa caption.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dari hampir 3 jam workshop, ada catatan yang ingin saya bagi
di sini terutama bagi kawan-kawan yang masih baru di bidang fotografi, termasuk
saya. Materi ini pun tentu sudah dipelajari para peserta workshop Om Arbain
sebelumnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut Arbain, ada empat unsur penting dan diperlukan untuk
membuat sebuah foto yang bagus, indah, menarik, dan berbicara. Empat unsur foto
tersebut yakni teknis, posisi, komposisi, dan momen.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pertama, teknis ini lebih pada kemampuan dasar seperti
pemahaman ISO atau tingkat sensitifitas sensor terhadap cahaya, aperture atau
bukaan, dan shutter speed atau kecepatan rana.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Soal teknis, tidak perlu kita bahas di sini, Anda bisa
belajar sendiri, membaca bagaimana teknis, dari mulai ISO dan lainnya, tapi
yang penting lagi adalah 3 unsur berikutnya," katanya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jadi, apapun jenis kamera yang kita pakai, hanya membantu
secara teknis, sementara tiga unsur lainnya lebih dominan dan terus dilatih
dengan pengalaman, melihat hasil foto orang dari media, internet, dan latihan. Banyak kamera canggih saat ini sudah
menyediakan dengan baik fitur sehingga persoalan teknis menjadi lebih mudah.
"Saya fotografer profesional, tapi saya auto kok, biar kamera yang saya
suruh kerja," katanya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kedua, posisi. Di fotografi jurnalistik, foto sudah jadi
sebelum difoto. Maksudnya adalah, angle (sudut pengambilan) gambar sudah diatur
atau dikonsep akan seperti apa foto itu nantinya. Di Kompas, semua fotografer
diharuskan membuat sketsa terlebih dahulu sebelum terjun. Ketika almarhum mantan
Presiden Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 dan almarhum ustaz Jefri Al
Buchori pada 23 April 2013, fotografer yang bertugas membuat sketsa terlebih
dahulu. Jadilah foto ratusan ribu pelayat mengangkat keranda dua orang yang
sangat dihormati itu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Posisi di sini juga berarti mencari angle yang pas. Untuk
mendapat foto seperti angle yang disketsakan, pembidik kamera perlu mencari
posisi yang tepat. Salah posisi, target foto yang diincar tak bakal bisa
terealisasi, atau hasilnya kurang maksimal.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dulu, waktu memotret Sidang Umum MPR zaman Presiden
Soeharto, ada satu posisi favorit Arbain di ruang sidang. Jadi sejak subuh, Om
sudah mangkal di posisi itu. Bahkan dia sampai menyimpan beberapa botol kosong
buat menadah (maaf) air pipisnya. Sedikit saja meleng ke kamar mandi, sudah ada
fotografer lain yang siap mencaplok tempat kita.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Jadi malem hari, istri saya suka beli tuh beberapa
botol selai yang besar ujungnya, lalu dikosongin selainya. Besok paginya saya
bawa. Abis sidang biasanya si OB gedung bawa banyak botol, isinya warna kuning
[air pipis] fotografer."</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBe4NOpVQyO5XTW81plaSD1L1XAUOEIx-pz0mM8gJ2LBA75AwBsMqgiA3z0vGtjA6qSnBFDNkgb-etbK6z_u6SDE7yQDaCTVd6IWcjQk-t-bNAw-R85pUKaRnyrNNi1HRR1U03NShj3KI/s1600/materi+arbain2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="708" data-original-width="700" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBe4NOpVQyO5XTW81plaSD1L1XAUOEIx-pz0mM8gJ2LBA75AwBsMqgiA3z0vGtjA6qSnBFDNkgb-etbK6z_u6SDE7yQDaCTVd6IWcjQk-t-bNAw-R85pUKaRnyrNNi1HRR1U03NShj3KI/s320/materi+arbain2.jpg" width="316" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
Konsentrasi angle ini menjadi perhatian Arbain saat
pelantikan Presiden Jokowi 20 Oktober 2014. Kompas setidaknya menurunkan hingga
18 fotografer. Ada yang posisinya di balkon ruang sidang DPR-MPR, di luar, di
dalem, di jalanan (untuk memotret aktivitas masyarakat yang menyaksikan, di
shelter busway, di jembatan penyebrangan dan posisi lainnya). Ini hanya untuk
mendapatkan foto headline yang berbeda dengan media lain. Hasilnya, foto Jokowi
mengangkat kedua tangannya ke atas.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ketiga, komposisi. Tak ada kewajiban fotografer menempatkan
objek di posisi tertentu untuk mendapatkan komposisi yang pas. Dari depan bisa,
samping, dari atas, dan lainnya tergantung mata dan taste si fotografer.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Salah satu kunci untuk memahami komposisi yakni membuat
konsep sebelum memotret. Dengan begitu, akan lebih mudah kita memilih posisi
yang pas supaya mendapatkan target foto yang kita inginkan. "Komposisi tak
bisa otomatis, dan sangat menentukan bagus tidaknya sebuah foto. Membuat
komposisi yang baik cuma ada tiga cara, berlatih, berlatih dan berlatih."</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWle_ko8YScZJ_oniBljE4_iUENwGwafxo5VCjbTgHjvOUSJgIapYL3d6eT_zi6rkdqbHzPS2L7DhdkLfL5G-css6Xoh9QHAFwhcB0011qTropR1UGyJqjJaVbzSb0uk4LEU6Hjh4rnS8/s1600/susi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="700" data-original-width="700" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWle_ko8YScZJ_oniBljE4_iUENwGwafxo5VCjbTgHjvOUSJgIapYL3d6eT_zi6rkdqbHzPS2L7DhdkLfL5G-css6Xoh9QHAFwhcB0011qTropR1UGyJqjJaVbzSb0uk4LEU6Hjh4rnS8/s320/susi.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Susi Susanti, foto: Kartono Riyadi</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Keempat, momen. Untuk materi ini, Arbain memberi contoh foto
Susi Susanti yang sedang menangis saat meraih medali emas tahun 1992. Foto itu
adalah satu karya monumental dari fotografer Kompas,almarhum Kartono Riyadi,
berjudul "Air Mata Emas". Foto itu diambil saat Susi berlinang air
mata di arena Olimpiade Barcelona 1992. Tapi akhirnya foto yang dipakai Kompas
adalah foto Kartono dengan angle Susi mengangkat bunga di tangannya sambil
tersenyum. Pertimbangannya Indonesia meraih emas baik dari Susi maupun Alan
Budikusuma dari cabang bulutangkis tunggal putra dan putri, sehingga raut wajah
bahagia yang mestinya ditampakkan ke media.</div>
<div class="MsoNormal">
Momen yang tak bisa diulang itulah yang membuat foto Susi
sangat bernilai tinggi. Sampai sekarang kalau melihat foto itu, rasanya
terharu, sangat. Ketepatan momen itu, seperti diistilahkan oleh fotografer
Henri Cartier-Bresson dengan the decisive moment, itu menjadi pembeda antara
foto yang baik, berbicara, indah, mengesankan, dan foto yang gagal.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan arahan dari Om Arbain, jujur saya jadi semmakin
semangat memotret.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Trims ya Om ilmunya.....</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Words: 1.352, dipublish di <a href="https://www.kompasiana.com/tahersaleh/belajar-foto-dari-om-arbain_597b165e7b0b8722720a6972" target="_blank">Kompasiana</a>, 28 Juli 2017</i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-45246679548518924382018-02-07T01:56:00.001-08:002018-02-07T02:09:30.011-08:00Apa Saja Buku-buku Pilihan Prof Sumitro Djojohadikusumo?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLxqHxt1Ixsvx_FLBiVzCh9nr2jpgPEeny0us-WXGvLwUz26H6jDbG9EZvQ9RpEIFEDq5xtzIKcduaxqBm2BfehMBkNfd7eUPSvQmiNYf7GDAkNDxSfbDLpAzMOvg74OB16LXj2u15-To/s1600/sumitro+profilbos+com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="506" data-original-width="760" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLxqHxt1Ixsvx_FLBiVzCh9nr2jpgPEeny0us-WXGvLwUz26H6jDbG9EZvQ9RpEIFEDq5xtzIKcduaxqBm2BfehMBkNfd7eUPSvQmiNYf7GDAkNDxSfbDLpAzMOvg74OB16LXj2u15-To/s400/sumitro+profilbos+com.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Prof. Sumitro, source: profilbos.com</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Oleh Tahir Saleh</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Saya adalah korban dari apa yang pernah disebut
Clifford Geertz dalam makalah pendeknya sebagai sindrom terlalu sibuk, sebab
sibuk mengangkat status sosial." Begitu seorang Sumitro Djojohadikusumo
memulai tulisannya soal betapa di tengah kesibukan yang begitu padat, ia masih
bisa meluangkan waktu bercerita tentang pemikiran ekonominya. "Sebetulnya
saya tak terlalu setuju dengan Geertz, tapi dalam hal ini dia benar,"
katanya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Profesor Sumitro Djojohadikusumo, lahir di Kebumen, 29 Mei
1917. Semua ekonom Indonesia, apalagi alumnus Universitas Indonesia, tentu
mengenal Profesor Sumitro, salah seorang arsitek utama kebijakan ekonomi
Indonesia pasca-kemerdekaan. Tapi ekonom-ekonom muda ada juga yang belum sempat
mendapat asupan ilmu dari Profesor Sumitro yang meninggal pada 9 Maret 2001 di
usia 83 tahun ini.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Banyak muridnya berhasil menjadi menteri pada era Presiden
Soeharto, sebut saja JB Sumarlin, Ali Wardhana, dan Widjojo Nitisastro. Sumitro
ialah ayah dari mantan Danjen Kopassus dan pendiri Partai Gerindra, Prabowo
Subianto; ayah mertua dari mantan Gubernur Bank Indonesia Soedradjad
Djiwandono; dan besan dari Soeharto.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Buku dan Buah Pemikiran</div>
<div class="MsoNormal">
Dalam tulisannya untuk Profesor Thee Kian Wee, demi
keperluan buku Pelaku Berkisah Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an,
terbitan Kompas, Desember 2005, Prof. Sumitro bercerita sangat apik bagaimana
proses tahapan berpikirnya bermula, apa saja asupan buku yang dia baca sehingga
mampu menopang landasan pemikiran ekonominya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ketika Soekarno masuk penjara untuk kedua kalinya tahun
1935, lalu dibuang ke Flores, dan diasingkan ke Bengkulu, Sumitro muda baru
lulus Hogere Burgerschool (HBS) atau Sekolah Menengah Atas Belanda. Ayah
Sumitro seorang pegawai negeri golongan menengah atas, jadi Sumitro punya
kesempatan belajar di sekolah Belanda. Tidak semua pribumi beruntung seperti
dia. Ayahnya, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, dikenal sebagai pendiri Bank
Negara Indonesia tahun 1946.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Setelah lulus HBS, Sumitro masuk perguruan tinggi. Di zaman
itu, belum ada namanya beasiswa seperti sekarang, hanya ada dana belajar. Tapi
dana belajar itu bisa didapat dengan catatan siswa tersebut harus masuk tentara
atau menjadi "Indolog" di Leiden. "Saya sama sekali tak ingin
melakukan itu, sebab berarti saya nanti bekerja untuk Belanda," ceritanya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Itu sebabnya, sang ayah, dengan pengorbanan yang besar,
mengirim Sumitro ke Rotterdam, Belanda, untuk belajar di Sekolah Ilmu Ekonomi.
Tahun 1935, itu berati umurnya baru 18 tahun, sebelia itu sudah menempuh ilmu
ekonomi di Belanda. Benar-benar inspiratif.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Awalnya Sumitro tidak tertarik pada ekonomi. Dia justru
lebih suka filsafat dan sastra. "Sekiranya saya tahu ada (jurusan) Ilmu
Politik, Filsafat, dan Ilmu Ekonomi di Oxford University, saya kira saya akan
mencoba mempelajarinya," katanya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kenapa Sumitro suka sastra dan filsafat?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Salah seorang penulis yang berpengaruh menggiring minatnya
ke ranah sastra ialah Andre Malraux, penulis Perancis yang pernah menjadi
Menteri Kebudayaan Prancis tahun 1958. Dua karya yang menjadi favorit Sumitro
adalah roman berjudul Les Conquerants yang mengambil latar di Timur jauh tahun
1928 dan roman La Condition Humaine (terbitan tahun 1933) yang hampir merupakan
karya klasik dan berlatar belakang Perang Saudara Spanyol. Malraux sebenarnya
beraliran sosialis dan komunis, jadi sejak belia Sumitro sudah menjejal dirinya
dengan roman klasik beraliran sosialis dan komunis.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ketika usia belasan ini, Sumitro sudah melahap buku autobiografi
Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri pertama India, yang ditulis tahun 1936 ketika
Nehru di penjara. "Semua karya itu menimbulkan kesan mendalam pada diri
saya. Saya mencoba merenungkan, kenapa rakyat saya tertindas, dan apa yang
dapat dilakukan untuk itu."</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Khusus filsafat, Sumitro membaca buku Henri-Louis Bergson,
yang pernah mendapat nobel sastra tahun 1927. Buku yang dilahapnya ialah
l'Evolution Creatrice atau Evolusi Kreatif yang ditulis tahun 1907. Zaman itu,
penulis-penulis dari Perancis memang cukup masyhur.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selain membaca pidato pembelaan Soekarno dan Hatta, Sumitro
juga ikut arus zaman kala itu dengan membaca karya Nietzsche dan Machiavelli.
Karya-karya Sigmund Freud, Carl Gustav Jung, dan karya sastrawan Spanyol Ortega
y Gasset. Dua nama yang pertama disebut, Freud dan Jung, adalah tokoh di bidang
psikoanalisis yang begitu terkenal sampai sekarang. Semua karya-karya itu,
memang tak ada hubungannya dengan analisis ekonomi tapi itulah awal mula bacaan
sang begawan ekonomi ini.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Di sastra, pengaruh buku Malraux sangat besar. Gara-gara
buku itu, Sumitro begitu prihatin dengan Perang Saudara di Spanyol. Bisa
dibilang ketika itu Malraux adalah idola Sumitro. Sayangnya, ketika mendaftar
menjadi sukarelawan di sana, dia ditolak karena belum cukup umur, jadi mesti
ada surat izin dari orang tua. "Jadi saya cuma melintas perbatasan
Spanyol, dan kemudian saya diusir dari sana. Tapi saya tetap aktif dan membantu
mengumpulkan dana."</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lalu kenapa dia mulai jatuh cinta dengan ekonomi?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Menurut Sumitro, hanya ekonom yang bisa jadi 'jenderal' yang
baik. Dengan ilmu ekonomi, seseorang bisa mengevaluasi suatu keadaan tanpa
segera menjatuhkan penilaian baik atau buruk, baru kemudian mengambil
keputusan. Dengan ekonomi, seseorang bisa menghimpun fakta-fakta tentang masalah
dan kemudian melakukan analisis yang logis. Pada intinya, jika orang tidak
memiliki cukup fakta, maka perlu ada penelitian untuk memperolehnya. Setelah
itu baru melakukan analisis logis untuk memperoleh jawaban.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Begitu banyak orang keliru menangani masalah, atau
lebih buruk lagi, mereka sama sekali tidak mengidentifikasi masalah.
Demikianlah saya menjadi ekonom untuk dapat menjawab berbagai soal."</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Buku-buku yang menopang keilmuan ekonomi Sumitro yakni karya
Karl Marx dan Joseph Schumpeter, juga karya David Ricardo (ekonom politik
Inggris). Sumitro tidak membacanya dalam bahasa Inggris tapi karya asli
Schumpeter yakni Theorie der wirtschaftlichen Entwicklung dalam bahasa Jerman,
isinya soal konsep wiraswasta yang amat mempengaruhi Sumitro muda. Secara tak
langsung pekerjaan ayah Sumitro di perdesaan Jawa di masa krisis tahun 1930-an
juga mempengaruhinya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Kita tidak perlu bekerja, sebab orang lain bisa
melakukannya untuk kita, kita tidak perlu memiliki uang, sebab kita bisa
meminjamkannya. Satu-satunya yang perlu kita lakukan adalah melakukan
pembaruan-pembaruan dan menanggung risiko. Jalan pemikian ini sangat
mempengaruhi saya."</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Buku lain dari Schumpeter ialah Capitalism, Socialism, and
Democracy, juga buku Business Cycles. Buku lainnya adalah Risk, Uncertainty and
Profit karya Frank Hyneman Knight.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Buku-buku di atas membuatnya makin memahami perbedaan antara
risiko yang dapat diasuransikan dan risiko yang tidak dapat diasuransikan. Buku
inilah yang melandasinya, membantu dia dalam perjuangannya melawan 'ekonomi
biaya tinggi', akibat pemerintah yang menciptakan terlalu banyak ketikdapastian
yang tidak dapat diasuannsikan oleh pengusaha. "Saya berutang budi pada
Knight, walau dalam banyak hal saya tidak setuju doktrin-doktrin mazhab Chicago
ini."</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Frank Knight merupakan ekonom AS yang menghabiskan kariernya
di University of Chicago, dia adalah guru dari tiga ekonom yang mendapat nobel
ekonomi yakni Milton Friedman, George Stigler dan James M. Buchanan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pusing juga, bukunya berat semua........</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi ini tak berhenti di sini. Buku lainnya adalah dua jilid
buku Principles of Economics karya Frank William Taussig, buku terbitan tahun
1911 dan edisi kedua dirilis tahun 1915. Saya tidak tahu apakah buku ini
menjadi pedoman utama mata kuliah ekonomi di kampus-kampus Tanah Air atau
tidak, tapi satu buku yang juga cukup banyak dipakai mahasiswa ekonomi untuk
pengantar ekonomi makro dan mikro ialah Principles of Economics yang ditulis N.
Gregory Mankiw. Baik buku milik Taussig maupun Mankiw ada di Perpustakaan
Universitas Indonesia.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Buku lainnya yang disukai Sumitro ialah karya Alfred
Marshall yang mengajarkan berfikir sistematis. Marshall terkenal sebagai bapak
ekonom neo-klasik, yang menerapkan ilmu matematika dalam ekonomi karena latar
belakang Alfred sejatinya ahli matematika.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Buku-buku tadi berat semua, apa tidak pusing Prof? Ternyata
seorang Sumitro juga butuh waktu untuk memahami beberapa buku yang dinilai
cukup berat dipahami.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Saya harus membaca dengan susah payah Business Cycles,
betul-betul mengangumkan. Saya juga susah payah membaca buku karya [John
Maynard] Keynes, General Theory dan saya pura-pura memahaminya, sebab saya
menduga kuat bahwa guru-guru saya pun tidak memahaminya."</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Agak lama Sumitro memahami pemikiran Keynes. Dia sangat
terbantu dengan tulisan Alvin Hansen (Business Cycles and National Income)
dalam memahami dengan baik pemikiran ekonomi Keynes dan tafsir-tafsir post-keynesian.
Mahzab Keynes didasari suatu fakta bahwa ekonomi makro sudah bertahun-tahun
tidak tersentuh oleh ilmuwan. Bila tataran ekonomi makro tak terjamah, otomatis
tataran mikro menurutnya makin kacau.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dari beberapa ulasan para ekonom soal mazhab Keynes ini,
satu contoh yang mudah dicerna yakni Keynes merekomendasikan agar perekonomian
tidak diserahkan begitu saja ke mekanisme pasar. Peran pemerintah pada batas
tertentu justru diperlukan. Misalnya, bila tingkat pengangguran tinggi,
pemerintah bisa memperbesar pengeluaran untuk proyek-proyek padat karya, dan
lainnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dari semua buku yang dia baca, Sumitro sangat terkesan
dengan buku Edward Hastings Chamberlin, ekonom AS yang dikenal dengan
teori-teorinya tentang monopoli industri dan persaingan. Tahun 1937, pada usia
20 tahun, Sumitro membaca buku Chamberlin Theory of Monopolistic Competition.
Banyak pemikiran Chamberlain ternyata sesuai dengan apa yang Sumitro alami, apa
yang dia lihat di desa-desa dan kondisi Jakarta.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selain itu, karya Vin Boehm-Bawerk dan Irving Fisher juga
mengesankan bagi Sumitro, terutama Irving dalam buku Theory of Interest. Buku
ini menjelaskan konsep bentuk waktu arus pendapatan yang membantunya memahami
mengapa pedagang perantara China sering dipandang sebagai penyelamat produsen-produsen
kecil.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sumitro sebetulnya sangat marah dengan pernyataan orang
Belanda bahwa tidak ada pengangguran. Justru dia menyadari bahwa pengangguran,
pengangguran terselubung, kurangnya lapangan pekerjaan, pekerjaan bermutu
rendah, sesungguhnya adalah masalah produktivitas dan pendapatan nyata.
Keberpihakannya pada orang kecil ini tampak dari disertasinya berjudul Het
Volkscredietween di de Depressie (Sistem Kredit Rakyat di Masa Krisis Ekonomi).
Ini semacam pengejawantahan keprihatinannya pada dampak krisis ekonomi di
perdesaan Jawa.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ada satu penulis yang kurang dia sukai dari sisi karya,
bukan pribadi. Dia adalah ekonom Belanda, Julius H. Boeke. Tulisan Boeke dan
beberapa penulis sejenis menilai orang Indonesia atau ras Timur tidak pernah
dapat memperbaiki keadaan karena dianggap memiliki nilai yang berbeda.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sumitro pun membaca tulisan ekonom Marxist, Nikolai
Dmitriyevich Kondratiev, dalam bahasa Jerman lalu dalam bahasa Inggris.
Dampaknya terasa ketika tahun 1970-an ketika dia melakukan penelitian mengenai
perspektif pertumbuhan jangka panjang Indonesia. Dari buku yang dia baca,
timbul kesimpulan Sumitro bahwa daya dorong pertumbuhan jangka panjang suatu
negeri adalah penduduk, teknologi, dan SDA, bukan perang atau revolusi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ada banyak nama ekonom yang tulisannya memengaruhi Sumitro,
tapi secara umum yang cukup dominan adalah buku-buku tadi. Nama lain yakni Jan
Tinbergen, ekonom Belanda penerima nobel ekonomi, ketika Sumitro berjumpa
dengannya tahun 1938. Pada tahun itu, Tinbergen menjadi dosen muda Sekolah Ilmu
Ekonomi Belanda. Ada pula Sir William Arthur Lewis, ekonom Saint Lucia, negara
di Laut Karibia. Arthur Lewis bertemu dengan Sumitro tahun 1954. "Saya
sangat terkesan oleh kecerdasannya."</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dari pemikiran para ekonom itulah, kepintaran ekonomi
Sumitro terbentuk makin matang. Sumitro menjadi orang yang paling berperan
membentuk ekonom-ekonom muda dari UI tahun 1966 yakni Widjojo Nitisastro, Ali
Wardhana, Sadli, Subroto, dan Emil Salim---dikenal dengan istilah Mafia Berkeley.
Para ekonom muda inilah yang menentukan kebijakan ekonomi di era Orde Baru di
bawah kekuasaan Presiden Suharto.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sejarah mencatat, kelangsungan kebijakan ekonomi Orde Baru
runtuh ketika kendali pemerintahan kian otoriter dan represif. Dampaknya
menurunkan disiplin keuangan, memicu banyak transaksi pemerintah yang tidak
tercantum dalam anggaran resmi sehingga perekonomian mulai goyang. Ditambah
lagi, kuatnya pengaruh para profesional non-ekonom (Prof. Habibie dan lainnya
yang kebanyakan para insinyur) dengan proyek-proyek nasional besar di bidang
teknologi membuat para teknokrat ekonom semakin redup.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lalu pada akhirnya, kita tahu, krisis tahun 1997 menjadi
peristiwa yang sampai sekarang menjadi pelajaran berharga bagi perekonomian
nasional. Tapi di luar tuduhan atas Mafia Berkeley, Profesor Sumitro punya jasa
besar terhadap negeri ini, terutama dalam membangun SDM di bidang ekonomi yang
handal.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Words: 1.780</div>
<div class="MsoNormal">
Dipublish di <a href="https://www.kompasiana.com/tahersaleh/buku-buku-pilihan-prof-sumitro_59477a42ff2405060f52bed2" target="_blank">Kompasiana</a>, 19 Juni 2017</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-1865554678955374882017-07-28T01:22:00.000-07:002017-07-28T01:27:50.816-07:00Orang-orang India di Grup Bakrie<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNoSpacing">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixd9sEZo4PzMk9VlWLnJihUlIIcwSGnQRWTeW4pAdOVdmoC1mpU29uwZqI1a6FYp2rV7DTPZI2nIM4ULMc0T0fyCSEJghNfxZi2g8looNh1DJWfkz9M0adOtTIGbgay01_JaYL3sRs3zE/s1600/bnbr.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="380" data-original-width="675" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixd9sEZo4PzMk9VlWLnJihUlIIcwSGnQRWTeW4pAdOVdmoC1mpU29uwZqI1a6FYp2rV7DTPZI2nIM4ULMc0T0fyCSEJghNfxZi2g8looNh1DJWfkz9M0adOtTIGbgay01_JaYL3sRs3zE/s320/bnbr.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Oleh Tahir Saleh</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "georgia" , serif;">SEBAGAI penggemar film India, saya suka dengan orang India dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan Negeri Bollywood. Mulai dari lagu, tarian, musik, hingga artis-artisnya
seperti Kareena Kapoor, Katrina Kaif, Fatima Sana Shaikh, Salman Khan, Aamir
Khan, dan Shahrukh Khan. Sayangnya, saya belum pernah menginjakkan kaki di
tanah Mumbai, kota terbesar di India.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Negeri
berpenduduk sekitar 1,27 miliar jiwa itu kian berkembang. Ekonominya tumbuh
cepat, bahkan tahun 2015 pertumbuhannya mencapai 7,5%, angka pertumbuhan itu
jauh di atas pertumbuhan ekonomi China 6,9% dan Indonesia 4,79%. Bahkan laporan
terbaru Morgan Stanley bertajuk “India versus Indonesia: 10 Key Charts”
menunjukkan betapa India menjadi negara dengan prospek investasi menarik karena
ekspornya terjaga dengan tumbuh stabil, konsumsi domestik yang baik, dan
belanja pemerintah yang kuat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">India
tak hanya kokoh dari sisi ekonomi. Jika ditelusuri lebih jauh dalam hal sumber
daya manusia, SDM India juga terkenal andal dalam berbagai bidang, terutama
teknologi informasi. Orang-orang kunci di perusahaan teknologi global, tak
luput dari nama orang-orang India atau keturunan India kendati bukan warga
negara India. Ada Sundar Pichai, CEO Google, dan Rajeev Suri yang dipercaya
menjadi CEO Nokia. Lalu ada Shantanu Narayen, CEO Adobe, Satya Nadella, CEO
Microsoft, dan Padmasree Warrior, perempuan yang kini menjabat Chief Technology
Cisco.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Soal
SDM ini, invasi orang-orang India menyebar ke seluruh dunia dan di segala
bidang. Indonesia termasuk menjadi salah satu negara incaran SDM India. Bukan
di bidang techno, melainkan pertambangan mengingat India adalah negara
pengimpor batu bara terbesar di dunia bersama China.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Dan,
salah satu entitas bisnis yang menurut saya banyak diperkuat SDM dari India
adalah perusahaan-perusahaan di Grup Bakrie. Beberapa perusahaan yang
terafiliasi dengan Grup Bakrie, seperti PT Bakrie & Brothers Tbk (holding
Grup Bakrie), PT Bumi Resources Tbk, dan sejumlah perusahaan afiliasi lainnya,
sempat dan masih terselip orang India atau keturunan India.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Di
Bakrie & Brothers, pernah ada nama Kahlil Rowter. Di perusahaan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BNBR itu, Kahlil yang
keturunan India, ditunjuk menjadi chief economist sejak 2011 setelah sebelumnya
menjabat direktur utama PT Pemeringkat Efek Indonesia. Dari BNBR, Kahlil
kemudian memperkuat riset ekonomi di Bakrie Global pimpinan Anindya Bakrie.
Keberadaan Kahlil di Bakrie Global cukup berpengaruh bagi perusahaan investasi
itu karena Bakrie Global aktif dalam berbagai proyek revitalisasi dan
restrukturisasi atas perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menderita akibat
krisis moneter 1997-1998. Setelah keluar dari Bakrie Global, Kahlil kini
menjadi chief economist Danareksa Research Institute dan dosen Fakutas Ekonomi
Universitas Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Di
Bumi Resources, perusahaan tambang yang terafiliasi dengan Grup Bakrie, ada
nama Dileep Srivastava. Nama ini begitu familiar bagi wartawan pasar modal yang
pernah meliput di Bursa. Dileep adalah salah satu orang paling lama yang
mengabdi di perusahaan Grup Bakrie, sejak 1997 atau hampir 20 tahun.
Setidaknya, alumnus Indian Institute of Management itu sudah memegang beberapa
jabatan penting di Grup Bakrie.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Pria
64 tahun ini bergabung dengan Bumi Resources sejak 2006 memegang bidang
investor relation, corporate secretary, public relation, media, pemerintahan,
dan komunikasi. Tak ayal, setiap ada aksi korporasi atau konfirmasi soal Bumi,
Dileep turun tangan. Pria kelahiran Kanpur, India, ini pernah menjadi direktur
Bakrie & Brothers sejak Maret 2008 hingga Juni 2010 dan kini Dileep
menjabat direktur dan sekretaris perusahaan Bumi Resources (BUMI).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Dileep
sangat rajin mengirimi infomasi terkait Bumi kepada awak media. “Hopefully BUMI
can surpass this in 2017, to aGreat New Year!” kata Dileep lewat Watsapp akhir
Desember tahun lalu. Di perusahaan tempat Dileep bekerja ini, ada anak usaha
dan perusahaan asosiasi di bidang tambang yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk
(BRMS), PT Arutmin Indonesia, dan PT Kaltim Prima Coal (KPC).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">BRMS
fokus pada pertambangan mineral non-batu bara, sedangkan Arutmin dan KPC adalah
dua ekportir batu bara thermal di Indonesia dan merupakan perusahaan patungan
antara Bumi dan Tata Power Ltd, India. Tahun 2014, mengacu data ESDM, produksi
batu bara KPC menembus 52,33 juta ton, terbesar kedua setelah Adaro Indonesia
(55,32 juta ton). Per September 2016, pemegang saham mayoritas Bumi adalah
investor publik 64%, sisanya Credit Suisse Singapore 30,11% dan Damar Reka
Energi 6,28%. Aset Bumi menembus US$3,35 miliar (setara dengan Rp44 triliun)
tapi ekuitasnya negatif alias defisiensi modal US$2,86 miliar (Rp37 triliun).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Dileep
tidak sendiri di Bumi, orang India lain di Bumi yakni Nalinkant Amratlal Rathod
yang menjabat komisaris sejak 2001. Selama 25 tahun, Nalin berkarier di Grup
Bakrie dengan berbagai posisi dan jabatan. Saat ini, menurut situs Bumi, Nalin
juga presiden komisaris KPC dan Arutmin. Nalin pernah ditunjuk menjadi CEO Bumi
Plc di London, komisaris PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), dan PT Energi Mega
Persada Tbk (ENRG). Dua emiten terakhir itu juga berafiliasi dengan Grup
Bakrie.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Pria
66 tahun asal Rajahmundry, India, ini juga dipercaya menjabat Presiden India
Club, Jakarta, dan pernah menjadi chairman Committee of Indian Chamber of
Commerce and Industry di Indonesia. Alumnus Andhara University, India, ini
cukup punya ‘pengaruh’ di Grup Bakrie lantaran kenyang asam garam sebagai
negosiator dan dealmaker. Nalin kini masih menjabat komisaris anak usaha Bumi,
BRMS dan Chairman International Advisory Council di Bakrie Global.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Setelah
Dileep dan Nalin, ada nama Thekepat Gopal Sridhar. Pria 62 tahun itu menjadi
direktur PT Darma Henwa Tbk (DEWA) sejak Maret 2014. Darma Henwa adalah
kontraktor tambang terafiliasi Grup Bakrie dan sahamnya kini dimiliki mayoritas
oleh publik 64% per September 2016. Sisa saham dipegang Zurich Asset
International Ltd (18,40%) dan Goldware Capital Limited qq Zurich Asset
International (17,68%). Zurich adalah entitas asosiasi dari Bumi. “Bumi
memiliki 31% saham DEWA, tapi tak ada perwakilan manajemen Bumi di sana,” kata
Dileep.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Gopal
Sridhar adalah alumnus University of Madras, India, dan University of Cochin,
India. Mulai bergabung dengan Darma Henwa sejak 2011 sebagai general manager
hingga mencapai chief financial officer. Pengalamannya di bidang keuangan dan
perbankan banyak ditempa di sejumlah negara termasuk Indonesia, Singapura, dan
India. Ditambah lagi dia pernah bekerja di dua grup konglomerasi di Indonesia,
Gobel Group dan Salim Group, membuat kemampuannya banyak menopang keputusan
strategis manajemen perusahaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Kembali
ke Bumi, di KPC, perusahaan patungan Bumi dan Tata, ada nama Ashok Mitra. Situs
KPC mencatat, awalnya Ashok adalah generalmanager finance dari Tata Power
India. Ashok kemudian dipindahkan ke Indonesia pada Agustus 2007 sebagai chieffinancialofficer
KPC ketika Tata mengakusisi 30% saham perusahaan itu.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Ashok
yang bekerja di Tata sejak 1985 ini bertanggung jawab soal keuangan dan
komersial, manajemen supply chain, dan manajemen serta perbaikan bisnis KPC. Di
bawah bimbingannya, langkah efisiensi diambil guna mengurangi biaya produksi.
Dan sejauh ini strategi keuangan KPC membuat keuangan persahaan ini baik-baik
saja. Bahkan KPC menjadi salah satu perusahaan dengan pembayaran royalti
terbesar bagi ABPN Indonesia. Sudah dua kali KPC menerima penghargaan sebagai
“Wajib Bayar dengan kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak terbesar “. Berapa
sih pajak tambang KPC? Pada 2015, data KPC menyebut pembayaran pajak dan
royalti mereka masing-masing US$100,69 juta dan US$372,99 juta, setara dengan Rp1,3
triliun dan Rp4,85 triliun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Di
luar BUMI dan DEWA, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) juga diwarnai
dengan kehadiran dua warga negara India, Chenji Srinivasan Seshadri dan
Balakrishnan Chandrasekaran. Srinivasan menjabat direktur sejak Juli 2013 dan
bekerja di Grup Bakrie sejak 1992. Alumnus Bangalore University, India, ini
pernah menjadi advisor di Bumi, direktur Enercorp Group of Companies, dan chief
executive officer perusahaan minyak di Kanada.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Sama
seperti Srinivasan, Chandrasekaran juga menjadi direktur Bakrie Sumatera sejak
Juli 2013. Selama 20 tahun lebih dia mengabdi di Grup Bakrie, seperti di PT
Bakrie Metal Industries, PT Bakrie Pipe Industries, PT Southeast Asia Pipe
Industries, dan BNBR. Lulusan Universitas Madras, India, ini sebelumnya bekerja
untuk Tata dan TVS Group di India.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Cukup
banyak memang orang India di Grup Bakrie kendati kalau dihitung-hitung yah
jumlahnya tak sampai 10 orang, hanya 6 orang India—di luar Kahlil—untuk level
top management di salah satu grup konglomerasi terbesar di Tanah Air ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">“Ini
murni profesional saja,” kata Bobby Gafur Umar, Direktur Utama BNBR ketika saya
tanyakan hal ringan ini. Begitu pula ketika bertemu dengan Kahlil pada akhir
September tahun lalu ketika kami mengundangnya talkshow membahas makroekonomi.
Menurut Kahlil, bergabungnya sejumlah warga negara India bukan hal baru karena
mereka sudah puluhan tahun bekerja, pun termasuk pengalaman di perusahaan besar
lainnya. “Iya ada [orang India], tapi enggak banyak yah,” katanya. “Yang di KPC
itu karena ada saham Tata Power India. Saya fikir semuanya profesional murni,
ada yang lebih dari 20 tahun bekerja di Grup Bakrie.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">**<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Hadirnya
orang India di Grup Bakrie, tak jauh berbeda dengan fakta di konglomerasi lain,
apalagi adanya anak usaha patungan (joint venture) membuat perlunya penempatan
perwakilan direksi dari pemegang saham asing. Misalnya, Grup Astra yang juga
diperkuat direksi dari Jepang, atau Grup Lippo dengan direksi dari Malaysia dan
Singapura. Seluruhnya punya karakter dan budaya berbeda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Di
Bumi, ada empat direksi yakni dua dari Indonesia, satu Inggris dan satu India
(Dileep). Adapun direksi emiten Grup Bakrie lainnya diperkuat orang Indonesia.
“BRMS 100 persen direksinya orang lokal, begitu juga BNBR, BTEL, dan ELTY
[Bakrieland], Pak," kata Dileep yang bergabung dengan Grup Bakrie sejak 1
November 1997. “Grup Bakrie adalah perusahaan dengan prinsip humanity yang tinggi,
menghargai dan memelihara profesionalisme, di atas pertimbangan lain, termasuk
kewarganegaraan,” katanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd_8E7GPG2vtRHVzX9fPW9Y5HHu0SnR9R79c2KhLIoTpBzfOA9gr1cuV4ZBsCiaPJuzAdFb7L0qf58QQpzDMKutuiCyfHEQbtiufSdyaKwe5eVknvcnihv0sdMTU2c5uhAxd07LaZxvNE/s1600/dileep+reuters.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="537" data-original-width="800" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd_8E7GPG2vtRHVzX9fPW9Y5HHu0SnR9R79c2KhLIoTpBzfOA9gr1cuV4ZBsCiaPJuzAdFb7L0qf58QQpzDMKutuiCyfHEQbtiufSdyaKwe5eVknvcnihv0sdMTU2c5uhAxd07LaZxvNE/s320/dileep+reuters.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Dileep, photo by Reuters</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Bagi
Dileep, orang India itu punya komitmen tinggi dalam bekerja karena mereka
perfeksionis, cepat respons, pintar manajemen waktu, tekun, out of the box,
kompeten dalam keuangan dan makro, pemikir strategis dan berorientasi hasil,
serta pintar berkomunikasi. “Mereka ramah, tapi bisa agresif soal gaya bekerja
dan terbiasa tumbuh dalam lingkungan yang kompetitif.” Mereka, kata Dileep,
juga sangat setia dengan atasan, sebuah hubungan yang saling melengkapi apalagi
dari sisi asimilasi budaya juga banyak kesamaan termasuk tradisi dan makanan.
“There is so much commonality," katanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Dileep
juga meminta jawaban ke koleganya, sesama orang India soal apa keunggulan dan
kekurangan orang India, untuk keperluan tulisan ini. Jawabannya tak jauh beda
soal profesionalisme, ditambah dengan kesamaan budaya yang membuat asimilasi
budaya semakin cepat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">“Budaya,
kekeluargaan, pertemanan, makanan, dan populasinya [mirip],” katanya. Menurut
Dileep, orang India berdaptasi dengan baik, kompetensinya unik, dan marketing
yang baik. “Sebab itu, sepatutnya diperlakukan sama dengan yang lain.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Tentu
semua bangsa punya karakter berbeda dalam bekerja. Dalam sebuah artikel di
redbus2us.com berjudul “Work Culture, Ethics, Time at work, Importance–India
vs.America”, seorang penulis India, Kumar, bercerita soal budaya kerja orang
India dibandingkan dengan AS. Orang Amerika bekerja biasanya 8 jam per hari,
nah India hingga 12 jam per hari. Orang AS yang juga suka bekerja di rumah dan
komitmen terhadap deadlinekerja. "You should never miss any
deadlines...being on time is important," tulis Kumar. Bagi orang India,
deadline penting, tapi orang India cenderung bernegosiasi dengan atasan, jadi
menjadi tepat waktu tidak sepenuhnya diikuti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Artikel
lain berjudul “Japanese and Indian Work Cultures are Starkly Different” yang
ditulis Geetanjali Vikram Kirloskar di economictimes.indiatimes.com juga
menjelaskan karakter orang India dibanding Jepang. Orang Jepang mulai rapat
lebih awal dan mengambil keputusan secara konsensus. India, para pekerjanya
lebih terinspirasi dengan teladan dan pemimpin yang kuat. Orang Jepang lebih
memilih tidak berkonflik dengan sesama atau bos di depan publik, lebih homogen,
tapi orang India lebih bebas mengajukan sudut pandang berbeda, cenderung
agresif dalam nada dan cara, serta suka menyela dan sering mengulang. “Mungkin
karena kami belum yakin jika audiens sepenuhnya sudah paham,” kata Geetanjali
Kirloskaar, Chairperson Takshasila Hospitals Operating Private Ltd.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Bagaimana
dengan kekurangan orang India? “Kekurangannya, mereka kadang suka aneh, dalam
artian hal yang mudah dibikin ribet. Kadang tidak tuntas kelarin masalah, jadi
berulang terus kayak kaset rusak,” kata Ucup, seorang kawan yang bekerja di
perusahaan milik orang India. Tapi keunggulannya orang India itu ibarat orang
China, tapi berbeda kulit saja. “Mereka pekerja keras, ngeyel, enggak mundur
meski peluangnya kecil. Dan mereka sangat profesional.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Sifat
professional dan tekun inilah barangkali yang membuat orang-orang India cukup
diandalkan di Grup Bakrie meskipun SDM lokal Indonesia tak kalah kompetitif. Di
Grup Bakrie, tak hanya butuh orang handal, tapi juga pintar berkomunikasi
dengan media, dan cepat tanggap. Itu sebabnya Dileep punya kredit tersendiri,
selalu hadir di kala publik butuh jawaban. Bukan akhir-akhir ini saja Dileep
tampil ke publik saat Bumi tengah berupaya merestrukturisasi utangnya yang
menggunung, melainkan sudah sejak lama. Tahun 2008, ketika Grup Bakrie diterpa
isu default atau gagal bayar transaksi repo, Dileep juga-lah orang yang ikut
meredam guncangan di pasar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Kini,
keberadaan top managementyang mumpuni sangat dibutuhkan di tengah belum
pulihnya kinerja beberapa emiten Grup Bakrie lantaran rendahnya harga
komoditas. Beberapa emiten grup ini malah masih merugi per September 2016 di
antaranya Bakrie Sumatera (UNSP), Energi Mega (ENRG), BTEL, dan BRMS.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Bakrie
Sumatera masih mencetak rugi pada September tahun lalu melanjutkan rugi bersih
pada 2015 yakni Rp1,05 triliun. Kerugian ini dialami perseroan sejak 2012. ENRG
juga merugi US$47 juta seiring dengan rendahnya penjualan. BRMS pun menderita
rugi U$346 juta dolar. BRMS bahkan hanya mengandalkan bisnis konsultasi dari
anak usaha di Jepang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Bakrie
Telecom alias BTEL bisa dibilang paling terdampak kendati publik berharap
perusahaan ini bisa bangkit lagi karena banyaknya karyawan di perusahaan ini.
Bakrie Telecom, lewat produk Esia, awalnya mampu bersaing di industri
telekomunikasi. Akhir tahun 2008, pendapatan BTEL bahkan tembus Rp2,8 triliun
dengan laba bersih Rp137 milar, tapi per September tahun lalu—selang 8 tahun
kemudian—ekuitas perusahaan minus hingga Rp13,26 triliun, pendapatan turun
menjadi Rp149 miliar dan rugi bersih Rp75 miliar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Emiten
Grup Bakrie yang bangkit adalah Bumi seiring dengan mulai naiknya harga batu
bara. Meski ekuitasnya minus US$2,86 miliar dan pendapatan turun menjadi US$18
juta per September tahun lalu, tapi Bumi mampu mencetak laba bersih US$73 juta
dari sebelumnya rugi bersih setelah efisiensi dilakukan. Likuiditas tinggi dan
kapitalisasi pasar yang besar ini pula membuat saham BUMI melesat, akhirnya
dimasukkan oleh Bursa ke dalam Indeks LQ-45 bersama PP Properti Tbk dan PT XL
Axiata Tbk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Tahun
ini, Dileep berharap kinerja bisnis Grup Bakrie, terutama Bumi, makin membaik.
Tahun lalu produksi Bumi mencapai 86,5
juta metrik ton, naik 6,5% dari 2015 walaupun harga rata-rata (ASP) batu bara
amblas 6% menjadi US$42,10 per metrik ton. Tahun ini, Bumi mematok produksi
naik 5-7% dan berharap ASP naik setidaknya 30%. “Outlook harga batu bara tahun
ini optimistis, berharap PDB Indonesia bisa akselerasi lebih kuat dengan
penguatan harga batu bara dan sawit,” kata Dileep.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">***<span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "georgia" , serif;"><i>Tulisan ini diposting di Kompasiana, 4 Maret 2017</i></span></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-43797960766177630142016-03-13T08:08:00.002-07:002016-03-13T08:08:17.140-07:00Pesan dari Pendiri Detikcom<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEsr7_advrhDhID489N-C9sT_-sVAQhDQy3FYWvvlgS5BY1bArfYqAhlCxWMQxftzAkMFI9_-A_loAWPX5zZ4PKYBIyLwWmPPadiKNZSpjRRK2o-RafDIdv63pjOr-cTc6NFZZbhrRXS8/s1600/online-news-.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEsr7_advrhDhID489N-C9sT_-sVAQhDQy3FYWvvlgS5BY1bArfYqAhlCxWMQxftzAkMFI9_-A_loAWPX5zZ4PKYBIyLwWmPPadiKNZSpjRRK2o-RafDIdv63pjOr-cTc6NFZZbhrRXS8/s400/online-news-.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Oleh
M Tahir Saleh<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">UNDANGAN
itu datang dari Ratna, seorang teman yang menjadi peserta Banking Journalist
Academy. Saya diminta hadir dalam inaugurasi kelulusannya, medio Desember tahun
lalu. Pelatihan jurnalistik itu diinisiasi Bank Permata dan AJI Indonesia
dengan dukungan Kedubes Australia. Mentornya Bang Hasudungan Sirait dan Mba
Feby Siahaan, dua mantan jurnalis senior.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Saya
kenal dengan Bang Has karena pernah menjadi anak didiknya, jadi sekalian ingin
sowan dengan beliau. Tamu acara itu cukup banyak, selain beberapa pemred,
redaktur, dan jurnalis, hadir pula perwakilan penyelenggara. Satu per satu
memberikan sambutan, mulai dari perwakilan Bank Permata Julian Fong, Sekjen AJI
Indonesia Arfi Bambani, hingga Minister Counselor Bidang Ekonomi Kedubes
Australia Steven Barraclough. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Penyelenggara
juga mengundang pembicara dari pelaku media. Kali ini mereka menghadirkan
Budiono Darsono, salah satu pendiri situs berita online pertama di Indonesia,
Detik.com.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Pak
Bud bukan hanya pelopor situs berita <i>online</i>,
melainkan juga seorang miliarder media setelah pengusaha Chairul Tanjung lewat
CT Corp membeli 100% saham Detik pada Agustus 2011, nilainya ditaksir menembus
US$60 juta atau setara dengan Rp512 miliar kurs saat itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Beruntung
saya hadir malam itu karena berkesempatan menyimak presentasi Pak Bud yang
menarik, singkat, padat, dan nakal. Presentasinya tidak begitu lama, mungkin
kurang lebih 20 menit tapi komprehensif. Dia berbagi pandangannya tentang
lanskap media dalam beberapa tahun ke depan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Pak
Bud amat cerdik menarik mata hadirin agar terus menyimak <i>slide</i> demi <i>slide</i>-nya.
Saya sendiri tak bisa beralih. Meski uban sudah menjamur di rambutnya, tak
kelihatan dia sudah berumur karena tampak masih energik dibalut t-shirt dan
celana jeans. Dia mengungkapkan betapa cepat perkembangan internet, bagaimana
internet sangat jeli membedakan informasi ketimbang platform lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Bahkan
satu huruf pun bisa bermakna beda di internet. Contoh, situs Extrajoss dengan
“S” dobel adalah situs resmi minuman energi buatan Bintang Toedjoe, tapi ketika
mengetik Extrajos dengan satu “S”, terpampanglah situs porno yang untungnya
sudah diblok. Hadirin pun tersenyum-senyum sendiri memandang deskripsi pada <i>slide</i>-nya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Audiens,
menurut dia adalah gabungan teknologi media dan data. Dalam arti, internet
menjaring data sangat cepat. Jangan heran ketika kita membuka sebuah situs,
misalnya, Bank Permata dari Google, ke mana pun kita menjelajah, iklan yang
berkaitan dengan bank itu akan menguntit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Menyoal
masa depan media, menurut Pak Bud sebuah media mestinya bukan lagi berkutat
pada konten, melainkan lebih dari itu, beyond content.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">“Aset
kita adalah audiens, media yang harus mengelola audiensnya. Mereka [audiens]
adalah bisnis. Soal konten itu sudah final, jangan dibahas lagi,” tegasnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Artinya
masalah konten sudah selesai—meski saya kurang sependapat soal ini karena banyak
media online enggak beres kontennya. Sebab itu, media harus memahami audiens,
para pembaca. Sampai kapan pun, katanya, media tetap ada dan tidak akan mati.
Namun platform media yang akan berganti mengikuti perubahan zaman lantaran
karakter audiens berubah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Cepatnya
penetrasi teknologi informasi mau tak mau memicu penyedia media massa merubah
format dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Untuk memudahkan gambaran
ini, dia berbagi bercerita soal cepatnya transformasi teknologi yang dirasakan
awak Detik. Situs berita ini didirikan pada Juli 1998, dengan modal Rp40 juta,
berkembang pesat sampai akhirnya diakuisisi Trans Corporation, anak perusahaan
CT Corp.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiTs9WsBuVhw7MWVGu20ga4Luzls38GZD3_mR3hRvgs5FAe7wYpOFkMlurZu_HMeAoDnsAInIoY2JOWdc9MplwNEG9rIf4ZICkV7iTghF3fSbepNBOTg0-1F9cXESSysdhqp5bGQNDt5M/s1600/budiono-pengusaha+co.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiTs9WsBuVhw7MWVGu20ga4Luzls38GZD3_mR3hRvgs5FAe7wYpOFkMlurZu_HMeAoDnsAInIoY2JOWdc9MplwNEG9rIf4ZICkV7iTghF3fSbepNBOTg0-1F9cXESSysdhqp5bGQNDt5M/s320/budiono-pengusaha+co.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(Pak Bud, sumber: <i>pengusaha.co</i>)</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Pada
awalnya Detik dibangun dengan niat menyajikan berita yang cepat, dengan gaya
sederhana. Sampai kini gaya itu dipertahankan. Data Alexa per 24 Januari, Detik
menjadi situs berita terpopuler di Tanah Air, masuk urutan nomor 6 di Indonesia
dan 207 secara global--kendati Detik pernah gagal dalam format harian e-paper,
Harian Detik. Dengan kesuksesan Detik yang memaparkan berita-berita yang kadang
dipandang remeh tapi justru menarik pembaca, banyak media daring akhirnya
mengikuti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">“Saya
sebetulnya tak ingin media lain mengikuti gaya Detik,” kata Pak Bud.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Vivanews
(kini viva.co.id), kata dia, awalnya punya visi sangat baik dengan menyediakan
berita in-depth dan investigasi. Maklum, rerata punggawa Viva saat itu dari
majalah Tempo. Sayangnya, kata Pak Bud, peringkat Viva kala itu tidak beranjak.
Barangkali pembaca kurang tertarik atau tidak nyaman disuguhkan berita panjang
lewat online. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Dirasa
kurang sukses, gaya Viva—seperti kita baca sekarang—pun ikut arus dan tak jauh
berbeda dengan Detik. Tapi strategi ini justru berhasil mengangkat peringkat
Viva ketika itu meski peringkat Alexa saat ini Viva masih di urutan 36, kurang
populer dibanding situs berita baru seperti Suara.com (21), Merdeka.com (32),
atau situs jurnalisme warga: Kompasiana.com (25). Situs berita lain yang juga
punya peringkat bagus yakni Liputan6.com (7), Kompas.com (10), dan Okezone.com (13).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Dari
sisi pekerjaan, menurut Pak Bud, tekanan jurnalis saat ini bekerja 24 jam <i>multitasking</i> dan inspektor gadget.
Berbeda dengan era sebelum <i>smartphone</i>
hadir, jurnalis Detik malah bermodalnya koin telepon umum ketika terjun di
lapangan, melaporkan berita dari balik bilik telepon umum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">“Tahun
1998, reporter bawa koin. Dapat berita langsung telpon. Jadi di kantor banyak
yang sakit telinganya. Lalu berkembang, di kantor kami pakai handsfree.“<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Kepraktisan
dan efisiensi menjadi kunci di bisnis media daring. Itu sebabnya dengan
peralihan zaman, dia justru heran mengapa ada media <i>online</i> yang masih mewajibkan jurnalis menyetor muka di kantor. Saat
ini, 60% wartawan Detik bekerja di lapangan, tidak di kantor. Ke depan,
persentasenya bisa 80% wartawan Detik tidak di kantor.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">“Kalau
sekarang, kita harus minta izin dulu kalau enggak masuk ke kantor. Nanti
dibalik, kalau mau ke kantor justru kita harus minta izin dulu karena akan
disiapkan meja dan sebagainya,” jelas Pak Bud.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Begitulah
perubahan menjalar dalam sistem <i>mobile
office</i>. Beberapa media masih setengah mempraktekan ini lantaran menghindari
wartawan muda menjadi wartawan karbitan karena tulisannya masih belum rapi dan
miskin isu jika tidak berdiskusi dengan redaktur di kantor.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Satu
hal juga yang menarik dari presentasi Pak Bud ketika dia bilang:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">“Saya
ditanya , apakah masih bekerja mengurus redaksi? Saya sudah tidak urus lagi
karena memang redaksi harus menyesuaikan dengan perubahan pembaca.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Pesan
yang saya tangkap, bahwa dengan usia yang sudah lebih senior (54 tahun), lebih
baik regenerasi. Omongan Pak Bud mengingatkan saya pada presentasi seorang
direktur sebuah perusahaan teknologi informasi. Dia menegaskan banyak
perusahaan IT gagal mengikuti tren pasar karena tim riset dan pengembangan
(litbang) sebagai motor ide justru diisi oleh orang-orang yang tua. Saya tidak
mengatakan orang tua harus pensiun, tapi posisi anak muda untuk memahami tren
pasar mestinya dikedepankan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Mengakhiri
presentasinya, Pak Bud menjelaskan tiga hal yang merubah budaya global: celana jeans,
minuman Coca-Cola, dan web. Selain itu, dia juga memaparkan tiga hal yang bisa
menghambat pertumbuhan media ke depan yakni Harmony Culture Error, Seniority
Error, dan Old Nation Error. Tiga hal ini juga pernah dikemukakan seorang
konsultan manajemen, Yodhia Antarika, dalam tulisannya berjudul “The Death of
Samurai: Robohnya Sony, Panasonic, Sharp, Toshiba dan Sanyo”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Penjelasan
singkatnya, Harmony Culture Error lebih pada kebiasaan manajemen mementingkan
konsensus sehingga membuat banyak perusahaan lamban mengambil keputusan,
sementara kompetitor bergerak lebih cepat. Budaya menjaga harmoni ini menjadi
tragedi di era digital lantaran ide-ide kreatif justru tak berkembang. Adapun
Seniority Error lebih pada kebiasaan yang selalu mementingkan senioritas,
sungkan pada atasan, sehingga inovasi pun terpendam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Terakhir
Old Nation Error, kebiasaan ini masih berhubungan dengan faktor kedua tadi.
Banyak karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun, menua, biasanya sudah
dininabobokan zona nyaman yang pada akhirnya membuat mereka kurang peka dengan
inovasi dan cepatnya perubahan. Itu sebabnya inovasi sulit menjadi nafas bagi
perusahaan saat berkompetisi di era digital.<span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-86802738207514570382016-03-13T07:58:00.000-07:002016-03-13T07:58:08.328-07:00Pulang, dari Tere Liye<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFlRJPIKQAx42HqwmReif444TOCNLXLOQoUhr-ueYMsEdCKZIKbf2yWfQEvyaUH64nq3834uYdYe4Kis_Ax1dgInnW1yspjkUVlnSwOKV5p3TMfEDmbHxK0EuPC6o2M9R785q9RNl-5MI/s1600/pulang.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFlRJPIKQAx42HqwmReif444TOCNLXLOQoUhr-ueYMsEdCKZIKbf2yWfQEvyaUH64nq3834uYdYe4Kis_Ax1dgInnW1yspjkUVlnSwOKV5p3TMfEDmbHxK0EuPC6o2M9R785q9RNl-5MI/s320/pulang.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Oleh
M Tahir Saleh<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;"><i>Novel
ini gila, jangan tertipu judulnya.</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">SUDAH lama mendengar nama Tere Liye di dunia sastra, tapi belum pernah membaca
novelnya. Hanya sekali saya menonton sebuah film layar lebar berjudul Hafalan
Sholat Delisa yang diangkat dari buku Tere Liye dengan judul yang sama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Suatu
hari, istri saya membeli 10 buku, kebanyakan fiksi termasuk novel. Mungkin
sedang kesurupan ingin membaca di rumah. Anda dua novel Tere Liye yang dia
beli, Pulang dan Rindu. Novel Pulang dirilis pada September 2015, sedangkan
Rindu sudah lama dirilis pada 2014. Semula saya belum tertarik, dari judulnya
saja kurang menarik, bisa jadi ceritanya biasa saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">“Bukunya
bagus tau,” kata dia meyakinkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Keseringan
dia bilang begitu, saya jadi ingin tahu, sebagus apa sih. Jangan-jangan dia aja
yang lebay. Tapi setelah melihat dia menikmati betul, saya penasaran. Pulang
menjadi incaran pertama. Butuh dua hari untuk melahap 400 halaman. Memang sudah
banyak yang meresensi buku Tere, tapi tak apalah. Apa salahnya berbagi
pendapat, siapa tahu saya bisa menulis seperti Tere Liye.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Tere
memulai bab pertama buku ini dengan deskripsi suasana yang begitu menegangkan
untuk sebuah buku berjudul sederhana, Pulang:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">“Malam itu di tengah hujan
lebat, di dasar rimba Sumatra yang berselimut lumut nan gelap, sesosok monster
mengerikan telah mengambil rasa takutku. Tatapan matanya yang merah, dengus
napasnya yang memburu, dan taringnya yang kemilau saat ditimpa cahaya petir
telah membelah dadaku, mengeluarkan rasa gentar. Sejak saat itu, dua puluh
tahun berlalu, aku tidak mengenal lagi rasa takut.”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Melihat
judulnya, saya mengira novel ini mengambil tema perjalanan, tentang seseorang
yang ingin kembali ke kampung halaman atau orang tuanya, kekasihnya atau siapa
pun yang dikasihi. Apalagi sampulnya cantik, berwarna biru dengan motif seakan
terkelupas, memperlihatkan ada <i>sunrise</i>,
seperti novel romantis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Tidak
salah <i>sih</i> sepenuhnya, tema utama
memang pulang, tapi bumbunya luar biasa: tauke, mafia, gangster, samurai, <i>sniper</i>, pertempuran, tukang pukul,
tembak menembak, kesetiaan, pengkhianatan, dan <i>shadow economy</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Buku
ini bercerita tentang tokoh Bujang, seorang anak kampung di pedalaman Sumatra.
Ayahnya, Samad, adalah tukang pukul kesohor di Keluarga Tong. Samad pensiun
karena kakinya pincang setelah menyelamatkan bosnya. Bujang tak pernah makan
bangku sekolah, ia hanya anak dusun yang dididik sendiri oleh Mamaknya,
termasuk belajar agama meski ditentang Samad lantaran dendam masa lalu dengan
mertuanya. Jalan hidup Bujang berubah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Suatu
ketika, mereka kedatangan Tauke Muda, sahabat Samad yang juga penerus bisnis
Keluarga Tong usai Tauke Tua meninggal. Kedatangan Tauke Muda dan rombongannya
saat itu ingin menangkap babi hutan yang mengganggu perkebunan warga. Dalam
perburuan ini, Tauke mengajak Bujang bergabung, ajakan yang awalnya ditentang
sang ibu. Tapi siapa sangka, meski usianya baru 15 tahun, Bujang menjadi
penyelamat rombongan dalam perburuan yang mencekam itu. Dia melawan babi hutan
raksana seberat sekitar 500 kilogram di hutam rimba, sendirian dengan tombak,
sementara yang lain sudah tumbang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Bab
pertempuran dengan babi hutan ini diceritakan dengan ditel sangat mengagumkan.
Dan ini menjadi kekuatan besar menarik pembaca:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">“Aku menggigit bibir. Aku
benar-benar sudah melupakan pesan Mamak.”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">“Aku mencengkram tombak
pemberian Bapak. Aku berdiri dengan kaki kokoh, menatap ke depan, dan
bersitatap dengan monster mengerikan itu. Aku tidak punya pilihan lain, lari
sia-sia saja.....”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Usai
peristiwa mencekam itu, Bujang kemudian dijuluki “Si Babi Hutan”. Julukan yang
terus dipakai hingga dia dewasa dan tumbuh besar di Keluarga Tong. Bujang lalu
diajak ke kota, mengabdi pada Keluarga Tong seperti apa yang dilakukan ayahnya
dulu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Mamaknya
sangat menentang kepergian Bujang, tapi karena didesak bujukan Samad, dengan
berat hati Mamak melepas kepergian Bujang dengan memberi sebuah pesan yang akan
menjadi janji hidupnya sampai dewasa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Di
Keuarga Tong, Bujang menjadi anak emas. Diberi guru privat, masuk universitas,
hingga membawa gelar sarjana ekonomi dari Amerika. Jejaring bisnis Keluarga
Tong juga menyebar hingga internasional. Bisnisnya ilegal tapi dibungkus dengan
proyek legal seperti membangun hotel, apartemen, bahkan memiliki bank sendiri
dengan uang dari bisnis hitam. Bujang juga dibekali berbagai ilmu beladiri
sebagai bekal menjadi tukang jagal nomor satu. Spesialisasinya menyelesaikan
konflik tingkat tinggi di keluarga besar shadow economy di Asia Pasifik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Setelah
membuat pembaca berdebaran pada bab-bab awal, bab berikutnya lebih menegangkan
seperti menonton film <i>action thriller</i>:
tembak menembak, pertempuran, konspirasi dan pengkhianatan. Meski begitu, sisi
romantis novel ini tidak hilang dengan adanya bab yang menceritakan tentang
kepergian Mamak dan surat terakhir ayah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Pemilihan
alur maju-mundur, menceritakan masa lalu dan masa sekarang juga membuat buku
ini begitu mengasyikan, apalagi deskripsinya sangat kuat. Kelebihan lain novel
ini ialah dialek kental melayu Sumatra. Kita seakan berada di dusun itu.
Penggunaan diksi yang sederhana dan tidak membuai-buai seperti puisi juga
memudahkan mencerna pesan. Beberapa kutipan juga menarik, bisa menohok perasaan
kita dan memberi pesan mendalam tentang kehidupan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">“Ketahuilah, Nak, hidup
ini tidak pernah tentang mengalahkan siapa pun. Hidup ini hanya tentang
kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau telah
memenangkan seluruh pertempuran.”</span></i><span style="font-family: Georgia, serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">“Tapi sungguh, jangan
dilawan semua hari-hari menyakitkan itu, Nak. Jangan pernah kau lawan. Karena
kau pasti kalah. Mau semuak apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan
tetap terbit indah seperti yang kau lihat sekarang. Matahari akan tetap
memenuhi janjinya, terbit dan terbit lagi tanpa peduli apa perasaanmu. Kau
keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah
menyelesaikan masalah.”</span></i><span style="font-family: Georgia, serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">“Kau tau? Hidup ini
sebenarnya perjalanan panjang, yang setiap harinya disaksikan oleh matahari...”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">“Benarlah kata orang,
meski semua hal itu adalah kenangan menyakitkan, kita baru merasa kehilangan
setelah sesuatu itu benar-benar pergi, tidak akan mungkin kembali lagi.”</span></i><span style="font-family: Georgia, serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Dan
kutipan ini membuat saya terharu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">“Sungguh, maafkan Bapak
yang tidak pernah memelukmu sejak kau beranjak remaja, terlalu besar gengsi
yang Bapak miliki untuk melakukannya. Juga maafkan Bapak yang tak pernah surat
menyatakan rindu, terlalu tinggi ego yang Bapak tanam sehingga semua sudah
terlanjur semakin sulit.”</span></i><span style="font-family: Georgia, serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Tampaknya
Tere juga menghabiskan banyak waktu untuk meriset mafia, penembak jitu, pesawat
jet, helikopter, dan shadow economy. Bagaimana Tere menggambarkan karakter
seorang sniper, ditel pistolnya, tekniknya, cara hidup ninja dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Dia
juga meriset ditel beberapa wilayah di Filipina, Hong Kong, Makau, latar dari
peristiwa yang dialami Bujang di luar negeri saat menyelesaikan konflik tingkat
tinggi. Novel ini layak difilemkan. Kekurangan novel ini barangkali dari sisi
adegan aksi, yang pada beberapa bagian masih agak dipaksakan. Mungkin karena
standar saya agak tinggi untuk urusan beginian mengingat saya suka sekali film
mata-mata dan thriller.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Bagi
saya tokoh antagonis, yang berkhianat juga bisa terdeteksi. Kekurangan lainnya
bisa jadi soal narkoba dan seks yang dihilangkan, tak ada cerita polisi, tidak
ada keterlibatan pemburu cerita atau wartawan. Yang kurang sempurna juga dari
novel ini barangkali percintaaan. Bumbu percintaan Bujang pada lawan jenis
tampaknya memang benar-benar dihilangkan oleh Tere. Tapi terlepas dari itu,
novel ini gila, seru, dan romantis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">“Sungguh, sejauh apa pun
kehidupan menyesatkan, segelap apa pun hitamnya jalan yang kutempuh, Tuhan
selalu memanggil kami untuk pulang.”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-55719886173150877902015-08-08T09:26:00.000-07:002016-03-13T07:46:09.224-07:00HATI-HATI, NAMAMU DISANGKA TERORIS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCno-D6hn1IR8TKUa9CXwE5oDMWRCmURk7-s-af5xEo8l-QgVvWmjXoMETtnvkOwcBM4ZAvQmDy9fsPdRItM_cWzTzxIJFiv4x955FCbqDWFh-GknWixwWHhQKjOaWr6FzJwEbEYt7tw8/s1600/hkia.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCno-D6hn1IR8TKUa9CXwE5oDMWRCmURk7-s-af5xEo8l-QgVvWmjXoMETtnvkOwcBM4ZAvQmDy9fsPdRItM_cWzTzxIJFiv4x955FCbqDWFh-GknWixwWHhQKjOaWr6FzJwEbEYt7tw8/s320/hkia.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;">Oleh M. Tahir Saleh</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "georgia" , serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">“SILAKAN ikut kami,” perintah seorang petugas
imigrasi dengan suara tegas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Saya hanya mengikuti mereka dari belakang. Baru
beberapa menit sampai di bandara, saya harus menghadapi perlakukan tidak ramah
dari petugas; digiring seperti “tersangka kejahatan” menuju ruangan khusus,
menjadi sorotan penumpang lain, dengan alasan yang belum saya pahami sama
sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Ketika tiba dan diperiksa petugas Bandara
Internasional Hong Kong beberapa menit yang lalu, saya memang agak lama
diperiksa paspornya dibanding penumpang lain. Petugas membolak-balikkan paspor,
melihat cap-cap imigrasi negara lain di paspor saya sambil bertanya tujuan dan
akan tinggal di mana nantinya. Dengan sorot mata curiga, tiba-tiba dia
memanggil beberapa petugas yang tengah siaga berdiri di pojok. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Saya akhirnya dibawa ke ruangan itu, bersama Mba
Pris, rekan saya dari Jakarta. Baru
pertama kali ke negeri ini <i>kok</i> begini
ya. Pikir saya dalam hati. Mba Pris juga tak mampu berbuat banyak meski dia
sudah berusaha menjelaskan tujuan kami bertandang ke Hong Kong demi menghadiri
suatu konferensi. Saat diinterogasi, ketahuanlah bahwa nama saya ternyata mirip
dengan nama seseorang yang masuk dalam daftar pantauan petugas imigrasi Hong Kong,
mungkin disangka teroris.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Di dalam ruangan, saya diberondong beberapa pertanyaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">“Anda mau ke mana, tinggal di mana?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">“Anda dari Singapura untuk tujuan apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Belum puas dengan jawaban saya, kembali dia
bertanya, apakah kenal dengan seseorang yang namanya sama dengan saya, orang
tersebut dari Pakistan. Saya katakan tidak kenal. Selain nama Arab, wajah saya
memang setengah Arab, setengah Flores. Tapi saya bukan teroris. Teroris adalah
orang yang memakai kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk
tujuan politik. Dalam USA Patriot Act, kitab teroris Amerika Serikat (AS),
penekanan kekerasaan bisa dengan mengancam, mengintimidasi, menculik, membunuh,
atau menentang kebijakan pemerintah. Lah, saya ini apa? Menuduh gampang
dilakukan oleh orang-orang yang punya kuasa, apalagi didasari stereotip atau
prasangka subjektif dan tidak tepat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Dalam kasus ini, strereotip akan Islam dan
terorisme. Kesan pertama, mereka melihat fisik, mulai nama, perawakan, kontur
wajah, barang bawaan termasuk dokumen, hingga gerak-gerik mencurigakan. Belum
lagi kalau paspor berisi cap imigrasi dari negara-negara yang disinggahi dalam
waktu singkat, bisa juga jadi alasan. Kejadian lima tahun yang lalu itu menjadi
bukti bahwa prasangka buruk atas orang Indonesia yang Islam belum hilang. Alasannya
klise: keamanan nasional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">Nah</span></i><span style="font-family: Georgia, serif;">
berselang sekitar tiga tahun dari peristiwa tadi, saya kembali menyambangi Hong
Kong, kali ini dari Shenzen, China. Dan lagi-lagi saya disangka teroris. Jika
yang pertama saya dibantu pengundang, kali ini agak sulit karena saya hanya
bersama salah satu wartawan dari Surabaya. Alasan interogasi masih sama, nama
dan wajah saya mirip seseorang yang masuk daftar pantauan. Tapi teman saya ini
beda lagi, dia diinterogasi karena petugas bingung dengan tempat lahirnya yang tercatat
di paspor: Trenggalek.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">“Di mana itu? Kata si pemeriksa setelah kami berdua
digiring ke ruangan khusus. Si teman juga bingung menjelaskan wilayah kabupaten
di Jawa Timur itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">“Kalau Ponorogo saya tahu, coba tunjukkan di mana
itu [Trenggalek],” perintah si petugas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">Duh</span></i><span style="font-family: Georgia, serif;">
sampai dua kali disangka teroris. Saya akhirnya membuka situs Interpol dan
mengecek wanted persons. Bukan saya merasa sok penting, tapi ingin tahu saja,
jangan-jangan namanya masuk radar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Setelah mengecek, ternyata nama “Tahir” atau “Taher
buanyak yang jadi <i>wanted</i> alias dicari
polisi internasional dengan kasus variatif. Ada Tahir Mehmood, 42 tahun, orang
Pakistan, diburu Interpol karena merampok. Lalu Tahir Shah, 51 tahun, dari
Nepal, kasusnya konspirasi pembunuhan. Selain itu Tahir Nazir, 57 tahun, orang
Pakistan, dikejar karena kasus pemerasan, kemudian Tahir Zarlykovich, 57 tahun,
orang Kirgizstan, diuber lantaran kasus perdagangan manusia dan pembunuhan.
Nama “Muhammad” lebih banyak lagi menjadi buruan Interpol.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">**<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Terlepas dari nama orang-orang itu yang melakukan
kejahatan, stereotip akan orang Islam saat ini belum hilang walau peristiwa
serangan bom 11 September 2001 sudah lewat. Justru sejak serangan yang
meluluhlantakkan menara kembar World Trade Center di Manhattan, New York,
ketakukan berlebihan terhadap Islam (termasuk nama dan muka-muka Arab) tetap
tinggi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Apalagi saat ini kelompok ekstrimis macam Negara
Islam Irak dan Suriah (ISIS)—yang mengedepankan kekesaran yang justru tidak
mencerminkan ajaran Islam—kian merajalela. Bukan hanya AS sebagai salah satu
negara dengan ketakutan berlebihan terhadap Islam, negara-negara lain—termasuk
di Asia—pun sama dengan kadar apriori yang berbeda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Di AS, pemerintah berpatokan pada dokumen pantauan
teroris bernama <i>Watchlisting Guidance</i>
yang dirilis pada 2013 oleh 19 agen federal Amerika, termasuk Central Intelligence
Agency (CIA) dan Federal Bureau of Investigation (FBI). Tebalnya 166 halaman,
berisi kriteria menempatkan seseorang masuk dalam daftar pantauan teroris dan
larangan terbang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">World Socialist Web Site melaporkan bahwa pada
2003, pemerintahan George W. Bush sempat memasukkan ratusan ribu nama dalam
database Terrorist Screening Center (TSC), yang dioperasikan FBI. Tapi pada
2013, AS memakai panduan baru yang kopian dokumennya berhasil dipublikasikan
The Intercept pada Juli tahun lalu. (Ini <i>link</i>-nya:
<a href="https://firstlook.org/theintercept/document/2014/07/23/march-2013-watchlisting%20guidance/">https://firstlook.org/theintercept/document/2014/07/23/march-2013-watchlisting
guidance/</a>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">The Intercept adalah publikasi daring yang
diluncurkan pada Februari 2014 oleh First Look Media, media yang dikelola
pendiri eBay, Pierre Omidyar. Situs ini juga mempublikasikan sejumlah dokumen
rahasia yang dirilis Edward Snowden, mantan pekerja CIA dan kontraktor National
Security Agency (NSA) yang membocorkan informasi program mata-mata rahasia
Amerika.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Banyak dugaan, sumber dokumen Watchlisting dari
Snowden. Tapi dokumen ini dinilai berbahaya. Mengapa? Karena seseorang bisa
ditandai sebagai ancaman atau berpotensi mengganggu keamanan nasional dengan
kriteria versi AS yang kurang valid dalam Watchlisting. Bahkan pada 2013, ada
468.749 orang masuk dalam daftar tersebut lalu diserahkan kepada National
Counterterrorism Center. Persentase penolakan nama-nama tersebut hanya 1% dari
rekomendasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Dokumen tersebut akan dikaji ulang setiap dua tahun
sekali atau jika dibutuhkan. Pemerintah AS membagi dua kategori yakni “teroris
dikenal” dan “tersangka teroris”. Kalau teroris dikenal itu sudah didakwa
tindakan teroris, kriteria tersangka teroris berbeda lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Orang yang diduga teroris adalah individu yang
disangkakan terlibat rencana, persiapan, membantu kegiatan terorisme.
Kriterianya: dianggap sebagai teroris oleh agensi lain—selain milik AS,
terafiliasi dengan jaringan teroris global, fasilitator teroris (termasuk
pemalsu dokumen, fasilitator perjalanan, pencucian uang, dan penyandang dana),
simpatisan atau pendukung organisasi teroris.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Individu yang dituduh terlibat dengan organisasi
teroris, lalu dibebaskan di pengadilan, juga masih potensial masuk daftar
daftar, begitu pula keluarga dekatnya. Jika kriteria sesuai, seseorang akan
digiring masuk daftar Terrorist Screening Database (TSDB) yang dibuat TSC.
Padahal faktanya, dokumen itu tidak sempurna, banyak yang tak sesuai karena pengumpulan
data kurang akurat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Dengan kata lain, seseorang bisa dimasukkan dalam
daftar hanya dengan kecurigaan bahwa dia mungkin terlibat. Padahal, perlu evaluasi
kredibilitas sumber informasi. Verifikasi ini penting mengingat unggahan di
media sosial pun tak luput dari perhatian. “[Kriteria itu] jelas mengejutkan
dan luas, penuh dengan pengecualian dan pasti akan menjerat orang yang tidak
bersalah,” kata Hina Shamsi, Direktur Keamanan Nasional di American Civil
Liberties Union, seperti dikutip <i>The
Washington Post</i>, 23 Juli 2014. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Kendati dikritik publik, otoritas National
Counterterrorism Center, maju terus. “Dokumen pantauan ini sangat penting
sebagai bagian dari pertahanan berlapis kami dalam melindungi AS dari serangan
teroris di masa depan,” kata seorang pejabat lembaga itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Saya tidak tahu apakah Hong Kong memakai panduan
seperti AS atau tidak. Tapi saya beruntung akhirnya masuk ke negeri itu, tidak
ditolak seperti dialami dua orang WNI yang akan menjadi pembicara pada acara
Tabligh Akbar di Hong Kong, pertengahan Maret lalu. South China Morning Post
melaporkan, polisi setempat meningkatkan kewaspadaan karena selebaran bergambar
ISIS beredar di kalangan buruh migran Indonesia pada gelaran Tabligh Akbar
tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Kalau pun Hong Kong menerapkan panduan seperti AS,
atau berbagi informasi, kriteria dalam dokumen itu tidak efektif. Dokumen
Watchlisting dianggap tidak tepat, tak mampu menyapu ribuan orang sekaligus,
bahkan gagal menangkap ancaman serius seperti pembom Boston Marathon, Tamerlan
Tsarnaev. Malahan beberapa nama orang salah dimasukkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Wajar karena dalam lima tahun terakhir, lebih dari
1,5 juta orang ditambahkan dalam daftar. Jadi kesalahan memasukkan nama orang
tak terelakkan. Beberapa orang bisa saja masuk dalam daftar itu dengan alasan
yang sah—sesuai kriteria AS. Tapi pedoman tadi berpotensi memuat nama
orang-orang yang tidak bersalah terjebak dalam daftar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Imbasnya, dia akan tunduk pada pembatasan, misalnya
ketika dia melancong ke negara lain. Saya berharap pengalaman ini tidak
berulang bila suatu saat berkesempatan ke AS atau negara lain. Pengalaman ini
barangkali kasuistik, tidak bisa digeneralisasi, jadi belum tentu dialami juga
oleh penumpang Indonesia dengan nama Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Georgia, serif;">**<span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-25663582049054459232015-07-09T07:46:00.002-07:002015-07-09T08:09:19.567-07:00PRAM VERSUS HAMKA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihCODIezELurC4LVG6_t4gJRgW5g8cqlKZWRhXG3FHzI4tKqnTFzMyI4NXf-Uh7gxBIQ6W0JxL32PGNY59z6TfxJkgSe6Zzk-xPRuevQHfiL-aozttLIpUzQpUSPJ9INIBMHPYJdxTlFc/s1600/pram+ham.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihCODIezELurC4LVG6_t4gJRgW5g8cqlKZWRhXG3FHzI4tKqnTFzMyI4NXf-Uh7gxBIQ6W0JxL32PGNY59z6TfxJkgSe6Zzk-xPRuevQHfiL-aozttLIpUzQpUSPJ9INIBMHPYJdxTlFc/s320/pram+ham.jpg" width="320" /></a></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">Oleh M. Tahir Saleh</span></i></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">SUATU ketika
Pramoedya Ananta Toer tahu kalau sebentar lagi dia akan mendapat menantu
seorang yang berbeda keyakinan agama. Putri sulungnya, Astuti, bakal menikah
dengan Daniel Setiawan, seorang nonmuslim keturunan China.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Sastrawan yang
menjadi kandidat peraih Nobel Sastra itu sesungguhnya tak mau mendapatkan
menantu nonmuslim. “Saya tidak rela anak saya kawin dengan orang yang secara
kultur dan agama berbeda,” kata Pram kepada Dr. Hoedaifah Koeddah, seperti
terungkap dalam majalah <i>Horizon</i>
terbitan Agustus 2006. Hoedaifah adalah dokter yang pernah mengobati Pram dan
dikenal dekat dengan keluarga sastrawan dari Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra)
itu.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Karena tak
setuju, penulis kelahiran Blora, Jawa Tengah, pada 6 Februari 1925 itu,
kemudian mengirim Astuti dan Daniel ke kediaman Haji Abdul Malik Karim
Amrullah, sastrawan dan ulama besar yang dikenal dengan nama Hamka, akronim namanya.
Pram dan Hamka sempat “berseteru” dalam kesusastraan ketika ideologi komunis
berkembang di Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Astuti dan
Daniel lalu menuju rumah Hamka, waktu itu di Jalan Raden Fatah III Kebayoran
Baru, dekat Masjid Agung Al-Azhar. Sesampainya di sana, Buya Hamka—panggilan
Hamka—agak terkejut setelah tahu bahwa tamunya hari itu ialah Astuti, putri
Pram. Perempuan itu menjelaskan maksud dan tujuan ke sana agar Daniel belajar
Islam, ingin menjadi mualaf. Usai memahami maksud, calon menantu Pram langsung
dibimbing membaca dua kalimat syahadat.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">“Dalam
pertemuan itu Ayah [Buya Hamka] tidak pernah menyinggung bagaimana sikap Pram
terhadapnya beberapa waktu yang lalu. Benar-benar seperti tidak terjadi apa-apa
di antara mereka berdua," kata Irfan Hamka, putra kelima Hamka, saat
menceritakan peristiwa kedatangan Astuti dalam buku <i>Ayah, Kisah Buya Hamka</i> (terbitan April 2014).<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Sikap Pram itu
membuat Hoedaifah bertanya kepada Pram. Apa yang membuat tokoh Lekra itu
berdamai dengan Hamka? “Masalah faham kami tetap berbeda. Saya ingin putri saya
yang muslimah harus bersuami dengan laki-laki seiman. Saya lebih mantab
mengirim calon menantu saya belajar agama Islam dan masuk Islam pada Hamka,” Pram
menjelaskan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Sebelumnya
pada 1963, kedua sastrawan itu di mata publik, terutama sastrawan Indonesia, bersitegang.
Pram, ketika itu baru berusia 38 tahun, melalui dua koran berbau komunis yakni
Harian Rakjat dan Harian Bintang Timur, melancarkan serangan kepada Hamka.
Lembaran Kebudayaan Bintang Timur, Lentera, yang diasuh Pram, memuat ulasan
soal Hamka. Ketika itu novel Hamka, <i>Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck</i>, dituding merupakan hasil plagiat dari novel berbahasa
Arab <i>Magdalena</i> karangan Mustafa
Luthfi al-Manfaluthi. Novel itu juga terjemahan dari<i> Sous les Tilleuls</i> karangan Jean-Baptiste Al-Phonse Karr, sastrawan
Prancis. Penulis kritikan itu bukan Pram, melainkan Abdullah S.P—tapi banyak
yang menduga itu Pram sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Diberitakan
seperti itu, tak membuat Hamka membenci atau sebaliknya menabuh genderang
perang dengan Pram. Padahal dalam sastra, plagiat adalah ihwal yang sangat
memalukan. Tapi justru HB Jassin-lah yang berada di belakang Hamka. Sastrawan
pengelola majalah <i>Sastra</i> itu memutuskan
agar novel <i>Magdalena</i> asli diterbitkan
supaya publik tahu bahwa Hamka bukan plagiat.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Pada saat itu
friksi antara “seni sebagai seni” dan “seni untuk rakyat, politik sebagai
panglima” saling beradu tajam. Benturan itu kemudian melahirkan Manifes
Kebudayaan, kumpulan seniman yang menolak seni dijadikan alat politik, mereka
di antaranya HB Jassin, Taufik Ismail, dan Trisno Sumardjo. Sejarah kemudian
mencatat, gesekan itu menempatkan Lekra di posisi seniman kiri “melawan”
Manifes Kebudayaan. Pram, tentu seperti kita ketahui, dedengdot Lekra, lembaga
kebudayaan yang bukan resmi <i>onderbouw</i>
PKI tapi dituduh berafiliasi dengan partai komunis.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Walaupun galak,
Pram bukan sastrawan sembarangan. Ketika mengasuh Lentera, ia benar-benar
membuat dunia sastra gempar. Meminjam kata-kata majalah <i>Tempo</i>, kalimat yang digunakan Pram kala itu “berani, agitatif,
kalau tidak disebut kurang ajar”. Dalam hal karya, Pram merupakan salah satu
pengarang yang amat produktif. Lebih dari 50 karya lahir dari otaknya. Karyanya
diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing. Gubahan paling monumental
yakni tetralogi <i>Bumi Manusia</i> yang
bercerita tentang sejarah keterbentukan nasionalisme pada awal kebangkitan
nasional. Empat judul novel tetralogi yang terbit dari 1980-1988—yang kemudian
dilarang beredar oleh pemerintah saat itu—yaitu <i>Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah</i>, dan <i>Rumah Kaca</i>. Saya masih punya PR membaca
novel <i>Rumah Kaca</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Begitu pula
halnya dengan kreativitas seorang Hamka. Sebagai ulama dan sastrawan, ada
sekitar 118 karya tulisan (artikel dan buku) yang dipublikasikan Ketua Majelis
Ulama Indonesia pertama ini. Temanya mulai dari agama, filsafat sosial,
tasawuf, roman, sejarah, tafsir Al-Quran, hingga otobiografi. <i>Masterpiece</i>-nya novel <i>Di Bawah Lindungan Ka'bah</i> dan <i>Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck</i>.
Dua-duanya sudah saya baca berikut juga menonton dua filem tersebut. Satu lagi <i>magnum opus</i>-nya yakni Tafsir Al-Alzhar
yang dirampungkan saat dia ditahan rezim Soekarno pada 1964.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Ulama yang
lahir di Maninjau, Sumatra Barat pada 1 Februari 1908 ini tak pernah merasa
berkonfllik dengan Pram. “Aku sendiri sangat yakin, sesungguhnya Ayah [Buya]
tidak sedikitpun merasa bermusuhan dengan Pramoedya,” kata Irfan Hamka.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Sama halnya
ketika Hamka dijebloskan ke penjara oleh Soekarno selama dua tahun empat bulan
karena dituduh subversif merencanakan pembunuhan presiden, Hamka tak dendam
sekali pun. “Apa Buya tidak dendam kepada Soekarno yang telah menahan Buya
sekian lama di penjara?” tanya orang-orang ketika Soekarno dalam suratnya
meminta Hamka menjadi imam shalat jenazahnya bila kelak Sang Presiden wafat.
“Hanya Allah yang mengetahui seseorang itu munafik atau tidak. Yang jelas,
sampai ajalnya, dia [Soekarno] tetap seorang muslim. Kita wajib
menyelenggarakan jenazahnya dengan baik,” kata Buya. “Saya tidak pernah dendam
kepada orang yang menyakiti saya. Dendam itu termasuk dosa.”<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Kini sudah 52
tahun peristiwa itu berlalu. Dua orang hebat sudah menemui Sang Khalik. Hamka
meninggal pada Jum'at, 24 Juli 1981, dalam usia 73 tahun dan dimakamkan di
Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, sedangkan Pram
berpulang pada 30 April 2006 dalam usia 81 tahun dan dimakamkan di TPU Karet
Bivak, Jakarta Pusat.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif;">Suatu kali
saya pernah tidak sengaja melihat pusara Pram ketika berjalan menuju kantor
dari Stasiun Karet. Tempat kerja saya saat itu diapit dua kuburan umum, TPU
Karet Tengsin di sebelah kiri kantor dan sebelah kanan TPU Karet Bivak. Kuburan
Pram rapi dengan rumput hijau yang juga tertata dengan baik. Tapi letak
makamnya dekat dengan jalanan, sehingga pejalan kaki bisa dengan mudahnya bisa
membaca nama di atas pusara hitam makam itu dari trotoar jalan: Pramoedya
Ananta Toer, Sastrawan. Keduanya sudah tiada, tapi warisan mereka memberi arti
dalam dunia sastra Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-16298751987918694102015-06-14T07:19:00.000-07:002015-06-14T07:19:57.479-07:00BINGUNG1<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg80ucOGo4O0IkFlgJLKM7tdTsLs9rxj_QSCicCkFxgrJWFMVVXM86Sj1XVNcaElFmpiIeD5za97J_vuUrhPjdONi-stKrFZnOaXwRvSr188C-a9P7QXkdVBsTFcw6XtTajTfDHpxYuxtM/s1600/putihkucing+blogspot.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg80ucOGo4O0IkFlgJLKM7tdTsLs9rxj_QSCicCkFxgrJWFMVVXM86Sj1XVNcaElFmpiIeD5za97J_vuUrhPjdONi-stKrFZnOaXwRvSr188C-a9P7QXkdVBsTFcw6XtTajTfDHpxYuxtM/s320/putihkucing+blogspot.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">gambar, putihkucing.blogspot</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">KADANG-KADANG saya
menggumam sendiri: bisa enggak sih saya menjadi penulis, tapi apa yang mau
ditulis? Fiksi, nonfiksi, atau apa? Pernah suatu kali saya mau menulis sebuah
novel. Ada mungkin sekitar 1.500 karakter sudah saya ketik di laptop, temanya
soal cinta..hahaah..tapi kok buntu ya, apa karena saya sudah tak mungkin lagi
jatuh cinta untuk yang kedua kali?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Tapi sudahlah, lupakan.
Saya akhirnya berhenti menulis tentang cinta, karena tadi itu, saya khawatir
kurang mendalami. Barangkali saya bukan seorang pujangga yang pandai merangkai
kata, kata Base Jam. Persoalan cinta memang tak mudah diutarakan dengan
kata-kata. Maka hebatlah para novelis yang mampu membuat saya terpana, terharu
membaca novel mereka, puisi-puisi mereka. Itu yang membuat saya ingin jatuh
cinta lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">“Setiap hembusan angin
membawa harumanmu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Untukku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Setiap kicauan burung
mendendangkan namamu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">untukku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Setiap mimpi yang hadir
membawa wajahmu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">untukku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Aku milikmu, aku milikmu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">jauh maupun dekat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Dukamu adalah dukaku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">seluruhnya milikku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">di manapun ia
tertambat.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Gila ini lirik yang
ditulis seorang sufi Persia, Hakim Nizami Ganjavi dalam kisah kesohor Laila
Majnun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">“Bukankah suatu kegilaan
bila kita terbakar selamanya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">dalam nyalaan api?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Bukankah suatu kegilaan
jika tidak makan dan tidur sedikitpun?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Semakin obat dicari<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">semakin parah sakitnya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Begitu dekat, namun
terasa begitu jauh.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Saya kadang ingin sekali
mengumbar kata-kata asmara sampai tandas seperti Nizami itu. Saya mencoba,
misalnya, ‘Ah! Hatiku tak mau memberi...Mampus kau dikoyak-koyak sepi.” Eh ini
sajaknya Chairil Anwar. Ah, saya memang tak berbakat menulis novel atau puisi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">“Jika kau tak memberiku
hati, berilah nafas ini untuk mencinta”...apa
sih...**^^&%*$&...Kayaknya saya kok kurang romantis yah, kurang pintar
melumat kalimat asmara seperti kepintaran Habiburrahman El Shirazy menulis
novel Ayat-Ayat Cinta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">“Wahai orang yang lembut
hatinya, Anggaplah saat ini Aku sedang mencium kedua telapak kakimu, dengan air
mata haruku.” Dahsyat ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Oke, saya belum sampai
ke tahap itu. Lebih tepatnya belum berani memulai. Baiklah, saya berusaha
mencoba tema baru. Saya mau menulis tentang perjalanan hidup.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Nama saya Tahir, umur
sekian, lahir tanggal sekian, asal Flores.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Bla....bla..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Bla.. bla....Duh garing
banget.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Kayaknya terlalu
berlebihan, memangnya saya ini siapa. Dan siapa yang mau mengorbankan waktu
yang berharga mereka untuk membaca perjalanan hidup saya? Saya cuma butiran
debu, cuma riak kecil ombak. Apakah menarik perjalanan hidup saya bagi orang
lain? Barangkali menarik, tapi apa? Di situ kadang saya merasa sedih..loh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Georgia","serif";">Baiklah, saya akan
menulis tentang perusahaan tempat saya bekerja. Tapi nanti sajalah. Semua orang
punya kisah masing-masing, kenangan-kenangan. Lalu apa yang menarik dari
kisahku? Jadi saya benar-benar bingung tema apa yang bisa saya tulis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-6861796148554067922015-04-24T03:37:00.000-07:002015-04-24T03:37:39.910-07:00MENCARI AMAN DI DUNIA MAYA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhipU22dbz8lT3isJ57wznTgkygwisqgi7RgL45ny2DWSCbGJV7QNW69kPpThJFetWHG8t8YrXPBi386_YILaOke04t_DAobGifLtAbdKFLYDTQm2YsS793GrlMB9D356fZuRXfZYGL0o0/s1600/cyber-security+wpchannel.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhipU22dbz8lT3isJ57wznTgkygwisqgi7RgL45ny2DWSCbGJV7QNW69kPpThJFetWHG8t8YrXPBi386_YILaOke04t_DAobGifLtAbdKFLYDTQm2YsS793GrlMB9D356fZuRXfZYGL0o0/s1600/cyber-security+wpchannel.jpg" height="247" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi, by wpchannel</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Oleh M. Tahir Saleh<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">“DANA nasabah Rp30 miliar
dibobol.” Begitu bunyi berita utama sebuah koran nasional di Jakarta pada Kamis
pekan lalu. Para pelaku diduga sindikat peretas (</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">hacker</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">) internasional yang berbasis di Ukraina. Mereka membobol 300
rekening nasabah tiga bank besar di Indonesia lewat </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">internet banking</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">. Modusnya menyebarkan perangkat lunak perusak
sistem komputer atau </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">malicious software </i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">(</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">malware</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">). Kasus tersebut kini ditangani Badan
Reserse Kriminal Mabes Polri.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Tak
hanya perusahaan di Indonesia, lembaga keuangan global juga </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">tak luput dari usaha </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">peretasan. Awal tahun ini, sempat terungkap bagaimana
sepak terjang Carbanak, geng kriminal </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">berisi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">orang-orang
Rusia, Ukraina, dan China, yang membobol sekitar 100 lembaga keuangan di 30
negara sejak 2013. Tak tanggung-tanggung, <i>Bloomberg</i>
mencatat, uang yang mereka gondol menembus US$1 miliar atau sekitar Rp12
triliun dalam dua tahun beroperasi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Kejahatan
dunia maya atau <i>cybercrime</i> yang
dilakukan para <i>hacker</i> seperti itu </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">adalah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">masalah yang terus-terusan muncul. Seiring dengan kecanggihan
teknologi, para <i>hacker</i> pun tak kalah
cerdik memanfaatkan celah sistem keamanan dunia maya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Dua
pekan sebelum kejadian di Jakarta </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">tersebut</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">, Fortinet,
</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">perusahaan
</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">global dalam solusi keamanan dunia maya,
menggelar konferensi internasional soal <i>cybersecurity</i>
di </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Seoul</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">, Korea Selatan, selama hampir sepekan. <i>Bloomberg Businessweek Indonesia</i> berkesempatan
hadir dalam </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">acara </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">tersebut guna mengetahui bagaimana
perusahaan-perusahaan, khususnya di Asia</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">-</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Pasifik,
mengantisipasi serangan kejahatan dunia maya. Beberapa klien Fortinet seperti
National Institute of Education Singapore dan Oakwood juga diundang untuk berbicara.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Fortinet
juga bekerja sama dengan lembaga riset Frost & Sullivan untuk menghimpun
informasi dan data soal kejahatan virtual. Hasilnya, tren serangan dunia maya
makin marak. Peretas juga makin “cerdik” dan sudah tahu model bisnis perusahaan
yang diincar. </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Lembaga riset itu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">mencatat, pada Desember
2014, fasilitas operasi nuklir di Korea Selatan dibobol. Serangan<i> cyber</i> di Jepang juga naik dengan </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">menyasar </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">kerentanan perangkat lunak. “Perusakan situs paling umum terjadi,
diperkirakan 295.000 situs dirusak pada 2014,” kata Edison Yu, direktur untuk
ICT <i>Practice</i> Frost & Sullivan
Asia Pasifik, di Seoul.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Dengan
fakta ini, serangan para <i>hacker</i>
sebagaimana terjadi di dunia tak luput menjadi perhatian Fortinet. Menurut <i>Country Manager</i> Fortinet Indonesia
Jeremy Andreas, peningkatan tren serangan peretas tak terelakkan dan makin berbahaya.
Akibatny</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">a</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">, risiko baik finansial
maupun reputasi bagi perusahaan menjadi tinggi karena pembobolan data
perusahaan yang bersifat rahasia.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Gejala
serangan yang kini marak terjadi ialah </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">advanced
persistent threat</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> atau APT. Ancaman ini muncul seiring maraknya tren
perangkat</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> mobile</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> dan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">smart-device</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> pekerja yang terhubung
dengan jaringan teknologi informasi (TI) perusahaan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">APT
adalah serangan jaringan yang bertujuan mencuri data dari perusahaan tempat
jaringan tersebut berada. Lazimnya, serangan APT membidik perusahaan seperti jasa
keuangan, lembaga pertahanan, dan manufaktur yang punya informasi penting.
Parahnya, APT sulit terdeteksi </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">oleh </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">antivirus.
Kecanggihan serangan ini juga berkaitan dengan tujuan para peretas. “Dahulu para
<i>hacker</i> ingin eksistensi, sekarang
arahnya mengeruk keuntungan finansial dari serangan APT itu,” kata Glen Francis,
<i>Vice President</i> IT Management Association</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> (</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">ITMA</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">)</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">, asosiasi TI di Singapura. “Di negara kami, hampir semua
</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">[organisasi]
</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">memakai sistem keamanan,” kata Glen yang
mengestimasi bujet terendah untuk keamanan <i>cyber</i>
antara 5-10% dari bujet TI perusahaan yang berkisar US$10 juta.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Lubang
serangan juga makin menganga karena fragmentasi kelompok APT kian besar
sehingga ada potensi bakal lebih banyak lagi perusahaan yang diserang. Bank-bank
juga kini dibidik secara langsung. Bahkan, para </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">hacker</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> diprediksi memanfaatkan layanan komputasi awan (</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">cloud</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">) untuk mentransfer data dari
komputer secara ilegal.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXQ9WFArwJlpCA5qC0Kz41Dkyb4zqONFuC8s3yMoCo0Z9eu0_8ncf2GBks6pc3EcnMGXZBqrWuOPdaJEUslv_sApYBo08m-w50H4bur87KpP8rXuTATY2bscYW7hmb-LBKdMuNwhsfyGM/s1600/George+Chang1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXQ9WFArwJlpCA5qC0Kz41Dkyb4zqONFuC8s3yMoCo0Z9eu0_8ncf2GBks6pc3EcnMGXZBqrWuOPdaJEUslv_sApYBo08m-w50H4bur87KpP8rXuTATY2bscYW7hmb-LBKdMuNwhsfyGM/s1600/George+Chang1.jpg" height="213" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>George Chang, by Fortinet</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Fortinet
menyadari serangan APT tersebut dan meluncurkan program ATP atau Advanced
Threat Protection. Awal April ini, perusahaan yang berbasis di California,
Amerika</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">,</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> ini juga merilis <i>framework</i>
keamanan terbaru memakai platform teknologi ketiga. “Kami membedakan diri dalam
pasar dengan memberi jasa konsulta</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">si</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> strategis yang tidak
diberikan vendor lain,” kata George Chang, <i>Vice
President</i> Fortinet untuk Asia Tenggara dan Hong Kong.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Tahun
lalu, perusahaan yang didirikan oleh Ken Xie ini mencatatkan kinerja cukup baik
sejak didirikan pada 2000. Fortinet mencatatkan pendapatan US$770 juta, melesat
dari 2003 yang hanya US$13 juta. Saat ini Fortinet terbesar ketiga di dunia dengan
<i>market share</i> 7,34% setelah Cisco
(Sourcefire) 17,77%, dan Check Point 12,97%. Pesaing lain, yakni PAN, McAfee
(Stonesoft), dan Juniper. </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">D</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">i Indonesia, mereka
ada di urutan ketiga dengan <i>market share</i>
13,6%. Beberapa klien global mereka di antaranya Oracle, Coca Cola, Yahoo
Japan, IBM, Microsoft, Apple, dan Salesforce.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Di
tengah ancaman serangan tersebut, Derek Manky,</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> Global Security Strategist</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> Fortinet, mengatakan pihaknya juga
bekerja sama lembaga keamanan di antaranya dengan MyCERT (Malaysia Computer Emergency
Response Team), Interpol, dan San Francisco Electronic Crimes Task Force guna
memitigasi ancaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Fortinet
tetap mengimbau agar perusahaan memperhatikan betul soal </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">cybersecurity</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> ini. Apalagi, keamanan data telah berkembang pesat
tak hanya perlindungan perimeter, tapi juga mencakup upaya penanggulangan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">malware</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> yang kadung menyusup dan mengakar
di jaringan TI perusahaan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Di
Indonesia, beberapa sektor seperti perbankan sudah menyadari serangan virtual.
Tapi, kepatuhan perbankan juga didorong oleh </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">regulasi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Namun umumnya,
perusahaan nasional baru sebatas mengandalkan <i>software</i> keamanan yang ditanamkan pada <i>server</i>, padahal mestinya dibuat sistem berlapis yang diperbarui
secara berkala. “Tapi kami optimistis, dengan sosialisasi berkelanjutan,
kesadaran perusahaan soal ini akan meningkat. Kalau di pasar modal <i>sih</i> hampir semua perusahaa efek
mengerti,” kata Jeremy.</span></div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 115%;"><div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 115%;"><br /></span></span></div>
Selain minimnya
kesadaran perusahaan, satu hal yang juga disayangkan ialah infrastruktur TI di
Indonesia yang belum </span><span lang="EN-US" style="line-height: 115%;">sepenuhnya </span><span style="line-height: 115%;">mendukung, terutama <i>bandwidth</i>. Edison dari Frost </span><span lang="EN-US" style="line-height: 115%;">& Sullivan </span><span style="line-height: 115%;">menambahkan langkah
pencegahan serangan ialah memakai pendekatan teknologi holistik dan integrasi serta
keahlian sumber daya manusia</span><span lang="EN-US" style="line-height: 115%;"> (SDM)</span><span style="line-height: 115%;">.</span><span style="line-height: 115%;"> </span><span style="line-height: 115%;">Eric
Chan, <i>Solution Consulting Director</i>
Fortinet untuk Asia Tenggara, juga menekankan soal ini mengingat banyak
perusahaan berskala global—seperti Adobe, Sony Picture, dan jaringan peritel
Target—tak luput dari serangan. “Tentu peran SDM penting karena berkaitan juga dengan
integritas,” kata Eric. </span></span><span class="fullpost">
</span><br />
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 115%;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 115%;"><i>Tulisan ini terbit di majalah Bloomberg Businessweek Indonesia, edisi 20 April 2015</i></span></span></div>
</div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-34723815763617088322015-04-24T03:10:00.000-07:002015-04-24T03:10:21.914-07:00 NASIB SUSPENSI AAA SECURITIES<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuquIDCauAtBbs06ICsNtg46XuNfOxO4f4Sa0nxqclpIHvlQD-ir8o0TdmnYhuXfH-SUKeU3mAjseqEQa_8KZSKH7CaIogJ9eL3bv0OeF_RhmNV6Eb-AyiSjBwIhzJBWpVIeP9HJPgiAI/s1600/aaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuquIDCauAtBbs06ICsNtg46XuNfOxO4f4Sa0nxqclpIHvlQD-ir8o0TdmnYhuXfH-SUKeU3mAjseqEQa_8KZSKH7CaIogJ9eL3bv0OeF_RhmNV6Eb-AyiSjBwIhzJBWpVIeP9HJPgiAI/s1600/aaa.jpg" height="136" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Oleh M. Tahir Saleh</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">SENIN pagi (5/12), Agus
mencoba mengontak PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (AAA Securities) karena
ingin tahu cara berinvestasi saham. Ia direkomendasikan oleh temannya sejak
lama supaya membeli saham lewat broker ini karena tidak repot. Akan tetapi,
Agus kurang beruntung, suara seorang staf di seberang telepon menjelaskan kalau
perusahaan belum bisa bertransaksi karena aktivitas perdagangan mereka
dihentikan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Pegawai swasta ini
akhirnya mencari jawaban ke perusahaan sekuritas lain. “Kaget juga <i>kok</i> <i>enggak</i>
bisa daftar, kasihan juga investor lamanya,” Agus menuturkan awal pekan lalu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Informasi
penghentian sementara atau suspensi itu memang tak salah. Sejak 3 Desember
2014, BEI menyuspensi kegiatan usaha AAA Securities sebagai perantara pedagang
efek. Alasannya, modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) broker itu tidak
memenuhi syarat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Mengacu
pada Peraturan OJK No.V.D.5 tentang Pemeliharaan dan Pelaporan MKBD, modal
kerja broker dihitung dari jumlah aset lancar perusahaan efek dikurangi seluruh
kewajiban dan kewajiban terperingkat (kewajiban belum pasti atau kontinjen dan
kewajiban di luar laporan keuangan), ditambah dengan utang subordinasi, dan
penyesuaian-penyesuaian lain. Batas minimalnya Rp25 miliar atau 6,25% dari
total kewajiban. Singkatnya, MKBD ialah modal minimal yang harus dimiliki
perusahaan efek berdasarkan aset dan modal yang dikurangi kewajiban.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Berdasarkan
data situs BEI yang diakses pada 8 Januari, nilai modal kerja bersih AAA
Securities nol, sedangkan modal dasar dan modal disetor masing-masing Rp300
miliar dan Rp97 miliar. Per November tahun lalu, rata-rata MKBD perseroan
Rp27,88 miliar, turun dari November 2013 Rp69,05 miliar. Rata-rata MKBD
tertinggi perseroan dibukukan pada Maret 2013 yang menembus Rp95,61 miliar.
Suspensi itu menjadi awal pemeriksaan lebih lanjut mengapa jumlah modal bisa
menyusut dan di bawah batas minimal.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Sayangnya
sejumlah pemangku kepentingan enggan bicara terbuka. Direktur PT Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI) Margareth Tang juga mendadak mundur menjauh saat
ditemui pada pembukaan perdagangan bursa, 2 Januari. “</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Wah</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> saya </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">no
comment</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">deh</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> soal itu, coba tanya bursa saja,” katanya melipir.
Informasi juga tak banyak keluar dari Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek
Indonesia Hasan Fauzi. “Tapi secara umum, utang perusahaan efek bisa menggerus
modalnya. Soal AAA, apakah MKBD-nya berkurang karena utang atau bagaimana? Itu
yang tengah diperiksa otoritas,” katanya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Cerita
pemeriksaan ini bermula ketika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar
pemeriksaan rutin terhadap perusahaan sekuritas. Dari pemeriksaan periodik itu,
ketahuanlah bahwa MKBD milik AAA Securities nyatanya di bawah ketentuan sehingga
perlu penelisikan lebih jauh. Dugaaan sementara terjadi pelanggaran terkait
efek nasabah, terindikasi broker itu menggadaikan saham atau </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">repo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> (</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">repurchasing
agreement</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">) nasabah tanpa izin. Benarkah demikian?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Manajemen
BEI tak menampik alasan suspensi karena berkurangnya MKBD. Namun, Direktur
Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Uriep Budhi Prasetyo tak mau bicara
terbuka soal ini karena masuk ranah otoritas pasar modal. “Awalnya soal MKBD
kurang, kalau soal itu [</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">repo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> saham yang nyangkut] masih diinvestigasi
OJK. Baru indikasi terkait </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">repo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">, jumlahnya saya belum tahu,” katanya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Jika
melongok laporan keuangan AAA Securities per September tahun lalu, perusahaan
memiliki utang efek jual dengan janji dibeli kembali sebesar Rp9,30 miliar dan
utang lembaga kliring dan penjaminan Rp67,21 miliar. Total kewajiban AAA
Securities mencapai Rp171,71 miliar, sedangkan ekuitasnya Rp161,56 miliar,
artinya rasio utang terhadap ekuitas hanya 1,02 kali. Barang yang diperjanjikan
adalah efek PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. dengan tanggal transaksi
pada 10 Juli, 18 Juli, 21 Juli, 23 Juli 2014. Adapun tanggal dibeli kembali,
yakni 10 Januari, 19 Januari, dan 23 Januari tahun ini. Pemeriksaan OJK belum
tuntas. “Ini baru indikasi. Kalau indikasi, tidak berarti terbukti. Kalau </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">enggak</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">
terbukti, tapi kami sudah sebut nama orang dan pihaknya, dan ternyata tidak
terbukti, itu </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">kan</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> sudah merusak citra,” kata Kepala Eksekutif Pengawas
Pasar Modal OJK Nurhaida di Jakarta, pekan lalu. “Namanya pemeriksaan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">yah </i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">belum
boleh diinformasikan ke publik sebelum selesai.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Sebetulnya
tidak ada yang salah dengan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">repo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> saham. Kesalahan terjadi jika tidak ada
izin dari pemilik efek. Broker pun lazim melakukan salah satu transaksi yang
cukup diminati pelaku pasar modal ini. </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Repo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> adalah transaksi penjualan
efek antara dua belah pihak yang diikuti dengan perjanjian pembelian kembali
atas efek yang sama dengan jumlah, harga, dan tanggal yang disepakati. Menurut
data KSEI, awalnya transaksi ini tidak dibedakan dalam sistem sehingga
regulator tak tahu dan tidak punya data penyelesaian transaksi repo. Tapi kini
sudah ada penyempurnaan yang mensyaratkan pemakai jasa KSEI harus menyebutkan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">underlying</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">
transaksi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Ketika
</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Bloomberg Businessweek</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> Indonesia mencoba menemui Direktur Utama AAA
Securities Theodorus Andri Rukminto, yang bersangkutan melimpahkan kepada SRS
Lawyers, kantor pengacara di lantai lima Bakrie Tower, Jakarta. Sellya
Candrasari, salah satu kuasa hukum AAA Securities, mengatakan yang terjadi
sebenarnya hanya perbedaan pencacatan dari perusahaan dengan OJK. “Kami sudah
laporkan ke OJK sesuai standar, cuma OJK memandang berbeda. Perbedaan ini yang
coba kami klarifikasi pada Jumat 9 Januari,” katanya. Sellya mengaku baru
mendengar indikasi tersangkut gadai saham tak berizin.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Bagi
AAA Securities, penyusunan laporan MKBD sudah sesuai dengan standar akuntansi,
tapi ada beberapa transaksi—termasuk </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">repo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">—yang tampaknya beda tafsir.
“Timnya Pak Andri sudah menyusun, tapi mungkin OJK merasa ‘</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">oh</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> kamu salah menyusunnya, cara menyusun </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">repo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> misalnya </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">gini’</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">. </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Nah</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> apakah </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">repo</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> itu
punya pemilik gadai atau penerima?” kata Richard Adam dari SRS Lawyers. “Kalau
kita pahami hukum, gadai berarti hanya jaminan, </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">nah</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> timbullah perbedaan
dengan OJK.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Hingga
saat ini AAA Securities belum bisa memberi informasi lebih jauh mengingat
pemanggilan direktur utama perusahaan baru dijadwalkan pada 9 Januari. OJK baru
meminta keterangan dari direksi lain, Lulu E. Soekardi, pada Senin 5 Januari.
Namun Richard berandai, bila kliennya terbukti tak memenuhi ketentuan,
perusahaan akan menempuh permintaan regulator. “Perusahaan dengan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">size</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">
seperti AAA itu, jumlah minimal Rp25 miliar bukan jumlah yang sulit, ekstremnya
begitu,” kata Richard. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">“Katakanlah saham [nasabah] diambil, ini andai-andai ya,
lapor polisi dong. Jika ada yang merasa sahamnya </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">diembat</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">, logikanya
lapor ke polisi. Sepanjang pengetahuan saya, belum ada laporan. Kalau repo </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">kan</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">
lazim semua main </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">kayak</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> gini.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Dia
menampik bahwa penunjukan kantor pengacara karena perusahaan tersangkut kasus
hukum dengan nasabah, tetapi lebih pada penyusunan dokumentasi hukum. “Selama
ini bagian legal mereka </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">enggak</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> ada yang permanen, rata-rata orang
keuangan. Kami membantu menyusun semuanya, </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">enggak</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> ada rekayasa,”
katanya. Jika pun OJK mengharuskan AAA menyelesaikan seluruhnya, kuasa hukum
pun tidak akan menempuh jalur hukum.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Hanya
saja suspensi sudah terjadi. Dengan penghentian ini, tentu kerugian ada pada
nasabah lama AAA Securities karena tidak bisa melakukan perdagangan. Salah
seorang eksekutif perusahaan sekuritas yang menolak disebut namanya mengatakan
peralihan nasabah lazimnya tidak dikenakan biaya karena hanya pindah ‘barang’.
“Kalau </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">crossing</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> di pasar iya [kena biaya], tapi kalau </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">enggak</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">
salah biaya cuma Rp20.000 per jenis efek, terlepas dari volume, jadi memang
kerugiannya karena nasabah </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">enggak </i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">bisa transaksi dan repot
pindah-pindah,” katanya. Dia berharap persoalan tersebut segera selesai dan
tidak merugikan nasabah. Richard menegaskan AAA Securities berkomitmen membantu
nasabah memindahkan aset ke sekuritas lain karena menjadi tanggung jawab
perusahaan. “Kami bantu </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">dong</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> memindahkan supaya mereka bisa dagang,
kalau sahamnya </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">jeblok</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">kan</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">
kasihan mereka.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">Sampai
saat ini BEI masih menunggu hasil pemeriksaan OJK sebelum membuka suspensi.
“Tergantung kasusnya. Bisa cepat, ada yang beberapa bulan saja, tapi ada juga yang
</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">enggak</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"> dibuka-buka [suspensinya],”
kata Uriep. Secara tak langsung Uriep menyinggung PT Brent Securities yang
disuspensi sejak 22 September 2014, tapi sampai saat ini belum dibuka. “Saya </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">enggak</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">
tahu berapa lama untuk AAA Securities ini.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><i>Tulisan ini terbit di majalah Bloomberg Businessweek Indonesia, edisi 12 Januari 2015</i></span></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-26881184326688563652015-04-24T02:53:00.001-07:002015-04-24T02:53:40.101-07:00SINYAL MERGER DARI YANG TERSISA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tiga tahun
berturut-turut mencetak rugi, dua operator telekomunikasi berbasis CDMA ini menggabungkan
jaringan, indikasi awal merger kedua perusahaan.</span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Oleh
M. Tahir Saleh dan Ratna Wahyuningsih<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAmm88kJ6ppC5y1eYVQ14NG9TQ1aYXZIJ_mofvS_ndQ6LVOvEPV55ASGgD5bAIPOwlGgeQiYelZm5uBE6soSQjCCvfxnu3UvKVFKk-lazQOOrPcdn1EsiIswBPY0YyBq_HEh6fAIr7O4o/s1600/anin+flickr.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAmm88kJ6ppC5y1eYVQ14NG9TQ1aYXZIJ_mofvS_ndQ6LVOvEPV55ASGgD5bAIPOwlGgeQiYelZm5uBE6soSQjCCvfxnu3UvKVFKk-lazQOOrPcdn1EsiIswBPY0YyBq_HEh6fAIr7O4o/s1600/anin+flickr.jpg" height="213" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Anindya, photo by flickr</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">RABU sore, 14 Maret 2012, Anindya Novyan Bakrie menggelar konferensi pers di sebuah
hotel ternama di Jalan Rasuna Said, Jakarta. Komisaris Utama PT Bakrie Telecom
Tbk.—yang kala itu menjabat direktur utama perseroan—membeberkan kerja sama
bisnis dengan mitranya, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI). Hadir pula
Michael Sampoerna, anak dari taipan Putera Sampoerna, mewakili pihak STI.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Kemitraan yang dimaksud adalah perjanjian
jual beli bersyarat. Bakrie Telecom, operator Esia, akan mengakuisisi 35% saham
STI, operator Ceria, dengan harga US$21,5 juta. Dalam 3 tahun ke depan, emiten
berkode saham BTEL itu bisa menambah kepemilikan hingga 100%. Lantaran belum dapat
uang tunai, aksi korporasi akan direalisasikan melalui skema tukar guling saham
atau </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">share swap</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> BTEL kepada pemegang
saham STI: Sampoerna Strategic dan Polaris Mobile Pte. Ltd. Lewat jual beli
bersyarat ini, Sampoerna Strategic dan Polaris akan menggenggam saham Bakrie
Telecom.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Tapi kemitraan tersebut hingga kini belum
terealisasi penuh. Anindya belum memberi penjelasan berarti. “Kerja sama dengan
STI belum terjadi, saat ini kami fokus internal dulu. Setelah kuat, baru kami akan
melakukan apa yang sudah direncanakan,” tulis manajemen Bakrie Telecom dalam
dokumen paparan publik, 20 Desember tahun lalu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Setelah aksi korporasi dengan STI belum terealisasi,
Bakrie Telecom kembali menempuh strategi baru untuk lebih menggenjot kinerja
perseroan. Akhir bulan lalu, Bakrie meneken perjanjian penggabungan usaha
penyelenggaraan dan sewa menyewa jaringan telekomunikasi dengan PT Smartfren
Telecom Tbk., kompetitornya di bisnis telekomunikasi berbasis </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">code division multiple access</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> (CDMA). Tujuannya
menghemat pengeluaran dan efisiensi operasional bagi kedua perusahaan.
Penggabungan jaringan ini mencakup </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">base
tranceiver station</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> (BTS) hingga spektrum frekuensi 5 MHz di pita 800 MHz.
Dengan demikian, Bakrie tak lagi mengoperasikan jaringan, melainkan menyewa ke
Smartfren. Di sisi lain, Smartfren menerima tambahan alokasi frekuensi selebar
5 MHz milik Bakrie di pita 800 Mhz.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemenkominfo) sudah merestui aksi tersebut dengan menerbitkan surat izin buat Smartfren.
Menariknya, dari perjanjian ini, Bakrie akan menjadi salah satu pemegang saham
emiten berkode FREN itu. Besaran saham Bakrie di Smartfren kabarnya bisa mencapai
10-15%. Tapi, manajemen Bakrie enggan mengungkap detailnya. Pihak Smartfren
mengatakan komposisi saham baru kelihatan akhir tahun ini. “Besarannya belum
tahu secara detail, ada nanti di laporan akhir tahun,” kata Direktur Smartfren
Merza Fachys kepada </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Bloomberg Businessweek
Indonesia</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">, Kamis (13/11).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFesnEeBdwTOTibi_rHGXJ2nMjbJUfwvxw5iFIoZWXud5CK_mvVieCgeERHBgl0L4h7xYNv73wHQO1Sqe7gk869htoyKMC76OOWvOmrEYlE737k9QkK2VQfNZHR06EC0WlGe1DBZ5994E/s1600/esia+artistarefill+com.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFesnEeBdwTOTibi_rHGXJ2nMjbJUfwvxw5iFIoZWXud5CK_mvVieCgeERHBgl0L4h7xYNv73wHQO1Sqe7gk869htoyKMC76OOWvOmrEYlE737k9QkK2VQfNZHR06EC0WlGe1DBZ5994E/s1600/esia+artistarefill+com.jpg" height="200" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Photo by artistarefill.com</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Bakrie Telecom menunjuk PT Asuransi Sinarmas
sebagai penjamin (</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">surety</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">) atas
pembayaran kewajiban perseroan kepada Kemenkominfo untuk pembayaran biaya hak
penggunaan (BHP) frekuensi dan BHP telekomunikasi. Seandainya jaringan
teknologi Smartfren bermigrasi ke teknologi 4G Long Term Evolution (4G LTE),
Bakrie Telecom juga diberikan hak ikut serta sehingga membuka peluang bisnis
baru melalui teknologi baru tersebut pada frekuensi 850 MHz.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Kendati jaringannya bergabung, Direktur dan
Sekretaris Perusahaan Bakrie Telecom Harya Mitra Hidayat, dalam keterbukaan
informasi 3 November, menegaskan kedua emiten tetap menjadi entitas terpisah. Tidak
ada penggabungan perusahaan, tak ada pula perubahan aktivitas usaha jasa
telekomunikasi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Sejumlah pelaku pasar menduga, merger
jaringan tersebut adalah indikasi awal terjadi konsolidasi antara Bakrie dan
Smartfren, sinyal kuat merger menjadi satu entitas bisnis. Namun, manajemen
Bakrie seolah mengunci akses informasi soal ini. Direktur Utama Bakrie Telecom
Jastiro Abi enggan merespons pesan singkat dan telepon, begitu pula Anindya
Bakrie ketika dikontak melalui pesan singkat, telepon, dan surat elektronik.
Harya juga belum memberi tanggapan. “Maaf, saya sedang sibuk luar biasa untuk
mengatur </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">run</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> operasional perusahaan,
tidak bisa merespons segera,” katanya lewat pesan singkat. “Saya lagi
perjalanan dinas ke luar negeri.” Surat elektronik yang dikirimkan kepadanya
juga bertepuk sebelah tangan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">**<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saat
ini bisnis telekomunikasi berbasis CDMA tinggal menyisakan tiga pemain: Smartfren,
Bakrie Telecom, dan STI dengan <i>brand</i>
Ceria. Smartfren dan Bakrie masing-masing memiliki 5 MHz di frekuensi 850 MHz, sedangkan
Ceria di 450 Mhz. Operator CDMA yang sudah tereliminasi ialah Flexi milik PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk.—dialihkan ke Kartu AS dan Kartu Halo—dan StarOne kepunyaan
PT Indosat Tbk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Kinerja Ceria belum terungkap karena
perusahaan tertutup, sedangkan performa bisnis Smartfren dan Bakrie masih
negatif. Berdasarkan laporan keuangan yang dikompilasi </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Bloomberg Businessweek Indonesia</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">, Bakrie terakhir mencatat laba
pada 2010 Rp9,98 miliar, tapi seterusnya mulai 2011 merugi seiring dengan
pendapatan yang terus tergerus. Pada kuartal kedua tahun ini—laporan September
belum dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI)—rugi Bakrie Telecom mencapai
Rp316,83 miliar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Sejak tahun lalu, emiten yang dikuasai
mayoritas oleh PT Bakrie & Brothers Tbk. ini juga mengalami defisiensi modal,
alias ekuitas negatif. Itu artinya, jika seluruh aset dijual, lalu uangnya
dipakai untuk membayar semua utangnya, tidak akan cukup. Kondisi Smartfren tak
jauh beda, terakhir mencatatkan laba pada 2007 sebesar Rp50,35 miliar. Setelah
itu ruginya terus membengkak mulai dari 2008 hingga tahun lalu. Per September
tahun ini, rugi perusahaan Grup Sinarmas ini tercatat Rp939,93 miliar meski
pendapatannya naik. Smartfren sudah merugi dalam lima tahun terakhir, sedangkan
Bakrie rugi terus dalam 3 tahun terakhir.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Harga saham keduanya juga stagnan. Harga
saham BTEL pekan lalu masih Rp50—bertahan sejak 1 November 2012. Smartfren? Sama
saja, setali tiga uang. Harganya Rp68 per saham dibandingkan dengan awal
November tahun lalu Rp50 per saham. Di mata investor dan analis, saham dua
perusahaan ini kurang menarik.</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">“Kami
tidak </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">cover</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> dua emiten ini, ibarat
restoran, kalau tidak laku, sulit menawarkannya,” kata seorang kepala riset
perusahaan sekuritas.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDVyfeX110Y094DyEpn6XzR3ZKBA8uyo3BCHBFZgl-23q70Gu3XPceGRWJBJiiNyxmD9cxAgN4_gPag-hRsVCFbE_t6w1m4W-QSgsd_v6_891Mtgnw3QAW2AVQNZJOkvQo-ChITuNDxuI/s1600/smartfren+tribunnews.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDVyfeX110Y094DyEpn6XzR3ZKBA8uyo3BCHBFZgl-23q70Gu3XPceGRWJBJiiNyxmD9cxAgN4_gPag-hRsVCFbE_t6w1m4W-QSgsd_v6_891Mtgnw3QAW2AVQNZJOkvQo-ChITuNDxuI/s1600/smartfren+tribunnews.jpg" height="212" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Model-model Smartfren, photo by Tribunnews</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Pendapatan Smartfren paling banyak disokong
dari data, sedangkan kontributor terbesar Bakrie masih dari layanan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">voice</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> dan SMS. Baik Smartfren maupun Bakrie
juga terus berupaya meningkatkan kinerja keuangan. Dalam paparan publik 6 Juni
lalu, Djoko Tata Ibrahim, </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Commercial
Group Head</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> Smartfren, dan Direktur Keuangan Antony Susilo mengatakan
aktivasi </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">smartphone</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> mereka sudah
mencapai 500.000 pada kuartal pertama tahun ini. Perseroan juga masih menjajal
kerja sama dengan Lenovo dan Xiaomi. Hingga saat ini jaringan Smartfren menjangkau
hampir semua pusat populasi Tanah Air dengan jumlah BTS mencapai 5.708, terdiri
dari Jawa dan Bali (4.225), Sumatra Utara (689), Sumatra Selatan (403),
Kalimantan (117), dan Sulawesi (274).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Manajemen Smartfren berupaya meningkatkan
kapasitas dan teknologi jaringan serta menyiapkan dana untuk membayar utang
jatuh tempo 2015. Penambahan dana bukan lewat tambahan pinjaman, tapi dengan
obligasi wajib konversi guna memperbaiki struktur permodalan dan tidak menambah
beban bunga. Meski kerap menggondol penghargaan a.l The Most Wanted Android
Phone 2014 dari Lazada dan Indonesia Customes Satisfaction Award, performa
bisnis mereka belum terangkat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Bakrie juga menerapkan sejumlah upaya, di
antaranya optimalisasi kapasitas untuk percakapan dan data serta fokus ke
Jakarta, Banten, dan Jawa Barat (JBJB)— pasar utama Esia. Bakrie juga memperkuat
kemitraan dengan beberapa distributor untuk menjamin ketersediaan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">handset, </i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">meremajakan merek Esia, fokus
memperkuat layanan percakapan, dan mendorong pertumbuhan data melaui </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">smart devices</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">. Kolaborasi dengan vendor
untuk pengadaan perangkat cerdas LTE juga dijajaki. Selain itu, Bakrie mengontrol
ketat biaya, mengendalikan operasi, dan meningkatkan struktur modal melalui </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">re-profil</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> atau penjadwalan kembali kewajiban.
Hanya saja, beban kewajiban yang terus naik—sebagian besar karena melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dolar—berimbas pada utang dan pinjaman dalam mata
uang asing.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Bahkan, baru-baru ini mereka digugat kreditor
</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">global bond</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> di Amerika. Dalam
penjelasannya ke BEI, Bakrie tengah memproses proposal </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">re-profil </i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">pembayaran kupon obligasi. Institusi yang paling besar
memegang US Global Bond Bakrie ialah JP Morgan Chase Bank National Association
US$184,68 juta (48,6%), Citibank US$141,12 juta (37,1%), dan State Street Bank
and Trust Company US$11,50 juta (3,0%). Bakrie Telecom belum membayar kupon
obligasi jatuh tempo pada November 2013, Mei 2014, dan 7 November 2014 masing-masing
US$21,85 juta.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Di luar persoalan utang Bakrie, peluang perusahaan
untuk bertumbuh masih besar di tengah prediksi industri telekomunikasi berbasis
CDMA yang belum membaik. Hadirnya teknologi baru seperti 4G LTE membuat emiten
telekomunikasi tak bisa menampik untuk menyesuaikan diri. Dalam </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">public expose</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">-nya, manajemen Bakrie
optimistis prospek bisnis tetap lantaran penetrasi</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> smartphone</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> di Indonesia baru sekitar 20%. Hanya saja pertumbuhan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">traffic</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> data tidak sejalan dengan
pertumbuhan pendapatan karena tren tarif layanan yang menurun.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Menurut pengamat telekomunikasi Budi Raharja,
optimistis itu wajar didengungkan oleh operator. Apalagi teknologi CDMA sebetulnya
cukup baik dibandingkan dengan, misalnya, GSM—</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">global system for mobile communication.</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> “Ini masalah persepsi saja,
padahal CDMA baik, kalau kita lihat 3G-nya bisa lebih tinggi, tapi </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">entry</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> masuknya itu ke </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">middle class</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> ke bawah,” katanya, pekan
lalu. “Jadi bagaimana membangun kembali persepsi teknologi ini saja.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Satu persoalan lain, yakni bisnis
telekomunikasi butuh bujet besar. “Nanti ada 4G LTE, setelah itu ada lagi
teknologi lain. Selalu berubah. Maka perusahaan harus punya ‘kantong semar’.
Ceruk pasar CDMA, kata Budi, masih besar mengingat teknologi yang saat ini ada
pun belum sepenuhnya menunjang aktivitas. “Kadang kita punya teknologi hebat,
tapi secara bisnis jelek. Sebetulnya masih ada peluang. Fokus pada </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">coverage</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> dan kualitas. Layanan saat ini saja
kurang </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">reliable</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">. Saya saja pakai empat
modem dari empat operator karena kualitas parah.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Analis Trimegah Securities, Gina Novrina
Nasution juga menilai sejauh ini sektor CDMA memang belum membaik. Tapi ke depannya
teknologi ini akan ditunjang dengan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">gadget</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">-gadget
baru yang dirilis sejumlah merek ponsel terbaru, salah satunya Xiaomi dengan
dua kartu SIM—GSM dan CDMA. Apalagi, Gina melihat karakteristik pengguna saat
ini yang belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi 3G dan 4G. “Masyarakat memang
memakai 3G atau 4G, tapi untuk </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">voice</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> dan
video, orang belum banyak memanfaatkannya. Penetrasi CDMA di berbagai daerah
yang jauh juga belum besar. Peluang tetap ada.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">**<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">JP
Morgan memprediksi setidaknya butuh waktu 13 tahun untuk mencapai titik impas
belanja modal bagi operator telekomunikasi. Sebab itu, kerja sama jaringan
antar-operator atau konsolidasi mesti didorong agar investasi lebih
menguntungkan. Estimasi JP Morgan ini
dikutip Bakrie Telecom dalam dokumen paparannya di BEI dan benar-benar mereka
tempuh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Kerja sama Bakrie Telecom dan Smartfren
disebut penggabungan jaringan—yang menjadi satu di bawah operasi Smartfren. “Dalam
bahasa aksi korporasi bisa saja disebut ‘Smartfren mengakuisisi jaringan milik Bakrie
Telecom,’ tapi yang jelas bukan akuisisi perusahaan,” kata Komisioner Badan
Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono, pekan lalu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Proses semacam itu menurutnya boleh demi
menyehatkan kedua perusahaan. Proposal yang diajukan keduanya ke Direktorat Jenderal
Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo juga sudah disetujui. Sang
dirjen belum bisa berkomentar jauh soal sewa menyewa jaringan ini dan kebijakan
baru pemerintah. “Saya masih </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">meeting</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">
di Tokyo,” katanya singkat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Kejelasan hukum ini penting agar jangan
sampai kasus dugaan penyalahgunaan kerja sama frekuensi 3G antara Indosat dan
PT Indosat Mega Media (IM2)—yang masuk ke ranah hukum—terjadi pada Bakrie dan
Smartfren. Dalam kasus Indosat-IM2, mereka dianggap bersalah karena merugikan negara.
IM2, sebagai penyelenggara layanan internet, memakai frekuensi milik Indosat
untuk jasa internet </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">mobile</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">. Tapi, IM2
tak membayar BHP frekuensi dan hanya membayar sewa penggunaan frekuensi kepada
Indosat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Menurut Nonot, penggabungan jaringan membuat Bakrie
Telecom tak lagi terbebani BHP frekuensi, tapi hanya membayar BHP jasa telekomunikasi.
BTEL pun tak lagi memiliki lisensi Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) karena
sudah dicabut pemerintah. Konsolidasi semacam ini memang sejak lama didorong
pemerintah. “Itu cara terbaik untuk menyehatkan industri,” kata Nonot.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Seorang sumber mengungkapkan merger Bakrie
dan Smartfren bisa saja terjadi, tetapi masih mencari mekanisme yang tepat
mengingat peraturan merger dan akuisisi di industri telekomunikasi belum detail.
Ditambah lagi ada izin-izin dan lisensi yang diberikan kepada perusahaan. “Memang
sedang dicari mekanisme konsolidasi yang pas,” katanya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXCDc4TjsVZ0kevvOBEwm_MyocYKX1Mp-u6OzbAb6H9XTd66ho6OMHBUL6PIqfZMefG1-mB_GN2cclDiK8beMEmaCTGirraacaR_e0dLZiqvuhFlcrCRmcNfJjmQ4X88LeoMpmRhbkTig/s1600/gandhi+lintasme.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXCDc4TjsVZ0kevvOBEwm_MyocYKX1Mp-u6OzbAb6H9XTd66ho6OMHBUL6PIqfZMefG1-mB_GN2cclDiK8beMEmaCTGirraacaR_e0dLZiqvuhFlcrCRmcNfJjmQ4X88LeoMpmRhbkTig/s1600/gandhi+lintasme.jpg" height="133" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Gandi, by lintas.me</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Gandi Sulistiyanto Soeherman, Presiden
Komisaris Smartfren dan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Managing Director</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">
Grup Sinar Mas, belum menjelaskan apakah merger jaringan itu pertanda awal
Sinarmas akan mengakuisisi Bakrie atau melakukan merger. “Hubungi Pak Merza,
saya masih di luar negeri,” katanya. Direktur Smartfren Merza Fachys
menjelaskan ada macam-macam izin, mulai dari izin penyelenggaraan jaringan,
penyelenggaraan jasa, dan nilai tambah. Kemitraan dengan Bakrie baru sebatas
izin penyelenggaraan jaringan sehingga tidak dicampuradukkan dengan merger
korporasi. “Contoh, BTEL punya izin penyelenggaraan SLI [Sambungan Lansung
Internasional], </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">nah</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> itu tetap mereka
pegang.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Prinsip kerja sama itu lahir atas dasar keinginan
memperbaiki kinerja kedua emiten dan tidak menghilangkan salah satu dari
keduanya. “Saya tidak tahu [apakah akan merger secara korporasi], maksudnya kita
lihat </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">progress-</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">nya</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> </i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">dahulu setelah penggabungan jaringan
ini agar sama-sama sehat,” katanya. “Kalau memang apa yang kami inginkan tidak
terjadi [atau masih rugi]. </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Yah</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"> polanya
harus berubah.” Di sisi lain, Smartfren juga tidak akan mematikan teknologi
CDMA meski terus hadir teknologi anyar. “Ada 4G. Ya harus diikuti, tapi apakah
yang lama dimatikan? Buktinya 3G masih ada. Kalau masih menguntungkan, misalnya
4G bisa meledak dan bisa untung </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">gede</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">
dan sudah saatnya CDMA dimatikan, </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">yah</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">
kami tidak ada keharusan mematikan CDMA.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Analis PT First Asia Capital David Nathanael
Sutyanto menilai proses merger yang kemungkinan terjadi bakal memakan waktu lama
dan alot. Pasalnya, utang kedua emiten sangat besar. “Merger agak susah karena
kondisi keuangan BTEL parah,” katanya. “Kalaupun ada aksi akuisisi, secara
logika ya Smartfren akan mencaplok Bakrie Telecom. Jika demikian, BTEL harus
memasang harga murah agar Smartfren mau mengakuisisi salah satu anak usaha grup
Bakrie tersebut. “Pertimbangannya mau atau </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">enggak</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">
FREN caplok BTEL, mengingat BTEL utangnya masih menggunung. Kalau melalui skema
akuisisi, harus ditawarkan dengan harga yang sangat miring.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Namun bagi William Suryawijaya, analis PT
Asjaya Indosurya Securities, merger akan menguntungkan kedua belah pihak.
Smartren didukung jaringan di daerah, sedangkan Bakrie Telecom punya saham di media
sosial Path. Keuntungan ini bagus untuk menyasar kalangan remaja yang tengah
menggandrungi jejaring sosial. “Utang BTEL dan FREN masih besar. Kalau mereka
merger, harus memikirkan </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">win-win solution</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">.
Terkait isu merger, itu kembali lagi ke emiten masing-masing.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">BEI juga belum mendengar jelas kabar ini. Direktur
Penilaian Efek BEI Hoesen hanya mengatakan isu tersebut baru sebatas rencana
dari kedua belah pihak, tapi belum terealisasi. Jika terjadi akuisisi saham
dari emiten tanpa harus merger, memungkinkan asal ada kejelasan keterbukaan
kepada publik.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Kepala Eksekutif Pasar Modal Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Nurhaida menolak berkomentar sebab dokumen terkait aksi
korporasi dari pihak Bakrie dan Smartfren belum masuk. Ia hanya menegaskan
semua aksi korporasi emiten sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan
pasar modal. Sebagai pengawas pasar modal yang pertama, OJK wajib mengetahui
secara jelas dan rinci soal aksi korporasi emiten.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Apalagi, katanya, OJK mengetahui bahwa pada
12 November, Bakrie Telecom kembali melayangkan keterbukaan informasi perihal
keputusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Isinya memberi tenggat 30 hari kepada
BTEL untuk merestrukturisasi utang jatuh tempo atau penundaan kewajiban
pembayaran utang (PKPU) kepada PT Netwave Multi Media selaku kreditor.
Informasi ini menjadi tambahan bagi OJK untuk melakukan pengawasan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Total kewajiban Bakrie Telecom per Juni 2014
yang menembus Rp10,20 triliun—kewajiban jangka panjang dan jangka pendek—bisa
menjadi satu kendala merger atau akuisisi yang tentu butuh pertimbangan serius.
Merza tidak menjawab secara pasti soal ini. “Mudah-mudahan, masalah obligasi
mereka akan segera </span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">solved</i><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">.”—</span><i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Bersama dengan Iwan Supriyatna dan Purjono
Agus Suhendro.</i></div>
<div class="MsoNormal">
<i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;"><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Words:2.343</i></div>
<div class="MsoNormal">
<i style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Tulisan ini terbit di majalah Bloomberg Businessweek Indonesia, edisi 17 November 2014</i></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-47593916471895132612014-11-21T22:28:00.000-08:002014-11-21T22:29:13.865-08:00SALING SIKUT BEREBUT SEA WORLD<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEippi0I6q2typbLn1vBWyUfQCOGG-QkdMDjqlNZ2fHybnCSNTlEdyPXx-WrJzmspaLDS8QI9qlmWT_2akOliTL2Wl1SnCXgkbpB0KjX9RnWBQ9-hNma-INY5TjiqPeIQsW6_OaLcu0ivng/s1600/florida-sea-world-orlandovocation+com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEippi0I6q2typbLn1vBWyUfQCOGG-QkdMDjqlNZ2fHybnCSNTlEdyPXx-WrJzmspaLDS8QI9qlmWT_2akOliTL2Wl1SnCXgkbpB0KjX9RnWBQ9-hNma-INY5TjiqPeIQsW6_OaLcu0ivng/s1600/florida-sea-world-orlandovocation+com.jpg" height="228" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi, by orlandovocation</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia, serif;"><span lang="id-ID"><i>Setelah
20 tahun bermitra, kongsi pecah karena perbedaan penafsiran
perjanjian dan persentase bagi hasil yang berat sebelah.</i></span></span>
</span></div>
<div lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Oleh
Iwan Supriyatna dan M. Tahir Saleh</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">SAMBIL
</span><span lang="id-ID">menangis
tersedu-sedu, Hilman dan Nabila, dua bocah asal Bandung berjalan
perlahan menjauhi Sea World, wahana taman biota laut yang dikelola PT
Sea World Indonesia (SWI). Sang bunda terus menghibur kedua buah
hatinya agar tidak bersedih. Rupanya, jalan-jalan ke Sea World
menjadi hadiah bagi keduanya. Hilman berhasil meraih juara satu lomba
azan, sedangkan Nabila diterima di sekolah dasar favorit.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Tangisan
Hilman dan Nabila bukan karena tak mampu membeli tiket, tetapi
harapan dapat menonton ikan-ikan besar di akuarium raksasa Sea World
sirna seketika setelah tempat wisata yang terletak di kawasan Taman
Impian Jaya Ancol—yang dikelola PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.—ini
tak lagi beroperasi. Dari sekian banyak wahana, hanya Sea World yang
dipasangi pagar keliling setinggi sekitar 2 meter. “Kalau
mengetahui Sea World ditutup, kami tidak</span><span lang="id-ID"><i>
</i></span><span lang="id-ID">akan
jauh-jauh datang ke sini, apalagi saya sudah janji sama anak-anak,”
tutur Siti Salamah kepada </span><span lang="id-ID"><i>Bloomberg
Businessweek Indonesia, </i></span><span lang="id-ID">pekan
lalu.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Tutupnya
Sea World membuat keluarga kecil ini mengubah tujuan wisata. Siti
masih berharap wahana tersebut dapat dibuka kembali, apalagi dengan
harga tiket Rp80.000 pada hari biasa dan Rp90.000 pada akhir pekan,
pengunjung bisa mendapatkan edukasi kehidupan biota laut. Pengunjung
lain dari Bekasi, Agus Suhendro, pun terpaksa mencari wahana lain di
Ancol. Salah satu pedagang di depan Sea World juga menginformasikan
memang tidak ada penjualan tiket. “Ada yang bisa masuk, tetapi itu
hanya untuk mereka yang sudah membeli tiket secara </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">.”</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyu0srl6S9lGSql2-3BA4UOAnKtG9yxK5yAs8qnKb2ECn2W0Ogrt95SS2prvPlK9ny9iW9aseIRIsjBvC7Jn6z9GxRXb-6eaQnHCSCuHVso64da42rMTLy6B22zflAt73dQDB0aA1FRcg/s1600/sea+world.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyu0srl6S9lGSql2-3BA4UOAnKtG9yxK5yAs8qnKb2ECn2W0Ogrt95SS2prvPlK9ny9iW9aseIRIsjBvC7Jn6z9GxRXb-6eaQnHCSCuHVso64da42rMTLy6B22zflAt73dQDB0aA1FRcg/s1600/sea+world.png" height="213" width="320" /></a></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Ketika
</span><span lang="id-ID"><i>Bloomberg
Businessweek Indonesia</i></span><span lang="id-ID">
mengunjungi Sea World pada pekan lalu, tak terlihat pegawai lalu
lalang di area seluas 3 hektare dengan luas bangunan 4.500 meter
persegi itu. Hanya ada satpam yang sesekali mengamati gerak-gerik
pengunjung yang berusaha mencari tahu alasan penutupan tersebut. Baru
sekadar melintas, satpam dengan sigap mengingatkan agar tidak
mendekati tempat wisata yang berdiri sejak 3 Juni 1994 ini. Tak boleh
ada kegiatan di dekat area, padahal tempat ini sebelumnya tidak
pernah sepi pengunjung, terutama saat liburan sekolah dan hari raya.
Di balik pagar, tampak beberapa orang yang tak jelas mengerjakan apa,
sedangkan pagarnya ditempeli spanduk pengumuman mengenai alasan
penutupan:</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;">
“<span style="font-family: Georgia, serif;"><span lang="id-ID">Kantor
hukum Iim Zovito SH, MH, & Rekan....dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. berdasarkan surat kuasa
tertanggal 18 Agustus 2014 dengan ini.....sarana rekreasi dan
fasilitas-fasilitas yang ada pada Undersea World tertutup sementara
untuk umum.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Belakangan
ini diketahui penutupan Sea World karena masa kontrak kerja sama 20
tahun antara SWI sebagai pengelola wahana dan PT Pembangunan Jaya
Ancol (Jaya Ancol) sebagai pemilik lahan berakhir. Jika merujuk pada
perjanjian, kontrak kerja berakhir pada 4 Juni 2014 dan wahana
tersebut harus diserahkan kembali ke Jaya Ancol untuk dilakukan
negosiasi ulang, tapi SWI </span><span lang="id-ID"><i>keukeh</i></span><span lang="id-ID">
beroperasi hingga September. Lantaran dianggap ‘bandel’, pada 27
September, Jaya Ancol terpaksa menutup wahana yang batu pertamanya
diletakkan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu Wiyogo Atmodarminto.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">***
</span></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Perjodohan
bisnis keduanya dimulai pada 21 September 1992 ketika Jaya
Ancol—badan usaha milik Pemprov DKI—meneken perjanjian dengan
SWI—dulu PT Laras Tropika Nusantara. Perusahaan ini merupakan firma
yang masuk dalam Grup Lippo—yang dikendalikan oleh keluarga Riady,
meski tidak disebutkan menjadi anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. “Iya
masuk Grup Lippo,” kata Danang Kemayan Jati, </span><span lang="id-ID"><i>Head
of Corporate Communications</i></span><span lang="id-ID">
Lippo Karawaci.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-left: 0px; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwQpv1LLIrUP4mSECgvzf2YGsgmYzdByozDKFx_cEdZ6D7-4bg6upp9JuB2nrmQqKnniBlAWB59s29rYedFqaQvnc_OjPoLJNOPmaRJxBDq0RiK0c6u2Po7NLKaV3hX2vNZokl8hUXgA8/s1600/konpers+kompas.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwQpv1LLIrUP4mSECgvzf2YGsgmYzdByozDKFx_cEdZ6D7-4bg6upp9JuB2nrmQqKnniBlAWB59s29rYedFqaQvnc_OjPoLJNOPmaRJxBDq0RiK0c6u2Po7NLKaV3hX2vNZokl8hUXgA8/s1600/konpers+kompas.jpg" height="160" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Konferensi pers konflik, by Kompas</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Kerja
sama itu meliputi pembangunan, pengelolaan, dan pengalihan hak atas
sarana hiburan Sea World di Taman Impian Jaya Ancol, Kelurahan Ancol,
Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Skema ini disebut BOT atau
</span><span lang="id-ID"><i>built
operate and transfer</i></span><span lang="id-ID">.
Proyek Sea World dibangun di atas lahan yang diperoleh Jaya Ancol
dari Pemprov DKI—sebagai pemegang 72% saham, selebihnya Pembangunan
Jaya 18%, dan publik 9,9%.</span></span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<br /></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">SWI memilik hak mengelola wahana selama 20
tahun hingga 4 Juni 2014. Setelah masa perjanjian berakhir, SWI akan
mengembalikan tanah dan bangunan beserta sarana penunjang kepada Jaya
Ancol. Namun, SWI mempunyai opsi perpanjangan maksimal 20 tahun.
Lewat kerja sama ini, Jaya Ancol mendapat imbalan 5% dari penjualan
tiket dan 6% dari penjualan bisnis ritel (makanan, minuman, dan
barang dagang).</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Kuasa
hukum Jaya Ancol Iim Zovito Simanungkalit menilai SWI melanggar
perjanjian. Kendati ditutup sementara dan akses merawat hewan laut
masih diperbolehkan, Iim belum dapat memastikan kapan wahana akan
dibuka lagi. Semua bergantung pada itikad baik dari SWI untuk
renegosiasi kontrak. “Kami yang punya tanah, kalau mau
memperpanjang kontrak, harus dihitung ulang. Jangan disamakan seperti
perjanjian 20 tahun silam,” kata Iim ketika dihubungi pekan lalu.
“Akan ada perjanjian baru kalau SWI mau mengelolanya lagi.”</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Jaya
Ancol, kata Iim, sudah mengirim surat kepada SWI sebelum kontrak
berakhir, tetapi tak digubris. Mitranya malah menganggap kerja sama
secara otomatis diperbaharui dan bakal berakhir pada 2034 tanpa
penyerahan aset. SWI juga sudah mengajukan perpanjangan, tetapi
persentase bagi hasil diturunkan menjadi 3% yang membuat Jaya Ancol
meradang. Namun, Presiden Direktur SWI Yongki E. Salim membantah. Ia
malah menyebut Jaya Ancol-lah yang tidak pernah membuka ruang
negosiasi. “Sampai sekarang persentase [awal] tidak pernah
diturunkan,” tegas Yongki. Hanya saja, pernyataan ini berbeda
dengan fakta dalam video rapat bersama Plt. Gubernur DKI Basuki
‘Ahok’ Tjahaja Purnama pada 15 Juli tahun lalu yang diunggah di
situs ahok.org.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Ahok
justru menuding ada itikad kurang baik dari Grup Lippo dengan meminta
penurunan persentase bagi hasil menjadi 3% dan perpanjangan 30 tahun
melebihi ketentuan. “Bapak [Yongki] masih berusaha minta 30 tahun.
Itu tidak bisa Pak. Kalau kami lakukan, kami masuk penjara, ujar Ahok
yang juga disaksikan Direktur Utama Jaya Ancol Gatot Setyowaluyo.
Ahok juga meminta SWI mengembalikan aset terlebih dahulu, baru
dilakukan negosiasi ulang sesuai dengan mekanisme BOT.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Setelah
penafsiran berbeda soal BOT ini, kasus pun coba diselesaikan di Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Badan ini menunjuk Fatimah
Achyar sebagai ketua arbitrase dengan anggota majelis Humprey R.
Djemat mewakili Jaya Ancol dan Basoeki dipihak SWI. Hasilnya, Jaya
Ancol dinyatakan benar. Pihak BANI tak berkenan memberi penjelasan
lebih rinci. “Soal </span><span lang="id-ID"><i>case
</i></span><span lang="id-ID">kami
diatur oleh kode etik jadi tak bisa, kalau prosedur bisa,” kata Eko
Dwi Prasetyo, salah satu panitera BANI, Selasa pekan lalu.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Atas
keputusan BANI, SWI menggugat putusan tersebut ke Pengadilan Negeri
Jakarta Utara. Hasilnya, pengadilan membatalkan ketetapan BANI dengan
alasan ada fakta benturan kepentingan—satu institusi—antara saksi
Elijana Tansah dan Humprey (meski informasi ini ditampik Humprey).
“Faktanya Elijana tak bekerja dan tidak pernah bekerja di kantor
hukum Gani Djemat,” kata Humprey dikutip putusan pengadilan
tertanggal 30 September. Setelah kalah di pengadilan, pihak Jaya
Ancol bersiap menempuh banding.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Tim
advokasi SWI Peter Kurniawan menuding Jaya Ancol sengaja memutus hak
pengelolaan Sea World. Namun Ahok memastikan sangkaan itu tidak
benar. Ahok mewanti-wanti, hanya ada dua opsi pengelolaan Sea World;
kerja sama dengan SWI diteruskan dengan renegosiasi kontrak yang
lebih menguntungkan atau mengelola sendiri. Bisa juga muncul opsi
darurat, yakni menyerahkan kepada pihak lain dengan catatan
perusahaan tersebut sudah teruji dan memberi nilai lebih ketimbang
SWI. “Kalau sampai ada niat dari direksi Jaya Ancol atau direksi
yang sudah pindah [lama] untuk memberikan ke pihak lain karena ada
keuntungan pribadi, pasti kami pecat dan pidanakan. Itu saya
garansi,” kata mantan bupati Belitung ini.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Ahok
menyayangkan jika kasus tersebut bergulir ke meja hijau karena akan
merugikan semua pihak dan biota laut. “Apalagi tuntut menuntut,
repot </span><span lang="id-ID"><i>banget</i></span><span lang="id-ID">.
Hubungan juga jadi tidak baik, Bapak [Yongki] kunci kami, kami kunci
grup Bapak.” Seperti arahan Ahok, Iim juga memaparkan dua poin yang
diajukan dalam kontrak baru, yakni pengembalian lahan dan bangunan
Sea World ke Jaya Ancol dan penaikan persentase bagi hasil meski ia
tak membeberkan nilainya.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">**</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Perseteruan
ini memunculkan kabar bahwa SWI akan memindahkan Sea World ke Sentul,
Bogor, Jawa Barat, walaupun informasi ini ditampik manajemen
perseroan. Di Sentul, sudah ada Jungleland Adventure Theme Park yang
dikelola PT Jungleland Asia dengan luas areal 35 hektare dan lebih
dari 31 wahana.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-left: 0px; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig96OPoGtAv9wK5U2hNQlHHggkFFTK7tGrs9U7sm73wfWQy_UkVntZl7mXa7G-8sY6xjYZGxZSBbccXXpYGB11P0wz52sd-nOTd97GuIyS3kTBu1VQmz_eFSTzK4xPkPiiQfa-3CqkqoE/s1600/296_233_Ancol-Padat---Adri-1+jawapos.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig96OPoGtAv9wK5U2hNQlHHggkFFTK7tGrs9U7sm73wfWQy_UkVntZl7mXa7G-8sY6xjYZGxZSBbccXXpYGB11P0wz52sd-nOTd97GuIyS3kTBu1VQmz_eFSTzK4xPkPiiQfa-3CqkqoE/s1600/296_233_Ancol-Padat---Adri-1+jawapos.jpg" height="206" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Pantai Ancol, by Jawapos</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Jika
dibandingkan, misalnya, dengan wahana serupa di luar negeri, Sea
World belum banyak inovasi. Dalam situsnya, SeaWorld San Diego bahkan
punya satu paus raksasa, pandai beratraksi dan pengunjung dapat
menyentuhnya, berinteraksi dengan ikan pembersih kecil yang dengan
lembut menggigiti tangan. Meski begitu, Sea World masih menjadi salah
satu wisata edukasi yang patut dipertahankan. “Ini kan sarana
kreasi masyarakat jadi mesti ada evaluasi kerja sama dari keduanya,”
kata Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana alias Haji Lulung ketika
mendampingi Ahok di Balai Kota.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Setelah
ditutup sementara, SWI hampir tak punya pemasukan dari Sea World.
Sayangnya Yongki belum membeberkan seberapa besar kontribusi wahana
tersebut bagi bisnis perusahaan terafiliasi Grup Lippo ini. Pembagian
hasil sangat bergantung jumlah pengunjung. Bila kunjungan banyak,
setoran juga naik, begitu pula sebaliknya. “Kewajiban kami ke Jaya
Ancol tergantung total pengunjung,” kata Peter Kurniawan, tim kuasa
hukum SWI.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Jika
menguntungkan bagi SWI, di pihak Jaya Ancol kontribusi Sea World tak
signifikan. Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan yang masuk
kantong emiten dengan kode saham PJAA ini dari Sea World per Juni
hanya Rp1,69 milar, sangat kecil, tak sampai 1% dari total pendapatan
Jaya Ancol yang mencapai Rp488,17 miliar. Tahun lalu, setoran dari
Sea World baru Rp4,22 miliar, menurun dari 2012 Rp4,62 miliar.
Penyokong terbesar pendapatan Jaya Ancol dari tiket dan wahana
wisata, sisanya dari tanah dan bangunan, pintu gerbang, dan kapal.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Pengamat
kebijakan publik dari Universitas Trisakti Yayat Supriyatna
mengatakan sengketa ini harusnya menjadi evaluasi bagi Pemprov DKI
untuk menginventarisasi aset pemda. Pemprov juga diminta meneliti
lebih jauh mengenai pola kerja sama pihak ketiga (swasta) yang selama
ini justru tak berdampak besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
“Pernah dulu Foke [Gubernur lama Fauzi Bowo] menutup 26 SPBU karena
aset tanah salah peruntukan. Harusnya dilakukan lagi audit aset,
jangan cuma duduk manis terima setoran,” kata Yayat. “BUMD itu
kebanyakan </span><span lang="id-ID"><i>mikir</i></span><span lang="id-ID">
seperti orang sunda, LKMD, </span><span lang="id-ID"><i>lamun
kurang minta deui</i></span><span lang="id-ID">
[kalau kurang minta lagi—suntikan modal], jadi secara kinerja
kurang,” katanya.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Jika
mengacu data Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta, tahun ini PAD
ditargetkan Rp65,04 triliun, naik dari tahun lalu Rp41,53 triliun.
Pendapatan dari BUMD akan masuk ke pos hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan. “Trennya naik [kontribusi BUMD], tapi tidak
signifikan. Kontribusi terhadap APBD sekitar 1%,” kata Kepala Dinas
Pelayanan Pajak DKI Jakarta Iwan Setiawandi dalam pesan singkatnya.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Lantaran
itu, salah satu upaya yang ditempuh Pemprov DKI adalah mengubah skema
kerja sama swasta BOT. Perjanjian BOT memang berpotensi salah tafsir
soal pengalihan aset. Dalam BOT, pihak ketiga atau investor harus
menyerahkan aset, sedangkan dalam pola BTO atau </span><span lang="id-ID"><i>build
transfer operate</i></span><span lang="id-ID">
aset diserahkan investor kepada perusahaan pemilik setelah
pembangunan selesai. “Nanti akan diubah skemanya, tidak lagi BOT,
kami juga akan mengevaluasi aset,” kata Kepala Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah DKI Endang Widjajanti.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Ahok
pun mengakui BUMD belum memberi kinerja memuaskan. “Harusnya kami
jadi raja properti, faktanya kami pecundang. Itu masalahnya karena
terlalu banyak nego-nego </span><span lang="id-ID"><i>enggak</i></span><span lang="id-ID">
</span><span lang="id-ID"><i>bener</i></span><span lang="id-ID">,”
katanya. Soal Sea World, Ahok lagi-lagi menegaskan semua pihak harus
mengikuti aturan berlaku. “Kami </span><span lang="id-ID"><i>seneng</i></span><span lang="id-ID">
karena ini investasi pendidikan, [tetapi] saya </span><span lang="id-ID"><i>enggak</i></span><span lang="id-ID">
mau masuk penjara gara-gara Sea World, lebih baik saya </span><span lang="id-ID"><i>nyelem</i></span><span lang="id-ID">
di Belitung daripada soal ikan hiu ini.”</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; text-indent: 0.5in; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><i><span lang="id-ID">Terbit
di majalah Bloomberg Businessweek Indonesia, 27 Oktober 2014</span></i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><i><span lang="id-ID">Words:
1.788</span></i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">
</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span class="fullpost" style="font-size: small;">
</span></div>
</div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-53337524416788867982014-11-17T01:20:00.004-08:002014-11-17T01:20:49.872-08:00HILANGNYA KEPERCAYAAN INVESTOR BUMI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMDNAVGPryiu4_kSgucbrwPW-bP63Zs3J7k3O6bsjl7x8f0Cy2GgpRzsDm93h21RPLOsjPVZ3mNbengmLJjz1t1d6COASBOdrLKMZ7qmuuuz_PVghxEM_lzgE4Rlkl3HSKwa4PYKZIv7U/s1600/bumi+vibiznews.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMDNAVGPryiu4_kSgucbrwPW-bP63Zs3J7k3O6bsjl7x8f0Cy2GgpRzsDm93h21RPLOsjPVZ3mNbengmLJjz1t1d6COASBOdrLKMZ7qmuuuz_PVghxEM_lzgE4Rlkl3HSKwa4PYKZIv7U/s1600/bumi+vibiznews.jpg" height="216" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Tambang perseroan, by Vibiznews</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><i>“Kami menilai Bumi adalah
perusahaan yang paling rentan di antara empat produsen batu bara di Indonesia”</i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Oleh M. Tahir Saleh</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">DRAMA
lagi-lagi ‘dipentaskan’ oleh direksi PT Bumi Resources Tbk. saat mengadakan
paparan publik insidental guna menjelaskan <i>rights
issue</i>. Dalam forum yang dihelat pada 6 Oktober pekan lalu, Ari Saptari
Hoedaja, orang nomor satu di perusahaan batu bara Grup Bakrie sekaligus salah
satu eksekutif yang paling loyal kepada keluarga Bakrie, menumpahkan
kekecewaannya kepada para pemegang saham Bumi. Pasalnya, penerbitan saham baru
dengan hak memesan efek terlebih dahulu (<i>rights
issue</i>) sebanyak 32,19 miliar saham sepi peminat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu7ODpJ9k5HeP0VqF0DthnM0tTdbsx2UqwADCP01JUFgbDHecgZmMnyMlYt-wpinip6fS_GZxPbIKpLhKmtz5_j4Fic3BNe0E1SvpmhKM1QPrcgA27qMWDH4Tnl4sbyxF20WkxWGREAOs/s1600/ari+antara.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu7ODpJ9k5HeP0VqF0DthnM0tTdbsx2UqwADCP01JUFgbDHecgZmMnyMlYt-wpinip6fS_GZxPbIKpLhKmtz5_j4Fic3BNe0E1SvpmhKM1QPrcgA27qMWDH4Tnl4sbyxF20WkxWGREAOs/s1600/ari+antara.jpg" height="115" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ari, by Antara</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Layaknya
adegan sinetron, ia mencurahkan perasaannya di depan para pemegang saham,
analis, dan awak media karena sebagian penerbitan hak dalam <i>rights issue</i> tersebut kurang diserap,
padahal Bumi membutuhkan uang. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Akibatnya, <i>rights
issue</i> dengan target dana Rp8 triliun hanya menghasilkan Rp3,6 triliun.
Penerbitan saham baru dengan harga Rp250 per saham itu mengalami kekurangan
permintaan (<i>undersubscription</i>) dan
para kreditor tidak bersedia menerima pembayaran pinjaman dalam bentuk saham.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Dari
32,19 miliar saham baru yang semula akan diterbitkan, hanya 15,85 miliar yang
diserap: masing-masing 6,9 miliar saham diambil oleh Long Haul Holding Ltd. dan
Castleford Holding Ltd. lewat mekanisme konversi utang ke saham. PT Danatama
Makmur, broker saham langganan keluarga Bakrie, sebagai pembeli siaga
melaksanakan haknya untuk menyerap 2,04 miliar saham, sedangkan investor publik
hanya menyerap 11,53 juta saham. “Waktu saya sulit di mana mereka [para
pemegang saham]. Berarti pemegang saham tak percaya pada kami,” kata Ari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Seorang
investor ritel lalu menanggapi dingin pernyataan Ari. Dia malah menyatakan
kesalahan ada pada manajemen Bumi, salah satunya karena mengerek naik harga
pelaksanaan <i>rights issue </i>di atas
harga pasar. “Sekarang harganya merosot terus. Kalau saat itu kami serap, kami
rugi,” katanya. “Kalau kepercayaan investor pada perusahaan tinggi, mungkin
banyak yang mau serap. Kami investor, wajar cari untung.” Investor lain malah
meminta Ari menjelaskan alasan pembatalan <i>rights
issue</i>. “Jelas dibatalkan, karena mereka minta <i>cash</i>. Mau tidak mau ya dibatalkan. Bagaimana <i>toh</i>,” kata Ari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Bukan
kali ini saja alumnus Institut Teknologi Bandung ini seperti mempertontonkan adegan
drama. Pada 2 Oktober dua tahun lalu, dalam forum paparan publik serupa—soal
investigasi penyelewengan dana Bumi—Ari juga mencurahkan isi hatinya bagaimana
ia memimpin perusahaan batu bara terbesar di Indonesia tersebut. Saat itu, ia
menegaskan betapa besar cita-citanya menjadikan Bumi sebagai perusahaan tambang
dunia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Mengenai
<i>rights issue</i>, sebetulnya jika
terserap semua, sebesar US$275 juta akan dipakai untuk membayar utang kepada
lima kreditor, yakni Axis Bank Ltd., Credit Suisse, Deutsche Bank, UBS AG, dan
China Development Bank. Dana juga bakal digunakan untuk merealisasikan program
konsesi hidrokarbon milik Gallo Oil (Jersey) Ltd. dan studi kelayakan konsesi
tambang dan emas yang dimiliki oleh PT Gorontalo Minerals. Setelah saham baru
dikembalikan ke portepel, manajemen Bumi kini bernegosiasi dengan para kreditor
untuk mengupayakan pelunasan pinjaman-pinjaman tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Berdasarkan
data laporan keuangan tahun lalu, Bumi termasuk tiga emiten dari Grup Bakrie
yang mencatatkan nilai ekuitas minus alias defisiensi modal. Dua emiten lainnya
adalah PT Bakrie Telecom Tbk. (-Rp1 triliun) dan PT Bakrie and Brothers Tbk.
(-Rp2 triliun). Artinya, bila semua aset perusahaan dinego dan uangnya dipakai
membayar semua utang, tetap tidak akan cukup. Tahun lalu ekuitas Bumi
-US$302,96 juta dengan total kewajiban US$7,31 miliar atau setara dengan Rp80
triliun—total utang US$4,16 miliar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">“[Ini
bukti] hilangnya kepercayaan investor terhadap kinerja Bumi,” kata Kepala Riset
PT Anugerah Securindo Indah Bertoni Rio. “Kalau dilihat dari kapitalisasi
pasar, hampir sama dengan utangnya.” Harga saham emiten berkode BUMI ini
diperdagangkan pada Rp160 per 8 Oktober dengan kapitalisasi Rp5,9 triliun,
padahal harga pada Oktober 2009 masih sekitar Rp3.200—sahamnya sempat disuspensi
pada 25 September dan dibuka lagi pada 7 Oktober.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">“Kalau
rasio 1:6, harga penutupan Rp190, harga teoritis Rp241 per saham. Jika ditebus
Rp250, investor akan rugi. Sebaiknya tidak ditebus, tapi jumlah kepemilikan
berkurang sekitar 91%. Lebih baik membeli saham itu setelah <i>rights issue</i>,” kata Rio menganalisis.
Dia memperkirakan kinerja emiten pertambangan masih suram seiring rendahnya
harga batu bara internasional. Kenaikan performa Bumi pada semester kedua
diharapkan bisa memompa harga saham meski dalam jangka pendek.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Brian
J. Grieser, <i>Vice President</i>-Senior
Analis Moody’s Investors Service Singapore, mengestimasi rendahnya harga batu
bara dunia akan menekan kualitas kredit produsen tambang Indonesia. Kelebihan
pasokan global batu bara <i>thermal</i> akan
menjaga harga tetap tertekan dalam 12-18 bulan ke depan. Kondisi ini bakal
melemahkan arus kas dan margin produsen batu bara di Indonesia. “Kami berharap
harga rata-rata batu bara termal Newcastle US$75-80 per ton tahun ini dan tidak
mengantisipasi <i>rebound</i> yang berarti
tahun depan,” tulisnya dalam riset per Agustus. Tahun lalu, Moody’s mencatat
harga rata-rata batu bara Newcastle US$84 per ton.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Namun,
bagi Brian “Bumi adalah perusahaan yang paling rentan di antara empat produsen
batu bara Indonesia.” Tiga produsen batu bara yang dimaksud adalah Adaro
Indonesia, Indika Energy, dan Berau Coal Energy. Utang/EBITDA Bumi diprediksi
melebihi 10 kali tahun ini, sedangkan Adaro paling tangguh dengan <i>leverage</i> di kisaran 2,5-3.0 kali. Bumi
dinilai tak punya kapasitas internal untuk membayar utang jatuh tempo. “Mereka
hanya memiliki dua pilihan, menjual saham di dua tambang batu bara utama, KPC
[PT Kaltim Prima Coal] dan Arutmin [PT Arutmin Indonesia], atau meminta
kreditor mengubah, atau istilahnya memperpanjang jatuh tempo.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Kendati
didera analisis pesimistis, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Dileep
Srivastava tetap mengumbar keyakinan mengingat semester pertama tahun ini
perseroan mencetak laba US$168 juta dari rugi US$248,6 juta meski pendapatan
turun 15%. “Target produksi kami 90 juta ton, semester pertama sudah 45 juta
ton. Tahun depan bisa 100 juta ton, tak ada masalah dengan produksi,” katanya
seusai paparan publik hari itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Terbit
di majalah Bloomberg Businessweek Indonesia, 13 Oktober 2014<span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></i></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-32641164288865956732014-11-17T01:06:00.001-08:002014-11-17T01:07:50.489-08:00BURSA: BERKACA PADA SINGAPURA DAN MALAYSIA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR1Brzw5rx-R8H-tUH3J5vefn73Djzkga5H1hKSmxO5gBNhL5PK3DgEF0RQABlFiYyVAYUBpTT-IfugvwQE-M3KztQoicdhedl7Sst91rhkzqgN_30Sec_EDvoMq_kSO2RrHEkvOSgdf4/s1600/investor-summit+kabargress.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR1Brzw5rx-R8H-tUH3J5vefn73Djzkga5H1hKSmxO5gBNhL5PK3DgEF0RQABlFiYyVAYUBpTT-IfugvwQE-M3KztQoicdhedl7Sst91rhkzqgN_30Sec_EDvoMq_kSO2RrHEkvOSgdf4/s1600/investor-summit+kabargress.jpg" height="177" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Suasana acara, by Kabargress</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><i>Bagaimana otoritas pasar modal
menggenjot investor</i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Oleh M. Tahir Saleh dan Iwan
Supriyatna</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">“AYO </span><i style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">buruan</i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">,”
teriak seorang wanita setengah baya kepada rekannya di dekat bangku tamu
Capital Market Expo 2014 di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu pekan
lalu. </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Perempuan yang diteriaki itu buru-buru mempercepat langkahnya. “</span><i style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Hayo</i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> cepat mau ada pembagian </span><i style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">doorprize</i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">,” katanya sambil menarik
tangan temannya. Mereka lalu segera berlari menuju </span><i style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">booth-booth</i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> pameran berkonsep warung Betawi itu tanpa memedulikan
tawaran wawancara. “</span><i style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Duh</i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> sama yang
lain aja </span><i style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">deh</i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">,” ujarnya sembari
melengos pergi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Beda
lagi dengan Jenny Lisandi. Karyawan swasta ini tak memburu <i>doorprize</i>, ia datang ke Capital Market Expo di Pacific Place—mal di
kawasan Sudirman Central Business District—karena ingin berinvestasi di pasar
modal. Ia membutuhkan informasi lebih jauh soal saham meski sejujurnya ia
sungkan menyambangi mal bergengsi. “Untuk mencapai ke sini, saya harus <i>nebeng</i> tetangga. Tiap tahun, tetangga
saya itu ikut acara ini. Kalau saya, perlu ekstra untuk masuk ke sini,” kata
Jenny.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Gaya
para pengunjung acara pameran dan edukasi pasar modal ini memang macam-macam.
Selain Jenny dan dua ibu-ibu tadi, para pengunjung cukup beragam; pekerja
kantoran, wirausaha, pelajar, hingga ibu rumah tangga. Mereka memadati sejumlah
<i>booth</i> pameran yang diisi oleh emiten,
perusahaan sekuritas, manajemen investasi, dana pensiun, asuransi, dan
perusahaan teknologi <i>online trading</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Capital
Market Expo merupakan hajatan sosialisasi dan edukasi pasar modal yang
diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI),
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Aktivitas ini bagian dari Investor Summit and Capital Market Expo (ISCME). Di
Jakarta, kegiatannya berlangsung pada 17-18 September, sedangkan di Surabaya
pada 20-21 Agustus di Grand City Mall & Convex.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Direktur
Utama BEI Ito Warsito mengatakan acara ini hanya sarana edukasi antar-investor
ritel dengan direksi emiten. “Jadi kami tidak menargetkan berapa calon investor
yang akan masuk,” katanya. “Investor ritel <i>kan</i>
susah bertemu direksi, maka dari itu acara ini menjadi momentum yang pas.”
Dalam Capital Market Expo, sebanyak 28 emiten mempresentasikan kinerja. Karena
tempat terbatas, BEI pun hanya menargetkan 2.500 pengunjung per hari atau 5.000
pengunjung selama perhelatan berlangsung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Anggarannya
tentu tak kecil, mengingat empat institusi itu butuh dana untuk menyewa Grand
City Mall dan Pacific Place, ditambah biaya lainnya. Meski mendapat pemasukan
sewa lahan dari peserta, pihak BEI enggan membeberkan bujet, begitu pula Pacto
Convex Ltd., pihak ketiga yang ditunjuk menangani pameran sejak 2008. Namun,
berdasarkan surat undangan kepada emiten, terungkap harga sewa lahan <i>booth</i> untuk acara di Jakarta (3 meter x
2 meter) antara Rp11 juta-12,5 juta per hari, sedangkan di Surabaya dipatok Rp4
juta-6 juta, belum termasuk pajak pertambahan nilai 10%, biaya listrik,
telepon, dan internet. “Harga sewa <i>booth</i>
dari tahun ke tahun tak berubah. Kami tidak mencari untung karena ini edukasi.
Manfaatnya cukup besar. S<i>takeholder</i>
ingin jumlah investor sama dengan jumlah penabung dari hasil edukasi ini,” kata
Manajer Humas Pacto Ika Nazarudin kepada <i>Bloomberg
Businessweek Indonesia</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Namun,
tak bisa dimungkiri Capital Market Expo menjadi ajang menarik calon investor
baru terutama pemodal ritel yang jumlahnya masih rendah. Data OJK mencatat,
total investor ritel di pasar modal saat ini hanya sekitar 400.000 atau 0,3%
dari jumlah masyarakat kelas menengah. Realitas itu memaksa semua pemangku
kepentingan baik OJK, BEI, maupun anggota bursa gencar bersosialisasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Salah
satu investor yang mengenal investasi lewat acara tersebut, Farid Agus Pribadi,
mengakui manfaat rutinitas Capital Market Expo. Namun dia menilai upaya <i>stakeholder</i> belum maksimal, gelaran itu
seperti kurang greget. “Pak Muliaman Hadad [Ketua OJK] bilang mereka mengincar
kelas menengah, tapi saya lihat acara ini <i>kok</i>
setiap tahun di mal elite. Kalau ingin sosialisasi jangan pilih mal elite
begini. Masyarakat biasa mana mau ke sini?” ujar pengusaha di Surabaya ini. Ia
memang sengaja datang ke Jakarta hanya untuk pameran tersebut. “Belum ada
terobosan juga dalam hal peraturan untuk investor ritel.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Agus
boleh jadi benar ketika menekankan soal regulasi. Di luar negeri, upaya
mendorong investor ritel telah lama mengemuka. Singapura sudah melakukannya 21
tahun yang lalu ketika SingTel menjadi perusahaan publik di Singapore Stock
Exchange (SGX) pada Oktober 1993. Ada tiga seri saham A, B, dan C. Saham B
menjadi alokasi khusus bagi masyarakat. Harganya didiskon supaya publik
berbondong-bondong memperbesar kepemilikan atas saham perusahaan. Malaysia pun
mendorong investor ritel saat penawaran umum perdana (<i>initial public offering</i>/IPO) Tenaga Nasional Berhad, perusahaan
listrik terbesar di Malaysia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">SGX
juga mengajukan aturan IPO baru termasuk kewajiban menyediakan saham seri (<i>tranche</i>) bagi investor ritel minimal 5%
dari total saham perdana. Ini terungkap dalam dokumen yang dirilis firma hukum
internasional, Freshfields Bruckhaus Deringer, November dua tahun lalu. Langkah
SGX ini kontras dengan aturan IPO bursa lain yang cenderung ditawarkan kepada
investor institusi—kecuali Hong Kong yang wajib mengalokasikan saham ritel 10%.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Bursa
Singapura juga mengajukan mekanisme <i>clawback</i>
atau pembeli siaga investor ritel. Jadi emiten wajib mengalokasikan minimal 10%
saham ke ritel asal permintaan IPO dari ritel kelebihan permintaan 15 kali.
Porsi saham ritel wajib 20% bila saham perdana kelebihan permintaan hingga 50
kali dari investor ritel. Tapi bila minat tak sampai 5%, saham itu bisa
dialokasikan ke investor institusi. “Di Amerika dan Eropa, IPO cenderung ke
institusi, kecuali perusahaan terkenal macam Facebook di Amerika dan Direct
Line di Inggris,” tulis Teresa Co, Stephen Revell, dan David Cotton dalam
dokumen tersebut. Bursa Malaysia Bhd, seperti dilansir <i>The Edge Financial Daily</i>, juga bakal menaikkan porsi ritel lewat
regulasi karena selama ini <i>investment
banking</i> atau para penjamin emisi bebas mengalokasikan saham IPO ke
institusi dan <i>private</i>—seperti di
Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Ito
pernah menegaskan bursa efek belum mewajibkan porsi saham ritel karena masih
terkendala. Besaran alokasi, katanya, bergantung pada emiten dan penjamin
pelaksana emisi. Selama ini, bursa efek hanya mengimbau agar porsi saham IPO
bagi ritel tidak terlalu kecil sehingga investor <i>ketengan</i> bisa merasakan saham perdana. Rendahnya porsi ritel
dinilai karena penjamin emisi enggan mengambil risiko atas saham yang tidak
diserap oleh publik. Ujung-ujungnya perusahaan sekuritas yang akhirnya
menyerap. Selain itu, perusahaan efek khawatir pada hari perdana <i>listing</i> pemodal ritel ramai-ramai
melepas sahamnya di pasar. Ini dapat menekan harga saham.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Kendati
BEI tak berdiam diri dan tengah merealisasikan aturan <i>free float</i> (jumlah kepemilikan saham publik) minimal 7,5%,
sosialisasi lewat gelaran itu tampaknya belum berdampak signifikan. Perlu ada
regulasi penopang yang bisa paralel dengan langkah edukasi. Strategi
konvensional mestinya tak melulu menjadi yang terdepan meski sosialisasi dan
edukasi tetap merupakan kunci bagi pengenalan pasar modal. Jangan sampai
Investor Summit hanya menjadi ajang mencari <i>doorprize</i>
atau <i>goody bags</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Terbit
di majalah Bloomberg Businessweek Indonesia, 28 September 2014<span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></i></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-41785124352913805402014-11-17T00:48:00.001-08:002014-11-17T00:48:12.058-08:00DICARI: LEADER MASA DEPAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0ILq8vcAC3CxQ_OaDLMlJXtScPXFedTumTl3X4pLVIuQW1wYeMybJizq2XC5VM0GbLXzYXwNx7BYF66U7hsFZhbDneI1QzTSqW3Ki2OTN81iOmXqXkDkKu4XId6-KsDrCGG5bBGT64wU/s1600/ceo+benzinga+com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0ILq8vcAC3CxQ_OaDLMlJXtScPXFedTumTl3X4pLVIuQW1wYeMybJizq2XC5VM0GbLXzYXwNx7BYF66U7hsFZhbDneI1QzTSqW3Ki2OTN81iOmXqXkDkKu4XId6-KsDrCGG5bBGT64wU/s1600/ceo+benzinga+com.jpg" height="212" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Ilustrasi, by Benzinga</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<i style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Dalam 10 tahun ke depan, minimal diciptakan 1.200
calon pemimpin Indonesia yang bisa berkompetisi secara global. Memang masih
kurang..</span></i></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Oleh M. Tahir Saleh<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">HAMPIR seluruh perjalanan karier Hasnul Suhaimi
berlangsung di sektor telekomunikasi. Setelah setahun bekerja di Schlumberger
Indonesia, </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">tahun</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> 1983 Hasnul menjadi karyawan PT
Indosat Tbk. dan saat meninggalkan perusahaan itu pada 2006, jabatannya adalah
direktur utama. Sejak itu Hasnul menjabat sebagai Direktur Utama PT XL Axiata
Tbk sampai saat ini.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Selama di Indosat, dia sempat mendapat penugasan
mengelola Telkomsel dan IM3 serta mengambil program magister di University of
Hawaii, Amerika. Dari pengalaman, Hasnul melihat tak ada perbedaan ketika
berkantor dengan sesama orang Indonesia; tapi saat berkarier di perusahaan yang
berisi orang asing, karyawan lokal cenderung kurang vokal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixEkMu6p-n_0xBYd13iPHj9nozuMaetWgAy9GizJ8yQ6L-pnFbRXciwPOIitn-X5WXqY04shQG2QNGKfkF4CHM4nPgDkzrhTHnNN-FY_EU84XmVNPR8eS9yFvrdEVNYmzJ26p_a2-cVnc/s1600/hasnul-suhaimi+kabar24.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixEkMu6p-n_0xBYd13iPHj9nozuMaetWgAy9GizJ8yQ6L-pnFbRXciwPOIitn-X5WXqY04shQG2QNGKfkF4CHM4nPgDkzrhTHnNN-FY_EU84XmVNPR8eS9yFvrdEVNYmzJ26p_a2-cVnc/s1600/hasnul-suhaimi+kabar24.jpg" height="146" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Hasnul, by Kabar24</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">“Kalau ketemu dengan [karyawan] asing terasa kita
kurang. Apa kurangnya? Kurang berani tampil,” katanya dua pekan lalu. “Secara
teknik bagus, pengalaman bagus, tapi komunikasi kacau. Saya coba perhatikan,
rupanya pola pendidikan juga berpengaruh.”</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Sebetulnya isi yang dibicarakan oleh si pekerja
lokal berbobot, tapi kurang sistematis </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">penyampaiannya</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">. Ujung-ujungnya langsung dipotong orang lain.
“Karena itu saya pikir, <i>kayaknya</i> ada
yang perlu diasah, pendidikan kita yang sudah bagus itu layaknya <i>diamond</i>,
kurang dipoles,” ujarnya. Itulah yang mendasari Hasnul bersama tim menggagas
program tanggung jawab sosial atau <i>corporate social repsonsibility</i> (CSR)
XL Future Leaders sejak 2012. Prinsipnya bagaimana agar perusahaan nasional
atau pemerintahan dipimpin oleh <i>leader</i> yang berkarakter, bukan sekadar
hadir lantaran tak ada calon lain.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Apalagi dengan hadirnya ASEAN Free Trade Agreement
(AFTA) pada 2015 yang membuka keran persaingan global, sulit bagi generasi muda
lokal untuk berkompetisi bila tak ada persiapan. “Bisa jadi
perusahaan-perusahaan kita akan dipimpin orang luar. Saya <i>enggak</i> mau itu
terjadi. Bukan berarti anti</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">-</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">asing, tapi kita
harus punya kemampuan, berpikir jernih, dan punya visi,” kata Hasnul tegas.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">XL Future Leaders bukan program mencari karyawan
XL, tapi komitmen mendukung peningkatan dunia pendidikan dalam negeri dengan
memfasilitasi talenta-talenta muda untuk diasah menjadi calon pemimpin masa
depan, mampu berkompetisi secara internasional. Tak ada ikatan dinas dalam
program yang memakai pengantar bahasa Inggris ini.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Pada Batch I terpilih 121 mahasiswa dari tujuh
universitas, sementara angkatan kedua tahun lalu dipilih 135 mahasiswa dari 13
universitas. Batch 3 tahun ini, yang dibuka sejak 6 Mei-30 Juni mendatang,
diharapkan </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">menjaring </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">120-135 mahasiswa.
“Rencana kami dalam 10 tahun ke depan, akan hadir minimal 1.200 calon pemimpin
yang bakal benar-benar memimpin bangsa. Ini kami lakukan demi bangsa di masa
depan,” tegas Hasnul saat peluncuran XL Future Leaders 3, pada 6 Mei.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Selama dua tahun, para peserta dididik pelatihan
kepemimpinan yang fokus pada tiga kompetensi utama: komunikasi efektif, jiwa
kewirausahaan dan inovasi, dan kemampuan mengelola perubahan. Dalam laporan keuangannya tahun lalu, XL
mengalokasikan dana CSR pendidikan Rp29 miliar untuk XL Future Leade</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">r</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">s dan Komputer untuk Sekolah Interaktif. “Kalau
dana Future Leaders cukup besar, sekitar Rp15 miliar,” kata Yudith S. Hartono, </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">c</span></i><i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">orporate </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">c</span></i><i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">ommunication</span></i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> bidang CSR XL.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl9A5DeDBvtmXwMY3nITirBgj2uLxkpoyls03PSDrlkXLqBrN1FXIUlKv9xnZqERijHlSRR18L2XDQci6viAqFtCB7kHpXVTKOp0x80uH7bkpv4qV7kWLmj-z_U6g5EAFYN30W4BS3jFE/s1600/xl+future.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl9A5DeDBvtmXwMY3nITirBgj2uLxkpoyls03PSDrlkXLqBrN1FXIUlKv9xnZqERijHlSRR18L2XDQci6viAqFtCB7kHpXVTKOp0x80uH7bkpv4qV7kWLmj-z_U6g5EAFYN30W4BS3jFE/s1600/xl+future.jpg" height="111" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Guna mendesain program ini, perseroan membuka
tender internasional yang dimenangkan oleh Cognition Education, </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">asal </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Selandia Baru. Mereka kemudian menerapkan kurikulum
dengan menekankan <i>soft skill</i> atau kemampuan, bakat, dan keterampilan.
Program dipersyaratkan bagi mahasiswa tingkat satu dan dua dengan IPK minimal
2,8. Ada tiga cara penyampaian, yakni kelas tatap muka lima kali dalam setahun,
belajar <i>online</i>, dan partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan agar mengasah
<i>leadership</i> dan empati sosial. “Tahun pertama mereka diwajibkan membuat
proposal bisnis. Tahun kedua, proyek sosial,” jelas Cipto ‘Cippi’ Rustianto,
dosen yang kini menjadi salah satu fasilitator program.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Ada ribuan pendaftar dengan kuota yang hanya
sekitar 120 peserta tiap angkatan. Di Batch I, sekitar 5.000 orang gagal lolos
seleksi dan 7.700 mahasiswa yang tak lulus di seleksi Batch 2. </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Namun, </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">yang tidak lulus bisa mendaftar dan mengikuti
delapan modul dalam E-Curriculum Class
yang bisa diakses</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">—</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">gratis melalui situs resmi dengan hanya bermodalkan
<i>e-mail</i>. “Tak ada syarat semester tertentu dan IPK di metode E-Curriculum. Metodenya <i>online</i>
dengan sesi tatap muka akan ditentukan tempat dan waktunya,” jelas <i>Vice
President Corporate Communication</i> XL Turina Farouk.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Banyak perubahan dirasakan para peserta dari latar
belakang jurusan yang berbeda. Misalnya Nicola Putri Sasmita, mahasiswi ilmu
gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) dan Fery Sandria,
mahasiswa </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">program studi </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Rusia Fakultas Ilmu
Budaya UI. Keduanya dari Batch I yang bakal lulus September nanti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">”Saya memang suka <i>ngomong</i>,<i> </i>tapi
kadang dinilai <i>show off</i> saja. Setelah saya ikut program, kualitas
omongan jadi lebih bagus,” kata Nicola, gadis Betawi yang kini mulai membuka usaha
rok batik. “Cita-cita saya bisa bikin klinik gizi,” kata dara kelahiran 8 Mei
1992 ini. Fery pun mengalami perubahan dalam berkomunikasi di publik dan
bagaimana mengatur perubahan. “Tahun depan saya ingin kuliah di Moskow dan
jangka panjangnya ingin menjadi akademisi,” kata pemuda kelahiran 20 Agustus
1992</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> tersebut</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">. Ferry tipikal
poliglotisme, menuturkan beberapa bahasa dengan mahir. Selain Inggris dan
Rusia, Ferry tengah belajar bahasa Prancis dan Spanyol.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Selain XL Future Leaders, ada program yang digagas
Kedutaan Besar Amerika di Indonesia bernama Program Kepemimpinan Pemuda
Indonesia atau Indonesian Youth Leadership Program. Beasiswa nasional ini
diberikan kepada 20-30 mahasiswa lokal tiap tahun. Peserta menghabiskan satu
bulan di Amerika, mencari teman, berbagi budaya, dan belajar kepemimpinan </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">serta </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">pendidikan masyarakat. Saat ini sudah hampir 300
peserta </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">yang </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">berpartisipasi.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNeqpxcVb1jnHm8bi-pf__blOO0MvWeFsQ9kiJuUZV7eRDEsEeusbUbDhCZp7IZ-IuX1d2k1ZjO-gUQGbWEHn4yjG-LEWvPYFb7z9Sxcj7MduQ_u5W8SkxrJfYmTh939QMiltWUmXolQQ/s1600/YLI.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNeqpxcVb1jnHm8bi-pf__blOO0MvWeFsQ9kiJuUZV7eRDEsEeusbUbDhCZp7IZ-IuX1d2k1ZjO-gUQGbWEHn4yjG-LEWvPYFb7z9Sxcj7MduQ_u5W8SkxrJfYmTh939QMiltWUmXolQQ/s1600/YLI.jpg" height="149" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Tak hanya itu, masih ada program pelatihan
kepemimpinan intensif yang lebih dahulu diprakarsai oleh PT McKinsey Indonesia
sejak 2008. Program bernama Young Leaders for Indonesia (YLI) kini menjadi
yayasan independen pada 2010 dan didukung oleh para pemimpin dan tokoh
nasional. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Tercatat dua nama pendiri: Arief Budiman, Direktur
Utama McKinsey Indonesia dan Phillia Wibowo, Direktur McKinsey Indonesia. Di
jajaran pelindung dan anggota ada beberapa nama di antaranya mantan pimpinan
KPK Erry Riyana Hardjapamekas, mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Kepala
UKP4 Kuntoro Mangkusubroto, pengusaha Theodore P. Rachmat, Rektor Universitas
Paramadina Anies Baswedan, dan Sandiaga Uno<i>, </i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">c</span></i><i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">o-founder</span></i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">
Saratoga. YLI menggelar dua program setahun, yakni YLI National—melibatkan
mahasiswa dari sekitar 30 universitas di Indonesia, Malaysia, dan Singapura—dan
YLI Satellite. Program yang kedua berkonsep kerja sama dengan universitas untuk
membawa konten materi ke kampus.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Dalam pembukaan The </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">F</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">irst Young Leaders Indonesia Annual Conference 2014</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> di Hotel Borobudur, Jakarta, pekan lalu, Wakil
Presiden Boediono mengapresiasi inisiatif membentuk embrio generasi muda
sebagaimana langkah YLI. Mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut
menggarisbawahi bahwa defisit paling besar kini bukan hanya neraca pembayaran
dan anggaran, melainkan negarawan. Keberhasilan perjuangan bangsa karena
dipimpin oleh <i>the best and the brightest</i> dari anak bangsa. “Tanggung
jawab generasi pengganti adalah pada generasi sekarang,” ujar Wapres</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> Budiono</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">. Sampai kini, YLI berhasil mengembangkan 330 calon
pemimpin, beberapa sudah bekerja di pemerintahan, swasta, wirausaha, dan
organisasi sosial.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">“Arah program itu bukan hanya jadi<i> chief
executive officer </i>[CEO], pengusaha, atau sosial, tapi menjadi <i>leader</i>
yang baik</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">,</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> apa pun bentuknya,” kata Tyas Ajeng Nastiti,
peserta YLI. Tyas kini pemilik produsen sepatu Klastik Footwear. Awalnya dia
belum yakin ikut serta lantaran seluruhnya berbahasa Inggris, tetapi setelah
bergabung ia mendapatkan banyak faedah terutama jaringan. “<i>Alhamdulillah</i>,
saya juga dapat penghargaan Wirausaha Muda Mandiri 2012 kategori mahasiswa
bidang usaha kreatif,” ujar alumnus desain komunikasi visual Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Namun dengan menjamurnya program kepemimpinan, baik
XL Future Leaders maupun YLI, Direktur Program Master Management CSR
Universitas Trisakti Maria R. Nindita Radyati menekankan dua hal penting guna
memperkuat program itu. <i>Pertama</i>, memasukkan etika dalam kurikulum.
“Etika kita makin parah, lihat di jalanan, orang serobot sana-sini <i>kayak</i>
hukum rimba. Lihat televisi anak kecil membunuh,” katanya. “Program itu bagus
sekali, memotivasi, tapi diperlukan etika</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> untuk</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> membangun karakter, apalagi kurikulum ‘<i>kan</i>
dari Selandia Baru.” <i>Kedua</i>, perlu kolaborasi dengan universitas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Saat ini belum banyak riset di kampus yang
menggandeng perusahaan, padahal riset juga bermanfaat bagi perusahaan pendonor.
Ia mencontohkan dana filantrofi di Massachusetts Institute of Technology (MIT)
dari alumni dan perusahaan melalui CSR mencapai US$450 juta pada 2010,
sedangkan di Harvard University mencapai US$600 juta pada 2011. “CSR yang
sukses itu <i>enggak</i> bisa sendiri, harus cari mitra.”</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim menyambut
baik upaya XL—dan diharapkan juga diikuti oleh perusahaan lain. Langkah
perusahaan selaras dengan </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">k</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">urikulum 2013
yang mulai diterapkan sejak Juni tahun lalu. Kuri</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">k</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">ul</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">u</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">m baru
mengutamakan pemahaman, <i>skill</i>, dan pendidikan berkarakter. Murid
dituntut paham materi, aktif diskusi dan presentasi, disiplin, serta sopan</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">. </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">“Dulu kita belajar matematika, 10+10=20, kini semua
diajarkan sikap. Andai kamu ketemu uang di jalan Rp5.000, kamu apakan uang itu?
<i>Kebayang enggak</i> pelajaran matematika zaman dulu? <i>Enggak</i> ada itu,”
kata mantan Rektor Universitas Andalas ini.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Hasnul berharap program yang dicetuskan itu juga
bisa diadakan oleh perusahaan lain</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">,</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> dan
jauh lebih baik untuk mendukung pendidikan </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">serta</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> menyiapkan CEO atau pemimpin masa depan. Dia pun
memberi bonus program: CEO Challenge untuk menggantikan posisinya sebagai CEO
XL selama seminggu. Kompetisi ini terbuka bagi mahasiswa usia 18-25 tahun dari
semua program, baik diploma maupun strata satu, dan pendaftaran dibuka hingga
Juni. Calon CEO akan aktif pada Desember mendatang </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">dan</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> mendapatkan semua fasilitas yang diperoleh Hasnul.
“Seminggu dululah, baru setelah itu saya berharap ke depan ada yang gantikan
saya di XL, ada yang bisa gantikan Pak Johnny Darmawan di Toyota, Pak Arwin
Rasyid di CIMB Niaga, atau Pak Arief Yahya di Telkom.” □<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">Terbit di majalah
Bloomberg Businessweek Indonesia, 19 Mei 2014<span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></i></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-4395372783632452662014-11-17T00:27:00.000-08:002014-11-17T00:49:46.083-08:00ARTIS VERSUS KONSULTAN FULUS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<i style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Ketika figur publik berseteru dengan perencana
keuangan</span></i></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Oleh M. Tahir Saleh<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">ARTIS dan presenter Ferdi Hasan tak pernah
membayangkan jika keputusannya memakai jasa perencana keuangan atau <i>financial
planner</i> berbuntut kerugian miliaran rupiah. Kasus yang melibatkan Ligwina
Hananto selaku CEO Quantum Magna (QM Financial), lembaga perencanaan keuangan
yang dipercayai Ferdi, itu kini sudah masuk ranah hukum.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4AF-M6vNt47dTionjHkfnJqNHTiHpg1xxKiVGtqm3QjZNtKHebyxGuKrvtN2YNoHIxJHMJsZlbkXVxZhyZxejtr6X3R-81mNbI79ATm2Vg8oaBDUpJr2h_zeo2ZPzUTFP22CTtvw6s4w/s1600/ligwina+viva.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4AF-M6vNt47dTionjHkfnJqNHTiHpg1xxKiVGtqm3QjZNtKHebyxGuKrvtN2YNoHIxJHMJsZlbkXVxZhyZxejtr6X3R-81mNbI79ATm2Vg8oaBDUpJr2h_zeo2ZPzUTFP22CTtvw6s4w/s1600/ligwina+viva.jpg" height="115" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Ligwina, by Viva</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Inti cerita, Ferdi merasa rekomendasi dan
perencanaan keuangan yang diberikan Ligwina justru menyebabkan dirinya merugi
lantaran paket investasi yang disarankan ternyata ‘bodong’. Di sisi lain,
Ligwina pun membantah semua tudingan. “Semua kelebihan dan kekurangan produk,
termasuk kelebihan dan kekurangan data perlu dijabarkan. Juga risiko terburuk
seperti penipuan atau kelalaian pengelola. Selama ini praktek pendampingan QM
selalu mengedepankan plus-minus produk dan <i>worst case scenario</i>,” katanya
dalam pesan singkat, pekan lalu.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTcZy8jyusnJhLYmyTX4f7RnhOL0fQuA-276bOnUsK9EJYcRcKIKBZWy67gLbmn2K_sc4nSLwPLDM6dlhYI9RDmzyUxqVkt_fB_WOz_4jTwEFNeSBneHm5-Kr-aUfQJCntCN9ZozbOIbk/s1600/Mike+rini+viva.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTcZy8jyusnJhLYmyTX4f7RnhOL0fQuA-276bOnUsK9EJYcRcKIKBZWy67gLbmn2K_sc4nSLwPLDM6dlhYI9RDmzyUxqVkt_fB_WOz_4jTwEFNeSBneHm5-Kr-aUfQJCntCN9ZozbOIbk/s1600/Mike+rini+viva.jpg" height="115" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Mike Rini, by Viva</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Pendiri lembaga perencana keuangan MRE Financial
& Business Advisory Mike Rini Sutikno juga memiliki klien yang berasal dari
kalangan artis. Namun, sejauh ini tak pernah ada masalah. Menurutnya, ada dua
hal prinsipil yang patut dipegang sebelum mulai mengatur investasi, yakni
menganalisis tujuan dan kondisi keuangan saat ini. "Saran investasi
biasanya sebatas produk instrumen keuangan yang punya regulasi kuat, misalnya
produk-produk pasar modal, bank, dan lembaga keuangan nonbank seperti saham,
reksa dana, deposito, obligasi, dan asuransi," ujar Mike.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Di samping itu, antara perencana keuangan,
penasehat investasi, dan manajer investasi </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">terdapat </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">perbedaan signifikan. Terutama dalam gelar atau
ujian yang diberikan. “Gelar kami <i>Certified
Financial Planner</i> (CFP) atau <i>Chartered
Financial Consultant</i> (ChFC). Lokalnya <i>Registered
Financial Planner</i>. </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Namun, </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">manajer
investasi dan broker saham butuh ujian dari Otoritas Jasa Keuangan.”</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Mike tak mau menyalahkan pihak tertentu dalam kasus
seteru artis dengan perencana keuangan. Hanya saja perlu ditekankan bahwa
kemampuan seseorang dengan gelar CFP berarti sudah memiliki kompetensi dalam
menganalisa instrumen keuangan. “Ini dalam konteks investasi, kalau <i>trading</i>
beda lagi. <i>Trading</i> punya kompetensi ahli yang khusus, bukan kompetensi
perencana keuangan. Lisensinya beda kalau <i>trading</i> atau broker,” kata
penulis buku <i>Mewujudkan Rumah Idaman </i>dan <i>120 Solusi Mengelola
Keuangan Pribadi</i> ini.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">I</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">nvestor pemula, lanjutnya, perlu menganalisis
profil risiko diri sendiri. Tidak semua orang punya kemampuan tersebut sehingga
imbasnya keputusan investasi kerap disetir oleh emosi. “Maunya investasi, tapi <i>enggak</i>
mau analisis diri. Merasa kalau sudah bayar orang, urusan selesai. </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">H</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">arus disadari perlu ada analisis tujuan,” ujar
Mike. Profil risiko pun harus dipertimbangkan, misalnya usia muda dan tua
berbeda. Horison investasi usia tua lebih pendek. Makin senior, makin hati-hati
dan jangka pendek karena memerlukan <i>fixed income</i> daripada pertumbuhan
dana. Selain itu, tidak semua produk investasi dilakukan dengan dana murah.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Artis yang kini putar haluan menjadi perencana
keuangan, Adrian Maulana menilai profesi <i>financial planner</i> di Indonesia
masuk ranah abu-abu sehingga aturan hukum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun
belum jelas. “Karena menurut OJK hanya profesi manajer investasi sajalah yang
boleh mengelola uang.”</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Itu sebabnya</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">,</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> dia menggarisbawahi, para <i>financial planner</i>
sebaiknya tidak berafiliasi dengan perusahaan investasi tertentu agar menjaga
independensi atas saran yang diberikan. Mereka juga tidak boleh mengelola uang
dari nasabah dan tidak mendapatkan <i>fee</i> dari instrumen investasi yang
dipilih nasabah. Mereka dibayar untuk menyusun rencana keuangan baik sebagian
maupun menyeluruh. Perencanaan tidak terbatas investasi, tapi bisa juga
mencakup hal penting lain—misalnya utang-piutang, persiapan dana darurat,
pajak, asuransi, dan warisan. “Rekomendasi atau saran maksudnya adalah sama. <i>financial
planner</i> sebatas memberikan saran,” kata Adrian.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Untuk meningkatkan ilmu dan kompetensi, mantan
Abang Jakarta 1997 ini malah sudah mengambil kursus perencana keuangan
International Association of Registered Financial Consultants (IARFC) dan
menjadi salah seorang pengajar. Bahkan, Adrian sudah memegang lisensi OJK
sebagai manajer investasi. “Saya ikut tes dan lulus seleksi tertulis </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">serta </span><i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">interview</span></i><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">
pada awal 2011. Saya juga membantu beberapa orang untuk membuat perencaan
keuangan pribadi mereka,” kata presenter, model, pemain film, bintang sinetron,
dan peragawan ini.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Di luar kasus dugaan penipuan yang perlu
dibuktikan, regulasi <i>financial planner</i> memang masih samar. OJK sendiri
sempat galau </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">soal </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">kasus ini. Kepala Eksekutif
Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan mereka masih mengkaji kegiatan
perencana keuangan, samakah dengan penasihat investasi atau tidak. Rekomendasi
investasi dari FP itu masuk wilayah penasehat investasi atau </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">tidak</span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">. “Kalau sama, mereka harus dapat izin dari OJK,”
ujar Nurhaida kepada pers. Keputusan final akhirnya menegaskan bahwa perencana
keuangan dilarang bertindak sebagai manajer investasi. Anggota Dewan Komisioner
OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S. Soetiono
mengatakan, untuk bisa menjadi manajer investasi, seseorang atau institusi
harus memenuhi persyaratan yang diminta OJK.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">Selain itu, dalam memberi rekomendasi kepada klien </span><i><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">financial planner</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">wajib menjelaskan manfaat, biaya, dan risiko
terhadap produk dan layanan di sektor jasa keuangan. “Kami </span><span lang="EN-US" style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">mewajibkan </span><span style="font-family: Georgia, serif; line-height: 115%;">perencana keuangan menginformasikan otoritas
pengawas atas produk dan layanan yang direkomendasikan," kata
Kusumaningtuti dalam siaran pers OJK pada 17 April lalu. Supaya kasus serupa
seperti Ferdi Hasan tak berulang, OJK mendorong perencana keuangan menegakkan
kode etik dan melaksanakan tata kelola yang baik, termasuk analisis yang
didukung riset memadai saat merekomendasikan suatu produk atau layanan. □<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: Georgia, serif;">Terbit di majalah
Bloomberg Businessweek Indonesia, 27 April 2014<span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></i></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-16157165541314845582014-11-15T20:42:00.000-08:002014-11-15T20:42:09.807-08:0070 TAHUN PUTU WIJAYA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><b>Perenungan
Seorang Budayawan</b></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<br /></div>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;">“<span style="font-family: Georgia, serif;"><span lang="id-ID"><i>Mas
Putu, bagi saya, bukan sastrawan, aktor, dan sutradara. Beliau adalah
budayawan.” –Butet Kartaredjasa, aktor</i></span></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Oleh
M. Tahir Saleh</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">TUBUH seniman besar ini tak lagi tegap. Dia berjalan perlahan ke panggung
sambil dipapah putra lanangnya, Taksu Wijaya. Masih dengan topi baret
putih dan kemeja batik, Putu Wijaya menampilkan salah satu monolognya
berjudul </span><span lang="id-ID"><i>Merdeka</i></span><span lang="id-ID">
bagi hadirin yang datang pada peluncuran buku </span><span lang="id-ID"><i>Bertolak
dari yang Ada, Kumpulan Esai untuk Putu Wijaya 70 Tahun</i></span><span lang="id-ID">
di Serambi Salihara, Jumat pekan lalu</span><span lang="id-ID">.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAKEgd6RjciIkZJd7D3NCqtW0H9OzfpZU7dib_tHlI9377e-v3Offq2gbAP5EZiQ5wMrJHRGOxpY4GfnQqcQTQfjcLrtvr50HQNp4jqTIQHu3AJlVjVv0gyHuHqJfX_nUQFYkBIzHTiY4/s1600/putu+dan+taksu+sarasvati+co+id.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAKEgd6RjciIkZJd7D3NCqtW0H9OzfpZU7dib_tHlI9377e-v3Offq2gbAP5EZiQ5wMrJHRGOxpY4GfnQqcQTQfjcLrtvr50HQNp4jqTIQHu3AJlVjVv0gyHuHqJfX_nUQFYkBIzHTiY4/s1600/putu+dan+taksu+sarasvati+co+id.jpg" height="213" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Putu dan Taksu, by Sarasvati</i></td></tr>
</tbody></table>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Saat
bermonolog sembari duduk, suaranya masih lantang—tidak ditelan
fisiknya yang lemah. Retorika, diksi, dan intonasinya begitu kuat
seperti masa muda dulu, walau harus diakui agak terbata-bata dalam
beberapa kalimat. Hadirin pun tersihir oleh penampilan sastrawan,
aktor, pelukis, dramawan, dan sineas ini.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><i>Merdeka</i></span><span lang="id-ID">
ditulis pada 1981 di Jakarta, bercerita tentang seseorang bernama
Merdeka yang ingin mewarisi segala apa yang dimiliki almarhum
ayahnya. Bahkan Merdeka ingin mewarisi alat vital sang ayah yang
terkenal berprinsip antikemubaziran. </span><span lang="id-ID"><i>Merdeka</i></span><span lang="id-ID">
adalah satu dari sekian banyak gubahan seniman asal Bali bernama
lengkap I Gusti Ngurah Putu Wijaya ini. Monolog lain bertajuk </span><span lang="id-ID"><i>Babi</i></span><span lang="id-ID">
(1979), </span><span lang="id-ID"><i>Iri</i></span><span lang="id-ID">
(1978), </span><span lang="id-ID"><i>Kalau
Boleh Memilih Lagi</i></span><span lang="id-ID">
(1978), </span><span lang="id-ID"><i>Memek</i></span><span lang="id-ID">
(2001), </span><span lang="id-ID"><i>Pian</i></span><span lang="id-ID">
(1979), dan </span><span lang="id-ID"><i>Kemerdekaan</i></span><span lang="id-ID">
(1995). Judul-judulnya pendek, isinya kadang di luar nalar, penuh
kritik sosial, keterkejutan, cukup berani—terutama dalam pemilihan
kata yang mampu disuguhkan dengan baik tanpa vulgar</span><span lang="id-ID">.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Bagi
Putu, memasuki usia 70 tahun pada 11 April lalu merupakan titik balik
untuk mengevaluasi apa yang telah dia karyakan selama ini. “Usia 70
tahun, saya harus membuat evaluasi,” katanya malam itu. Seluruh
karyanya—dari teater, puisi, monolog, cerpen</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
hingga lukisan—berangkat dari dua prinsip: bertolak dari yang ada
dan teror mental. </span></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Malam
itu Putu merayakan ulang tahun bersama para undangan dari berbagai
kalangan. Perayaan ini bak penanda kelahiran kedua Putu setelah
sebelumnya terserang sakit. Bukan hanya seniman Butet Kertaredjasa,
Sapardi Djoko Damono, Ikranegara, Goenawan Mohamad, Seno Gumira
Adjidarma, dan Iwan Abdurrahman yang datang; hadir pula Menteri BUMN
Dahlan Iskan dan mantan Jaksa Agung Abdul Rachman Saleh. Putu
mengundang pakar, seniman, pengamat, dan para sahabat untuk menulis
esai. Sayang, buku yang disponsori oleh Djarum Foundation, Pentas
Grafika, Salihara, dan Galeri Indonesia Kaya ini hanya dicetak dalam
jumlah terbatas. Tidak dijual, hanya disumbangkan ke perpustakaan
pusat-pusat kebudayaan. Selain peluncuran buku, acara ini juga diisi
dengan pementasan tiga naskah karya Putu: </span><span lang="id-ID"><i>Bila
Malam Bertambah Malam</i></span><span lang="id-ID">,
</span><span lang="id-ID"><i>Hah</i></span><span lang="id-ID">,
dan </span><span lang="id-ID"><i>Jpret—</i></span><span lang="id-ID">oleh
Teater Mandiri. </span></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Dalam
berkarya, hampir semua sejawatnya mengakui bahwa seniman pendiri
Teater Mandiri ini pribadi yang fokus. Goenawan Mohamad, pendiri
majalah </span><span lang="id-ID"><i>Tempo</i></span><span lang="id-ID">,
memandang Putu sebagai pribadi yang sangat </span><span lang="id-ID"><i>cuek</i></span><span lang="id-ID">,
cenderung tak peduli sekitar</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
tapi mampu fokus dan mencurahkan perhatian pada kerja kreatif. “Dia
tak pernah berhenti mencipta</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
termasuk saat antre menunggu panggilan dokter,” kata Goenawan. Putu
mengakuinya. Suatu ketika, saat masih menjadi wartawan </span><span lang="id-ID"><i>Tempo</i></span><span lang="id-ID">,
Putu bahkan tetap menulis meski ayahnya baru saja berpulang. “Ketika
sedang menulis laporan tentang diskotek, kakak saya menelepon: ayah
saya meninggal. Saya tunda air mata, saya andaikan tak ada yang
terjadi. Setelah laporan selesai, saya baru pulang memasuki duka.”</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-indent: 0.5in; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Di
mata Dahlan Iskan, Putu adalah senior yang pendiam</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
tapi produktif. Berkat Putu-lah, Dahlan tertarik nonton teater.
“Sebagai wartawan pemula saya kagum, </span><span lang="id-ID"><i>kok</i></span><span lang="id-ID">
ada seniman Indonesia yang mendapat kesempatan mempelajari teater di
New York. Pasti hebat dia!” kata Dahlan. Maka ketika berkesempatan
ke New York, sasarannya menonton teater di Broadway. Saat Putu sakit,
bekas Dirut PLN ini berusaha ikut mencari dokter terbaik agar sang
seniman kembali pulih. </span></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-indent: 0.5in; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Aktor
Butet Kertaredjasa pun bersyukur sastrawan-aktor-sutradara Putu
Wijaya bukan sejenis calo minyak bumi yang berpenghasilan Rp300
miliar per hari. “Berapa </span><span lang="id-ID"><i>tuh</i></span><span lang="id-ID">
sebulannya? Setahunnya? </span><span lang="id-ID"><i>Lha</i></span><span lang="id-ID">
kalau sampai seorang Putu penghasilannya macam itu, sangat berbahaya
saat mewujudkan kredo keseniannya.” Bila itu terjadi, properti
teater bakal berganti menjadi tas jinjing Hermes, sepatu bermerek,
dan aktor-aktornya mendadak bertubuh tambun karena timbunan lemak.
Untung saja tidak, sebab bagi Butet yang dilakoni Putu adalah sebuah
ikhtiar menyiapkan manusia yang bisa membaca dan berani mengoreksi
diri, apakah sekadar manusia atau sudah menjadi manusia dalam arti
sebenarnya. “Pada keberhasilan ini, Mas Putu, bagi saya, bukan
sastrawan, aktor, dan sutradara. Beliau adalah budayawan.”</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-indent: 0.5in; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBiS2NahCxD7pESyCalVXauW2vz6JzNKSmZdUmCysZ-GcOJR79OIDRp4mYlBc6oSrAwEKMitmlNBGrPVXFFIf-5PTEJzs4q2RNwBe-0vpWvUuywvCtI55kvNjbip22-_B0ObDU5tiHYmY/s1600/kang+iwan+republka.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBiS2NahCxD7pESyCalVXauW2vz6JzNKSmZdUmCysZ-GcOJR79OIDRp4mYlBc6oSrAwEKMitmlNBGrPVXFFIf-5PTEJzs4q2RNwBe-0vpWvUuywvCtI55kvNjbip22-_B0ObDU5tiHYmY/s1600/kang+iwan+republka.jpg" height="189" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Iwan, by Republika</i></td></tr>
</tbody></table>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Lain
lagi dengan Iwan Abdulrachman. Mantan personil grup Bimbo ini
memandang Putu sebagai seniman dengan tingkatan atau </span><span lang="id-ID"><i>maqom</i></span><span lang="id-ID">
tinggi. Putu rela ke Bandung berboncengan naik Vespa tua dari
Jakarta, menginap di emper Gedung Asia Afrika hanya untuk
mewawancarai Iwan bersama grupnya yang tergabung dalam Pencinta Lagu
Universitas Padjajaran. Putu jualah yang jauh-jauh datang ke tengah
hutan di kaki Gunung Burangrang untuk menyambangi Iwan. “Jangankan
hadir bertatap muka, baru ingat sosoknya saja, beliau sudah sangat
memberi arti kepada saya.”</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="font-weight: normal; line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-indent: 0.5in; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="font-weight: normal; line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Malam
itu, dua lagu dimainkan oleh Iwan untuk Putu. Dua tembang indah
dengan petikan gitar, menandai sebuah perenungan usia 70 tahun.
Semoga ini tak sekadar menjadi selamatan ulang tahun, tetapi menjadi
titik kontemplasi juga bagi generasi muda karena gagasan dan pikiran
Putu Wijaya berperan penting dalam proses berbudaya bangsa. “Jangan
bersedih Mas Putu, hidupmu tak sia sia,” begitu Iwan menutup
lagunya. □</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><i>Terbit
di majalah Bloomberg Businessweek Indonesia, </i></span><span lang="id-ID"><i>21</i></span><span lang="id-ID"><i>
</i></span><span lang="id-ID"><i>April
</i></span><span lang="id-ID"><i>2014</i></span><span lang="id-ID">
</span></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><span class="fullpost" style="font-size: small;">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-8344092630723813882014-11-15T20:29:00.001-08:002014-11-15T20:30:28.789-08:00DURI-DURI E-COMMERCE<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqydweu5TqRJtDrHjYzncAnPr6fsMmF5eZMsrevl58QLf9VxV7_eff3pebi5a0rGc9_LGPyt3wDDsnZKTIfzGzClYN3O7KD9NhJ3TJL58Bey6mRpbJyFYLk10rwDf8qKlohKRg96up2bE/s1600/ecommerce_banner+episerver+com.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqydweu5TqRJtDrHjYzncAnPr6fsMmF5eZMsrevl58QLf9VxV7_eff3pebi5a0rGc9_LGPyt3wDDsnZKTIfzGzClYN3O7KD9NhJ3TJL58Bey6mRpbJyFYLk10rwDf8qKlohKRg96up2bE/s1600/ecommerce_banner+episerver+com.png" height="231" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>ilustrasi by Episerver.com</i></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"></span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><i>Riset
Google mengungkapkan besarnya potensi belanja </i></span><span lang="id-ID">online</span><span lang="id-ID"><i>
di Tanah Air, sayang masih terhambat</i></span></span><span style="font-size: small;">
</span><br />
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Oleh
M. Tahir Saleh</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">T</span><span lang="id-ID">IGA</span><span lang="id-ID">
tahun lalu, Kepolisian China menangkap 36 tersangka penipuan belanja
</span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
senilai US$6,6 juta ketika para penjahat itu berpura-pura menjadi
pemasok sah situs alibaba.com dan sejumlah situs </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
lain. Nilai tipu muslihat itu setara dengan Rp73 miliar, bukan nilai
remeh untuk ukuran transaksi elektronik.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Penangkapan
kasus-kasus serupa terjadi pula di Indonesia</span><span lang="id-ID">.</span><span lang="id-ID">
Akhir tahun lalu penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim
Polri membekuk para pelaku penipuan </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">,
warga negara China. Modus paling umum adalah memasang iklan di sebuah
situs, memublikasikan barang palsu, lalu meminta calon pembeli yang
kepincut produk itu untuk mentransfer dana.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Aktivitas
jual-beli di situs memang masih punya celah risiko keamanan. Riset
terbaru perusahaan antivirus Kaspersky Lab bertajuk </span><span lang="id-ID"><i>Financial
Cyber Threats in 2013</i></span><span lang="id-ID">
yang dirilis awal April ini menegaskan kekhawatiran itu. Sepanjang
tahun lalu, aksi </span><span lang="id-ID"><i>phishing</i></span><span lang="id-ID">—mencuri
informasi seperti </span><span lang="id-ID"><i>user
ID</i></span><span lang="id-ID">,
kata kunci, PIN, informasi rekening bank, kartu kredit, dan
lainnya—terhadap toko belanja </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
naik dari 5,66% menjadi 6,51%</span><span lang="id-ID">.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Toko
</span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
masuk dalam kategori Keuangan </span><span lang="id-ID"><i>Online</i></span><span lang="id-ID">
bersama dengan bank dan sistem pembayaran. </span><span lang="id-ID"><i>Phishing</i></span><span lang="id-ID">
tertinggi ialah kategori Media Sosial (35,39%), lalu Keuangan </span><span lang="id-ID"><i>Online</i></span><span lang="id-ID">
(31,45%), dan </span><span lang="id-ID"><i>E-mail</i></span><span lang="id-ID">
(23,30%)</span><span lang="id-ID">.</span><span lang="id-ID">
Amazon.com menjadi situs paling populer menjadi sasaran </span><span lang="id-ID"><i>phishing</i></span><span lang="id-ID">.
Situs ini mendapat serangan hingga 61%, disusul Apple termasuk iTunes
Store (12,89%), dan eBay (12%). “</span><span lang="id-ID"><i>Phishing</i></span><span lang="id-ID">
menjadi sangat populer lantaran mudah dilancarkan dan amat efektif.
Sulit bagi pengguna internet, yang jago sekalipun</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
untuk membedakan situs palsu dan situs asli karena situs palsu
didesain dengan begitu baik</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">”
kata Sergey Lozhkin, periset senior bidang keamanan Kaspersky Lab,
dikutip di situs resminya</span><span lang="id-ID">.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Soal
keamanan ini pulalah yang tersingkap dalam riset TNS berkolaborasi
dengan Google Indonesia yang dipublikasikan awal April. Survei
berjudul “Business Insight with Google: Pelanggan Online Indonesia”
ini memaparkan faktor keamanan menjadi hambatan utama bagi pembeli
</span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">.</span><span lang="id-ID">
Selain keamanan data pribadi, konsumen juga khawatir terhadap
kualitas barang yang dijual</span><span lang="id-ID">.</span><span lang="id-ID">
“Dua dari lima responden bilang</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
‘Saya tak yakin dengan kualitas produk yang akan saya terima’,”
kata </span><span lang="id-ID"><i>Country
Head</i></span><span lang="id-ID">
Google Indonesia Rudy Ramawi dalam presentasinya di Jakarta. “Mereka
juga bilang</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
‘Saya ingin memegang atau mencoba produk sebelum saya membeli’.”</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Ada
empat grup responden yang disurvei: pembelanja </span><span lang="id-ID"><i>online
recent</i></span><span lang="id-ID">
(pernah berbelanda </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
dalam satu bulan terakhir), pembelanja </span><span lang="id-ID"><i>online
non-recent</i></span><span lang="id-ID">
(pernah belanja online lebih dari 6 bulan lalu), pembelanja
</span><span lang="id-ID"><i>non-online
</i></span><span lang="id-ID">(tidak
pernah berbelanja </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">),
dan penjual (pernah menjual secara </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">).
Jumlah responden yang mencapai 1.300 orang tersebar di 12 kota antara
lain Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Makassar, dan Pontianak
selama Desember 2013</span><span lang="id-ID">-</span><span lang="id-ID">Februari
2014. </span></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Hasilnya</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
kualitas produk dan keamanan data atau detail keuangan merupakan
pertimbangan utama dalam berbelanja </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">.</span><span lang="id-ID">
Dua isu ini menjadi ‘duri’ dalam bisnis </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">,
selain beberapa persoalan lain. Padahal jika dua hambatan ini
diatasi</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
misalnya dengan inovasi atau kemudahan pembayaran, potensi bisnis
belanja </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
yang cukup tinggi ini bukan cuma isapan jempol.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Dari
survei itu terungkap, satu dari dua orang Indonesia yang sudah </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
tapi belum pernah berbelanja </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
akan berbelanja </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
dalam 12 bulan ke depan. Informasi lain pun tersibak</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
misalnya pakaian menjadi produk pertama yang dibeli secara </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">.
Sebagian besar mencoba </span><span lang="id-ID"><i>online
</i></span><span lang="id-ID">karena
menghemat waktu. “‘Menghemat waktu’ disebut empat kali lebih
sering daripada 'harga' sebagai faktor paling penting dalam
berbelanja </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">,”
kata Rudy.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Sebelum
transaksi, para pembelanja </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
melakukan riset terlebih dulu via mesin pencari (41%), media sosial
(37%), situs berita atau majalah, dan </span><span lang="id-ID"><i>newsletter</i></span><span lang="id-ID">.
Para penjual pun lebih tertarik berdagang lewat </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
lantaran potensi industri ini besar, bukan mencari kesempatan menjual
dengan harga tinggi. “Empat dari lima penjual mengatakan bahwa
alasan mereka berjualan </span><span lang="id-ID"><i>online
</i></span><span lang="id-ID">adalah
karena ada banyak pembelanja </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">,”
ujar Rudy. “Hanya satu dari lima penjual beralasan ingin
mendapatkan harga tertinggi.”</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Sebetulnya
isu keamanan menjadi isu klasik dalam </span><span lang="id-ID"><i>e-commerce</i></span><span lang="id-ID">,
tapi hingga kini belum ada penyelesaian. Dalam pernyataan resmi,
Asosiasi E-Commerce Indonesia atau idEA pun mengakui isu keamanan
transaksi </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
masih menjadi masalah. Pemerintah sudah meminta penggunaan alamat
</span><span lang="id-ID"><i>website</i></span><span lang="id-ID">
</span><span lang="id-ID">-.</span><span lang="id-ID">co.id
guna menjamin keamanan sebagaimana tertuang dalam PP No.82/2012.
Namun</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
faktanya penipuan (</span><span lang="id-ID"><i>fraud</i></span><span lang="id-ID">)
masih terjadi pada pengguna internet.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Sejumlah
pengelola situs sudah menempuh langkah antisipasi dan perbaikan dalam
meningkatkan layanan. Zalora Indonesia, salah satu situs belanja
</span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
yang fokus pada produk fesyen, menerapkan kendali kualitas (</span><span lang="id-ID"><i>quality
control</i></span><span lang="id-ID">/QC)
hingga tiga lapis; meminta pemasok mengirim barang dengan standar
baik. Saat barang sampai pun dijaga dengan QC baik. Lalu</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
ketika barang dikirim pun dengan QC yang baik. “Parameternya kami
cek semua detail, kami QC semua kategori, bahan kita lihat, kerapian,
detail,” kata Hadi Kuncoro, </span><span lang="id-ID"><i>Vice
President</i></span><span lang="id-ID">
Operasional Zalora Indonesia. Mereka bahkan berkomitmen mengembalikan
barang jika konsumen menerimanya sudah jelek dari awal.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Soal
hambatan industri ini, Hadi menitikberatkan ihwal lain di samping
keamanan dan kualitas barang. Baginya pola pikir (</span><span lang="id-ID"><i>mindset</i></span><span lang="id-ID">)
dan dukungan industri terkait (sistem informasi dan regulasi) menjadi
hambatan. “</span><span lang="id-ID"><i>Gimana</i></span><span lang="id-ID">
mengubah </span><span lang="id-ID"><i>mindset</i></span><span lang="id-ID">
orang. Belum banyak SDM paham </span><span lang="id-ID"><i>e-commerce</i></span><span lang="id-ID">.
Pada tingkatan </span><span lang="id-ID"><i>supporting</i></span><span lang="id-ID">
terkendala misalnya pembayaran, teknologi informasi, </span><span lang="id-ID"><i>bandwidth</i></span><span lang="id-ID">
masih belum standar, belum cukup bagus,” katanya. Kendala lainnya,
sistem logistisk yang belum bisa menggarap pengiriman hingga lebih
dari 17.000 pulau di Indonesia.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Namun,
perseroan tetap optimistis terhadap potensi bisnis </span><span lang="id-ID"><i>e-commerce</i></span><span lang="id-ID">.
Tahun ini, Zalora yakin omzet tumbuh lebih dari dua kali lipat
dibanding tahun lalu—yang naik fantastis hingga 400% meski tak
menyebutkan detailnya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Setidaknya
survei Google soal perilaku konsumen bisa menjadi patokan bagaimana
seharusnya para pebisnis sektor ini mengarahkan sasarannya. Bukan
hanya itu, berbagai kendala itu mestinya mendorong pelaku industri
berupaya membuat konsumen makin percaya dan nyaman dengan belanja
</span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">.</span><span lang="id-ID">
□</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><b>Riset
Sift Science 2013</b></span><span lang="id-ID">,
mengungkapkan dari 25 negara dengan tingkat penipuan internet
terbanyak, ada empat negara Asia Tenggara yang masuk: Malaysia
(urutan ke-7), Filipina (10), Indonesia (14), dan Singapura (16).</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><b>SURVEI
GOOGLE 2014:</b></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<ul>
<li>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Pembelanja
</span><span lang="id-ID"><i>online
recent</i></span><span lang="id-ID">
berkata... ‘Internet menawarkan barang-barang yang lebih murah
daripada ritel atau pasar'. </span></span>
</div>
</li>
<li>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Satu
dari tiga pembelanja </span><span lang="id-ID"><i>non-online</i></span><span lang="id-ID">
berkata: “Saya lebih suka belanja di pasar atau toko karena ini
sudah menjadi bagian dari keseharian saya”. </span></span>
</div>
</li>
<li>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Pakaian
dibeli dua kali lebih sering daripada ponsel atau produk elektronik.
Tapi</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
rata-rata nilai pembelian untuk pakaian hanya seperempatnya. </span></span>
</div>
</li>
</ul>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><i>Sumber:
TNS Online Shopper Study – Indonesia</i></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><i>Terbit
di majalah Bloomberg Businessweek Indonesia, </i></span><i>14 April</i><span lang="id-ID"><i> 2014</i></span><span lang="id-ID">
</span></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><span class="fullpost" style="font-size: small;">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-78923576744988098762014-11-15T20:24:00.000-08:002014-11-15T20:24:17.373-08:00DI BAWAH BAYANG-BAYANG PAK HARTO<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkMsltm-vnuFNa9OzNdEDEqwCau4uUiLZ2YhpEeSRBorKezmvRAKwuF8sGAmE-a_SHg_3WDnJHOUguZYq2IBgwxttwO8vg8P9bzDSf_KLOoDqgguyF7Dytsr3qrP1QAkI0Z6eOsilHopo/s1600/Words+of+Generation+the-marketeers+com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkMsltm-vnuFNa9OzNdEDEqwCau4uUiLZ2YhpEeSRBorKezmvRAKwuF8sGAmE-a_SHg_3WDnJHOUguZYq2IBgwxttwO8vg8P9bzDSf_KLOoDqgguyF7Dytsr3qrP1QAkI0Z6eOsilHopo/s1600/Words+of+Generation+the-marketeers+com.jpg" height="223" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Movie capture by the marketeers</i></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"></span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><i>Para
narasumber dalam film </i></span><span lang="id-ID">Words
of Generation </span><span lang="id-ID"><i>membandingkan
kehidupan era Presiden Soeharto dan periode pascareformasi, apakah
lebih enak?</i></span></span><span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Oleh
M. Tahir Saleh</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;">
“<span style="font-family: Georgia, serif;"><span lang="id-ID"><i>Piye
kabare</i></span><span lang="id-ID">,
enak zamanku </span><span lang="id-ID"><i>toh</i></span><span lang="id-ID">?”
Begitu kata mendiang Presiden Soeharto dengan senyum khasnya. Sapaan
imajiner dalam gambar yang kerap ditempel di belakang bak truk-truk
besar ini bisa dibilang cermin kegelisahan masyarakat.</span></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Publik
gerah dengan tingginya harga sembako, susahnya mencari pekerjaan dan
membuka usaha, korupsi menjamur, dan biaya pengobatan yang tak
terjangkau. Ekspresi kebosanan ini seolah membuat mereka ingin
kembali ke zaman Pak Harto yang memimpin negeri ini selama 32 tahun.
Masyarakat juga kerap membandingkan perekonomian era Orde Baru dengan
era setelah Reformasi 1998.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Gambaran
ini pula yang tampak dalam film dokumenter besutan Xia Lee dan Amanda
Mooney berjudul </span><span lang="id-ID"><i>Words
of Generation</i></span><span lang="id-ID">.
Dalam film produksi perusahaan </span><span lang="id-ID"><i>public
relations</i></span><span lang="id-ID">
Edelman ini, 10 orang saksi era Reformasi 1998—dengan latar
belakang berbeda—bicara soal negara ini dalam perspektif mereka.
Maka yang terjadi adalah kejujuran, penyajian fakta sesungguhnya.
“Kami ingin memperlihatkan pandangan kepada masyarakat seperti apa
sebenarnya kondisi Indonesia di mata mereka,” ujar CEO Edelman
Indonesia Stephen Lock.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><i>Words
of Generation</i></span><span lang="id-ID">
merupakan proyek Edelman di berbagai negara dari China, Malaysia,
Singapura, Vietnam, hingga India. Pandangan penduduk di tiap negara
dieksplorasi dengan latar isu berbeda. Di Indonesia, mengambil tema
dimulainya reformasi setelah kejatuhan Soeharto.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Ada
tujuh video dalam film ini: </span><span lang="id-ID"><i>Work,
Consume, Connect, Love, Play, Explore</i></span><span lang="id-ID">,
dan </span><span lang="id-ID"><i>Dream.</i></span><span lang="id-ID">
Tapi tak semua judul diputar dalam gelaran nonton bareng pada 25
Maret di Plaza Senayan, Jakarta. Film yang bisa diakses </span><span lang="id-ID"><i>online</i></span><span lang="id-ID">
tersebut berusaha memotret kehidupan pribadi lewat wawancara
berdasarkan tujuh tema tadi dengan perspektif masa lalu, masa kini,
dan masa depan. </span></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; text-indent: 0.5in; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Sepuluh
narasumber dalam film itu adalah generasi yang lahir pada rentang
1975-1985. Memang tidak mewakili semua</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
tapi setidaknya generasi yang merasakan Reformasi 1998 ketika
huru-hara anti</span><span lang="id-ID">-</span><span lang="id-ID">China
dan kejatuhan rezim Soeharto terjadi. “Kehidupan di Indonesia ini</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
ya morat-marit. Kau tengoklah, semrawut, yang kaya tambah kaya. Lebih
enak zaman Soeharto, tapi bedalah. Zaman Soeharto bercakap dikit
diculik</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">”
kata Ardinal (31), salah satu narasumber film.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Narasumber
lainnya, Alfin Budi Pramono (36), mengatakan para mantan aktivis 1998
yang kini menjadi anggota dewan pun sama saja dengan apa yang mereka
demontrasikan dulu kala masih mahasiswa. “Itu yang saya sayangkan,”
kata Alfin</span><span lang="id-ID">.</span><span lang="id-ID">
“Pemerintahan yang sekarang sudah dua periode</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
tapi justru rupiah terpuruk,” kata pegawai swasta ini</span><span lang="id-ID">.</span><span lang="id-ID">
Hendy Hermawan (37), staf teknologi informasi, memandang kepemimpinan
seperti Soeharto masih dirindukan. “Soeharto cara </span><span lang="id-ID"><i>mikirnya</i></span><span lang="id-ID">
jelas, santun, ngomongnya soleh dan tidak berapi-api. Tapi
kroni-kroninya sering bawa nama dia</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
lalu dia dijatuhkan. Kroni-kroninya kini ingin berkuasa,” katanya.
“Kita butuh pemimpin model Soeharto yang tidak </span><span lang="id-ID"><i>klemer-klemer.”</i></span><span lang="id-ID">
</span></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Generasi
ini juga mengusung pemimpin idaman, yakni Joko Widodo, Prabowo
Subianto, dan Jusuf Kalla. “Impian mereka bila ditarik garis
merahnya sama: mereka memprioritaskan anak-anak agar kelak bisa
menikmati pendidikan dan kehidupan lebih layak daripada saat ini,”
kata tim produksi Mario Patrick.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Boni
Triana, sejarawan dari majalah </span><span lang="id-ID"><i>Historia</i></span><span lang="id-ID">,
menilai kerinduan era Pak Harto bukan ingin membalikkan keadaan.
“Sejarah itu berulang, tapi kondisinya tak bisa sama. Ini cuma
untuk merestorasi kekuasaan segelintir orang untuk memanfaatkan
ingatan publik sehingga orang ingin kembali,” katanya. Ketika Orde
Baru, publik akan bilang Orde Lama lebih enak. Sebaliknya ketika era
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, publik menilai lebih baik zaman
Orde Baru dan begitu seterusnya. “Zaman Soeharto bisa jadi korupsi
sedikit, tapi kebebasan pers dikekang</span><span lang="id-ID">.</span><span lang="id-ID">”</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="font-weight: normal; line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="font-weight: normal; line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Shafiq
Pontoh, konsultan perencanaan strategi dan pelopor Gerakan Indonesia
Berkebun dan Ayah ASI, yang turut hadir dalam bedah film itu
menganggap paradigma kehidupan era dahulu lebih enak tak semuanya
benar. Itu ditegaskan pula dalam film karena barang-barang masih
terbeli walau harganya konstan naik. Memang kalimat bernada
penyesalan dan ratapan kerap muncul</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
tapi baginya lebih enak zaman sekarang. “Zaman Soeharto </span><span lang="id-ID"><i>enggak
</i></span><span lang="id-ID">enak</span><span lang="id-ID"><i>
banget</i></span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID"><i>
enggak</i></span><span lang="id-ID">
ada Whatsapp, </span><span lang="id-ID"><i>enggak</i></span><span lang="id-ID">
ada Twitter.” Pesan film ini sampai, tapi sayangnya agak
membosankan ditonton lama karena hanya berbentuk wawancara, tanpa
visualisasi huru-hara. □</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><i>Terbit
di majalah Bloomberg Businessweek Indonesia, </i></span><span lang="id-ID"><i>07 April </i></span><span lang="id-ID"><i>2014</i></span><span lang="id-ID">
</span></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><span class="fullpost" style="font-size: small;">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-35874895089157909302014-11-15T20:17:00.002-08:002014-11-15T20:18:25.707-08:00BUKU: MENCURI HATI PELANGGAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmhdgmQKh3vuOhmmaKHPj4NtEFyL98wdwY0iVCCau4XTn7qzN0grr0HaqBpAqmo2okNoEdfb59dGMbqOhsaSa6Caik1RQZu4a_0wOUmU5PTK1awX2cHjbJz-V6W8jdJXzSlZz3U09W5xY/s1600/Cover-Buku-Final-600x389px.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmhdgmQKh3vuOhmmaKHPj4NtEFyL98wdwY0iVCCau4XTn7qzN0grr0HaqBpAqmo2okNoEdfb59dGMbqOhsaSa6Caik1RQZu4a_0wOUmU5PTK1awX2cHjbJz-V6W8jdJXzSlZz3U09W5xY/s1600/Cover-Buku-Final-600x389px.jpg" height="320" width="207" /></a></span></div>
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><i>Buku
ini menjawab pertanyaan mengapa ada perusahaan yang bisa menjual tiga
kali lebih mahal</i></span><span lang="id-ID"><i>,</i></span><span lang="id-ID"><i>
tapi justru menjadi rebutan pelanggan</i></span></span><span style="font-size: small;">
</span><br />
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;">Oleh
M. Tahir Saleh</span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Hendrik
Ronald memulai bukunya dengan cerita pengunduran dirinya sebagai
manajer di </span><span lang="id-ID"><i>bridal</i></span><span lang="id-ID">
terbesar di Indonesia. Dia lalu kembali ke Pekanbaru untuk mengurus
sebuah hotel tua berumur 25 tahun. Jauh sebelumnya, dia ingat pernah
memukul kecoak dengan tangan karena saking banyaknya serangga di
hotel uzur itu.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Tugasnya
berat lantaran status tanah hotel juga bukan milik sendiri. Namun
lima tahun kemudian, tekadnya ketika memimpin rapat perdana hotel itu
menjadi kenyataan. Mereka meninggalkan hotel lama dan pindah ke hotel
bintang tiga yang baru dengan suasana </span><span lang="id-ID"><i>garden</i></span><span lang="id-ID">
nan manis. Dalam dunia bisnis, katanya, ada dua tipe manajer:
</span><span lang="id-ID"><i>autocratic</i></span><span lang="id-ID">
yang mementingkan hasil dan </span><span lang="id-ID"><i>democratic</i></span><span lang="id-ID">
yang mementingkan hubungan antarmanusia. “Dulu saya tipe
</span><span lang="id-ID"><i>autocratic</i></span><span lang="id-ID">.
Saya tak peduli</span><span lang="id-ID">.</span><span lang="id-ID">
Bila harus teriak, ya teriak, yang penting kerjaan selesai. Namun</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
hasil yang diinginkan ternyata tak datang dengan sendirinya,” tulis
Hendrik</span><span lang="id-ID">.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Makin
lama dia menyadari bahwa hanya lewat pendekatan manusialah hasil
positif bisa datang. Dia pun belajar menjadi pengelola manusia yang
baik. “Saya mulai membangun kultur dan hasil baik pun membanjiri.
Kami punya 56 kamar di sana. Saat ramai kami bisa menolak sampai 200
kamar dalam sehari. Itu luar biasa karena biasanya menolak 20 kamar
saja sudah hebat </span><span lang="id-ID"><i>banget</i></span><span lang="id-ID">.”</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Ternyata
hal utama yang dia terapkan ialah bagaimana memberi pelayanan prima
(</span><span lang="id-ID"><i>service
excellent</i></span><span lang="id-ID">)
dan menjadi budaya. Hasil baik muncul bila kita lebih dulu melayani
staf, atasan harus duluan melayani. Servis prima itu berdampak besar
menguatkan bisnis—dan berpotensi menurunkan pamor pesaing. Itulah
yang dituangkan dalam buku berjudul </span><span lang="id-ID"><i>The
Power of Service, Bagaimana Cara Menjual 3 Kali Lebih Mahal dan
Pelanggan Justru Berebut</i></span><span lang="id-ID">
terbitan Gramedia Pustaka Utama</span><span lang="id-ID">.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Layanan
prima itu yang membedakan mengapa ada perusahaan obral harga malah
‘mati’ di pasaran. Sudah promo pontang-panting, tapi tak jua
berhasil. Ada pula yang menjual dengan harga modal</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
tapi tetap saja sepi pembeli. Namun</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
ada bisnis yang memasarkan harga standar, bahkan tiga kali lipat
lebih mahal</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
tapi justru menjadi rebutan pelanggan. Sebenarnya bagi pelanggan,
faktornya bukan harga melainkan nilai atau </span><span lang="id-ID"><i>value</i></span><span lang="id-ID">.
“Pelanggan dengan senang hati akan membayar lebih asal mereka
mendapat </span><span lang="id-ID"><i>value</i></span><span lang="id-ID">
yang sangat banyak. </span><span lang="id-ID"><i>Value</i></span><span lang="id-ID">
itu servis atau unsur manusia,” kata Hendrik</span><span lang="id-ID">.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Dalam
buku setebal 309 halaman terbitan 2013 ini, Hendrik yang juga seorang
</span><span lang="id-ID"><i>certified
firewalk & breakthrough instructor</i></span><span lang="id-ID">
dari TDW Institute dan belajar dari pelatih ulung Tung Desem Waringin
ini memaparkan lima bab: </span><span lang="id-ID"><i>customer
contact, service mindset, service design, service recovery</i></span><span lang="id-ID">,
dan terbaik di dunia. Contoh-contoh dalam buku ini begitu sederhana,
mudah dicerna, tapi menohok. Kekurangannya barangkali desain yang
terlalu resmi dan kaku, ilustrasi yang hitam putih, serta ketiadaan
indeks.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Pada
bab </span><span lang="id-ID"><i>customer
contact</i></span><span lang="id-ID">,
dia mencontohkan bagaimana seorang konsultan dipanggil membenahi
perusahaan perkapalan dengan tingkat kesalahan supertinggi. Setelah
dipelajari, dia mengusulkan mengubah nama panggilan karyawan, pekerja
kasar yang biasa dipanggil “</span><span lang="id-ID"><i>trucker</i></span><span lang="id-ID">”
diubah menjadi “</span><span lang="id-ID"><i>craftsman</i></span><span lang="id-ID">”,
artinya kurang lebih orang yang punya keahlian tertentu. Hendrik
heran mengapa banyak perusahaan melabeli karyawan baru dengan
“</span><span lang="id-ID"><i>trainee</i></span><span lang="id-ID">”,
disuruh memakai baju putih, dan langsung diminta melayani tamu.
Harapannya, kalau mereka membuat kesalahan tamu akan mahfum. “</span><span lang="id-ID"><i>No</i></span><span lang="id-ID">!
Kalau belum pantas, jangan disuruh menghadapi tamu. Tak perlu membuat
mereka malu dan akhirnya menodai citra perusahaan,” kata pria yang
belajar langsung dari Ron Kaufman, guru servis terbaik di dunia.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Contoh
lain bagaimana seorang bapak dibuat malu karena membawa makanan
sendiri untuk anaknya ketika makan di restoran. Si manajer restoran
berpatokan pada </span><span lang="id-ID"><i>standard
operating procedure</i></span><span lang="id-ID">
(SOP) yang justru seakan-akan menjadi alasan mengusir pelanggan.
Jangan sampai ketidakmampuan dalam membuat SOP membuat pelanggan bak
seorang kriminal. Banyak contoh riil</span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID">
tapi dekat dengan keseharian yang menarik disimak: mulai dari perang
harga, produk pamungkas, kesan pertama, hingga soal servis itu pilih
kasih. Buku ini pun kaya dengan ilustrasi kartun satir yang menambah
daya pikat dan membuat kita tak sadar senyum-senyum sendiri</span><span lang="id-ID">.</span><span lang="id-ID">
□</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><b><span lang="id-ID"><i>The
Power of Service, Bagaimana Cara Menjual 3 Kali Lebih Mahal dan
Pelanggan Justru Berebut, Oleh Hendrik Ronald, </i></span><span lang="id-ID"><i>PT
Gramedia Pustaka Utama, 2014</i></span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span>
<div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><i>Terbit
di majalah Bloomberg Businessweek Indonesia, </i></span><span lang="id-ID"><i>31</i></span><span lang="id-ID"><i>
Maret 2014</i></span><span lang="id-ID">
</span></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><span class="fullpost" style="font-size: small;">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5153607156071353561.post-17006807044575301542014-11-15T20:11:00.000-08:002014-11-15T20:11:09.750-08:00WAJAH NUSANTARA DALAM FILM<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_chm4L628ELue9N18StiN5EPnOzsw4TMXxJKDdkijHj9MsGYW9qrfB-qaFfL14vAJYL8f2rYB9ZIt3rfJ3humyeC-6gBXt_XAsJJCsTKxpzysdJNDzbkMWuwKkF7ilIKGZnc23qIdaOM/s1600/SokolaRimba-+muvilla+com.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_chm4L628ELue9N18StiN5EPnOzsw4TMXxJKDdkijHj9MsGYW9qrfB-qaFfL14vAJYL8f2rYB9ZIt3rfJ3humyeC-6gBXt_XAsJJCsTKxpzysdJNDzbkMWuwKkF7ilIKGZnc23qIdaOM/s1600/SokolaRimba-+muvilla+com.jpg" height="230" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Salah satu adegan Sokola Rimba, by Muvilla</i></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"></span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><i>Eksplorasi
keelokan suatu daerah dalam film mendongkrak pariwisata</i></span></span><span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Oleh
M. Tahir Saleh</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">L</span><span lang="id-ID">ELAKI</span><span lang="id-ID">
berambut keriting itu duduk di depan sebuah pos dari bambu beratap
ilalang. Tangannya menggenggam </span><span lang="id-ID"><i>handy
talky</i></span><span lang="id-ID">.
Matanya agak sayu</span><span lang="en-US">.</span><span lang="id-ID">
</span><span lang="en-US">T</span><span lang="id-ID">ampak
letih</span><span lang="en-US">,</span><span lang="id-ID">
tetapi wajahnya masih ceria. Sesaat kemudian dia memberi komando,
adegan anak-anak suku Anak Dalam yang dikenal sebagai Orang Rimba pun
di mulai.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil1lur79DN2NkhTPFysLkbbIpZiL7fmj1kKVsfUAhvXkdFKRhyphenhyphen0Q3EPjIso_oAhDT4Se3kxxb4VzHQvdHXXUy5258z6SnRUsGShWf9KFy_uXNXPDc4sZoN-k4lvWDWcSjylAXxSj8iKMg/s1600/Sokola_Rimba+lampost+co.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil1lur79DN2NkhTPFysLkbbIpZiL7fmj1kKVsfUAhvXkdFKRhyphenhyphen0Q3EPjIso_oAhDT4Se3kxxb4VzHQvdHXXUy5258z6SnRUsGShWf9KFy_uXNXPDc4sZoN-k4lvWDWcSjylAXxSj8iKMg/s1600/Sokola_Rimba+lampost+co.jpg" height="200" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>(Ki/ka) Butet, Riri, Prisia, dan Mira Lesmana, by Lampost</i></td></tr>
</tbody></table>
<div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Nama
lelaki itu Riri Riza, sutradara kenamaan Indonesia. Saat itu, dalam
video </span><span lang="id-ID"><i>behind
the scene</i></span><span lang="id-ID">
film </span><span lang="id-ID"><i>Sokola
Rimba</i></span><span lang="id-ID">,
Riri terlihat sibuk</span><span lang="en-US">,</span><span lang="id-ID">
tapi menikmati betul pembuatan film yang mengambil lokasi di hulu
</span><span lang="en-US">S</span><span lang="id-ID">ungai
Makekal, </span><span lang="en-US">H</span><span lang="id-ID">utan
Bukit Duabelas, Jambi.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Film
ini bercerita tentang Butet Manurung—diperankan oleh Prisia
Nasution—seorang aktivis konservasi yang rela bergerilya di
pedalaman hanya untuk mengajari anak-anak rimba. Tapi film </span><span lang="en-US">yang
diputar perdana pada November tahun lalu itu </span><span lang="id-ID">bukan
hanya kuat </span><span lang="en-US">dalam
hal </span><span lang="id-ID">cerita,
</span><span lang="id-ID"><i>Sokola
Rimba</i></span><span lang="id-ID">
menampilkan pemandangan alami nan indah dari salah satu hutan di
Jambi. Penonton disuguhkan pemandangan elok, pepohonan rindang,
perkebunan kelapa sawit, sejuknya udara, dan desir aliran sungai yang
</span><span lang="en-US">apik</span><span lang="id-ID">.
Film garapan Miles Production milik Mira Lesmana ini menyadarkan
bahwa Nusantara bukan hanya </span><span lang="en-US">P</span><span lang="id-ID">ulau
Bali. Banyak wilayah di pesolok negeri belum terjamah oleh mata
masyarakat kebanyakan.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2SXo5fJxM-UlNiH65uVNfSirBnlmV3a5BGQR2KvE-P-0h04Wi6Ki7SxLgGc5U8MDNmDARvDLjQj3vQ3JHQoFJg55MEWb3NHtfLVJxGb_zDHargkjSn5Wb6HcqIEM6rtMyBjzjaqDQAU8/s1600/atambua+inilah+com.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2SXo5fJxM-UlNiH65uVNfSirBnlmV3a5BGQR2KvE-P-0h04Wi6Ki7SxLgGc5U8MDNmDARvDLjQj3vQ3JHQoFJg55MEWb3NHtfLVJxGb_zDHargkjSn5Wb6HcqIEM6rtMyBjzjaqDQAU8/s1600/atambua+inilah+com.jpg" height="100" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>by Inilah.com</i></td></tr>
</tbody></table>
<div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Tak
hanya </span><span lang="id-ID"><i>Sokola
Rimba</i></span><span lang="id-ID">,
film-film besutan Riri Riza dan diproduseri oleh Mira Lesmana kaya
</span><span lang="en-US">akan
</span><span lang="id-ID">keindahan
alam Tanah Air. </span><span lang="id-ID"><i>Atambua
39 Celcius</i></span><span lang="id-ID">
(2012) adalah film drama berlatar Atambua, Nusa Tenggara Timur. Film
Riri lainnya, </span><span lang="id-ID"><i>Laskar
Pelangi</i></span><span lang="id-ID">
(2008) yang sangat terkenal mengeksplorasi </span><span lang="en-US">P</span><span lang="id-ID">ulau
Belitong, Kepulauan Bangka Belitung.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Membuat
film-film dengan lokasi di pelosok itu bukan perkara mudah. Akses
tentu saja menjadi kendala. Belum lagi menghadapi medan yang butuh
kegigihan. “Dari Jambi </span><span lang="id-ID"><i>elo</i></span><span lang="id-ID">
naik mobil dulu </span><span lang="en-US">7</span><span lang="id-ID">
jam </span><span lang="id-ID"><i>sampe</i></span><span lang="id-ID">
sebuah kota kecil Bangko, jalan lagi ke pinggir hutan naik mobil 2
jam, habis itu </span><span lang="id-ID"><i>numpang
</i></span><span lang="id-ID">truk
2 jam, jalan lagi 2 jam baru sampai,” cerita Mira, produser </span><span lang="id-ID"><i>Sokola
Rimba</i></span><span lang="id-ID">,
dalam </span><span lang="id-ID"><i>behind
the scene</i></span><span lang="id-ID">
film itu. Bagian paling sulit barangkali meyakinkan penduduk lokal
untuk bisa mengambil gambar. Pernah suatu malam Riri menghampiri
tenda Mira. “Mir..mir, ada kabar nih,” seru Riri. “Kenapa?”
“Adegan kita yang di</span><span lang="en-US">
</span><span lang="id-ID">pinggir
hutan membawa ibu-ibu itu </span><span lang="id-ID"><i>enggak</i></span><span lang="id-ID">
boleh.” Ternyata mengambil gambar perempuan untuk keperluan </span><span lang="id-ID"><i>Sokola
Rimba</i></span><span lang="id-ID">
tak segampang itu, perempuan dianggap tak boleh.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg-o_Yuld-fmoFZ1runjPYCF-Ln7gE-QcaQ4q1VQS8R6tI0fY6KYtxNCpxlDB25Vv7Q2lQL43_98V9aVV7hGmBxe_vP7trFgPdFrWKsfgo53EHh986wygcw5xlFmjIeckMzGe1giq_Yts/s1600/laskar+zigra+co+id.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg-o_Yuld-fmoFZ1runjPYCF-Ln7gE-QcaQ4q1VQS8R6tI0fY6KYtxNCpxlDB25Vv7Q2lQL43_98V9aVV7hGmBxe_vP7trFgPdFrWKsfgo53EHh986wygcw5xlFmjIeckMzGe1giq_Yts/s1600/laskar+zigra+co+id.jpg" height="95" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>by Zigra.co.id</i></td></tr>
</tbody></table>
<div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Sejujurnya
bagi Riri, dia tak punya agenda terselubung mempromosikan wisata
ketika kamera mulai diletakkan. “Saya tidak terlalu menjadikan hal
itu sebagai </span><span lang="id-ID"><i>goal</i></span><span lang="id-ID">.
Saya merekam saja, apa adanya. Tapi sering kali ketika film mulai
disunting, ditata satu adegan dengan yang lain, semua jadi gambaran
yang mengundang kagum,” katanya melalui </span><span lang="id-ID"><i>e-mail</i></span><span lang="id-ID">
pada Rabu, 19 Maret.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Film,
katanya, memiliki kekuatan untuk menggambarkan berbagai dimensi
kehidupan, menyentuh emosi</span><span lang="en-US">—</span><span lang="id-ID">dan
yang paling efektif</span><span lang="en-US">—</span><span lang="id-ID">film
bisa merekam suasana dalam dinamikanya. Film juga merupakan
perkembangan fotografi, merekam alam, ruang, manusia, dan berbagai
tekstur budaya secara lebih detail. “Karena itulah film bagi saya
harusnya merekam lingkungan dan budaya dengan baik.”</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Indonesia
dianggapnya menjadi ruang tak terbatas sebagai latar belakang cerita
film. Matahari terbit di Gunung Bromo atau </span><span lang="id-ID"><i>sunset</i></span><span lang="id-ID">
di kepulauan sekitar Makassar bisa menjadi landskap indah yang tepat
untuk banyak adegan dramatis dalam film. “Ketika gambaran itu
muncul di</span><span lang="en-US">
</span><span lang="id-ID">layar
lebar, siapa pun jadi tertarik untuk mendatangi tempat itu. Belitong
memberi itu bagi film </span><span lang="id-ID"><i>Laskar
Pelangi</i></span><span lang="id-ID">,”
katanya. “Saya dengar kabar, kunjungan wisatawan meningkat lima
kali lipat setelah film tersebut dirilis.”</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Riri
berharap pemerintah bisa memberi kontribusi bagi film karena di
banyak negara atau kota-kota di dunia, berdiri lembaga yang khusus
membantu siapa pun yang ingin membuat film di lokasi mereka. Dukungan
itu sampai pada tingkat pendanaan bagi produser yang ingin membuat
film di kota itu. “Mereka menyadari kekuatan film sebagai bagian
dari promosi wisata. Apalagi jika di film itu ada bintang-bintang
besar seperti Julia Roberts atau Brad Pitt misalnya,” kata Riri.
“Jutaan penonton film adalah potensi pasar wisata bagi mereka dan
mungkin lebih efektif dibanding</span><span lang="en-US">,</span><span lang="id-ID">
misalnya</span><span lang="en-US">,</span><span lang="id-ID">
memproduksi iklan sendiri.”</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLM-T64Gr6OwctdFeWqBgeZe0OwjhSjk4EgZOs7ttfjh_FeetCO6PDsbr0ktuUDuquGN6pbR1HhSgpAu_wc-zmQcYVcZCmihMe5K-1og2wJxggFi5BpvGgnAEtSE6ciGoJ7vth2GAoTTI/s1600/Braveheart_imp+wiki.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLM-T64Gr6OwctdFeWqBgeZe0OwjhSjk4EgZOs7ttfjh_FeetCO6PDsbr0ktuUDuquGN6pbR1HhSgpAu_wc-zmQcYVcZCmihMe5K-1og2wJxggFi5BpvGgnAEtSE6ciGoJ7vth2GAoTTI/s1600/Braveheart_imp+wiki.jpg" height="200" width="137" /></a></div>
<div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Film
dan pariwisata memang berkaitan erat. Berdasarkan catatan Wego
Indonesia, situs pencari dan pembanding informasi perjalanan, film
ternyata mendongkrak kunjungan wisawatan, pun di mancanegara.
</span><span lang="id-ID"><i>Braveheart</i></span><span lang="id-ID">
sukses menaikkan wisatawan ke Skotlandia hingga 300%, 12 bulan
setelah film arahan Mel Gibson itu tayang. Film </span><span lang="id-ID"><i>The
Beach</i></span><span lang="id-ID">
yang dibintangi Leonardo DiCaprio meningkatkan kunjungan turis remaja
hingga 22% ke Negeri Gajah Putih, Thailand.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">New
York dan Eropa juga menjadi destinasi impian saat Natal lantaran
terinspirasi film-film klasik yang tayang menjelang liburan. Berkat
film </span><span lang="id-ID"><i>Lord
of the Rings</i></span><span lang="id-ID">
dan </span><span lang="en-US"><i>The
</i></span><span lang="id-ID"><i>Hobbit</i></span><span lang="id-ID">,
landskap alam Selandia Baru pun mendadak terkenal. Untuk skala
negara, Islandia juga kena dampak positif setelah Negeri Es itu
ditampilkan lewat film yang dibintangi Ben Stiller, </span><span lang="id-ID"><i>The
Secret Life of Walter Mitty</i></span><span lang="id-ID">.
“Sisi positif dari film, ia bisa menggairahkan dan mempromosikan
objek wisata. Dampaknya kelihatan juga dari makin banyaknya wisatawan
yang senang mencari destinasi yang tak biasa dan mencoba pengalaman
wisata yang benar-benar baru," kata </span><span lang="id-ID"><i>Chief
Marketing Officer</i></span><span lang="id-ID">
Wego Joachim Holte, dalam </span><span lang="id-ID"><i>e-mail</i></span><span lang="en-US">-</span><span lang="id-ID">nya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsYv6Dp94We26wArG43S467Bj1I-fFGOcDZT6Vjzf-ZcQK0mZlZlgHrw3geO8-ntnyiENveotVyQaPTOScmv99Eqd9W2ow_I-RjhmJFFC3wwa7CkSVBajo9pxXSnt04mD9XpeMOCcHm8Q/s1600/beach+panamaricano+it.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsYv6Dp94We26wArG43S467Bj1I-fFGOcDZT6Vjzf-ZcQK0mZlZlgHrw3geO8-ntnyiENveotVyQaPTOScmv99Eqd9W2ow_I-RjhmJFFC3wwa7CkSVBajo9pxXSnt04mD9XpeMOCcHm8Q/s1600/beach+panamaricano+it.jpg" height="133" width="200" /><i></i></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>by Panamaricano.it</i></td></tr>
</tbody></table>
<div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Pembuat
film dan badan pariwisata</span><span lang="en-US">,</span><span lang="id-ID">
menurut Wego</span><span lang="en-US">,</span><span lang="id-ID">
memegang andil besar dalam pemasaran destinasi saat ini. Sebab, latar
film efektif mendorong wisatawan mengeksplor</span><span lang="en-US">asi</span><span lang="id-ID">
tempat baru. “Wisatawan biasanya jadi tak sabar untuk berlibur ke
lokasi tempat film dibuat,” kata Holte. “Tren ini sudah kelihatan
beberapa waktu lalu, saat kami menggelar survei untuk wisatawan
Australia.” Oleh karena itu</span><span lang="en-US">,</span><span lang="id-ID">
film jauh lebih efektif ketimbang membuat kampanye tunggal untuk
pemasaran destinasi.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Khusus
Indonesia, kata Holte, juga menjadi sorotan para sutradara dari
Hollywood setelah sukses menyedot kunjungan ke Bali lewat fenomena
film </span><span lang="id-ID"><i>Eat,
Pray, Love</i></span><span lang="id-ID">.
Sutradara peraih Academy Award Michael Mann (yang membesut </span><span lang="id-ID"><i>Miami
Vice, Public Enemy, Last of the Mohicans</i></span><span lang="id-ID">),
menurut Holte, menjadi salah satu penggemar besar Indonesia.
Sutradara itu baru selesai memfilmkan </span><span lang="id-ID"><i>Cyber</i></span><span lang="id-ID">
di Jakarta</span><span lang="en-US">—</span><span lang="id-ID">rencananya
tayang perdana pada 2015. Film itu dibintangi oleh Chris Hemsworth,
pemeran Thor. Dukungan film dan pariwisata itu juga dibantu dengan
maraknya maskapai bertarif murah </span><span lang="en-US">yang
</span><span lang="id-ID">membuat
perjalanan wisata makin ekonomis. “Film yang berlatar objek wisata
akan terus tumbuh di Asia," ujar Holte.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Tapi</span><span lang="en-US">,</span><span lang="id-ID">
memang film dan pariwisata itu juga ditopang sepenuhnya oleh
pemerintah. Singapore Tourism Board menginvestasikan dana US$6,3 juta
untuk skema 'Film in Singapore'. Baru-baru ini, Tourism Australia
juga bermitra dengan Tourism and Events Queensland, Pritish Nandy
Communications</span><span lang="en-US">,</span><span lang="id-ID">
dan Balaji Motion Pictures untuk menampilkan Gold Coast sebagai latar
dalam film Bollywood </span><span lang="id-ID"><i>Shaadi
Ke Side Effects</i></span><span lang="id-ID">.
Tahun lalu, Kement</span><span lang="en-US">e</span><span lang="id-ID">rian
Pariwisata India juga meluncurkan kampanye Land of Pi</span><span lang="en-US">
</span><span lang="id-ID">yang
setema dengan film arahan Ang Lee, </span><span lang="id-ID"><i>Life
of Pi</i></span><span lang="id-ID">.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm5Plw3FJhyi4sHDREM-XruinnXgRN8flSKwFqwCsCfpuT_V7Yi0UT-C4fOxUnWR8iJmptqeCgkEWPrdy7q4v0MQuzq2SHOJXtQ4R_Bzi8h_EwvQJ8I3Ar9IExTlM6vAiO8h8v95n8VUc/s1600/joko+iyaa+com.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm5Plw3FJhyi4sHDREM-XruinnXgRN8flSKwFqwCsCfpuT_V7Yi0UT-C4fOxUnWR8iJmptqeCgkEWPrdy7q4v0MQuzq2SHOJXtQ4R_Bzi8h_EwvQJ8I3Ar9IExTlM6vAiO8h8v95n8VUc/s1600/joko+iyaa+com.jpg" height="181" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Joko, by Iyaa.com</i></td></tr>
</tbody></table>
<div align="left" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Namun
bagi Joko Anwar, sutradara yang terkenal setelah membesut film </span><span lang="id-ID"><i>Janji
Joni</i></span><span lang="id-ID">
(2005), film dan pariwisata agak jauh bila dikaitkan. Kalau seorang
sutradara membuat film untuk meningkatkan pariwisata, itu masuk
kategori film propaganda. Film itu baginya </span><span lang="id-ID"><i>storytelling</i></span><span lang="id-ID">,
punya cerita yang kuat sehingga tak bisa dibatasi hanya untuk
meningkatkan wisawatan.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="font-weight: normal; line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" style="font-weight: normal; line-height: 115%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID">Beda
cerita kalau suatu film dikreasikan dengan baik, mengambil lokasi
yang indah</span><span lang="en-US">,</span><span lang="id-ID">
lalu film itu berdampak secara tak langsung terhadap kunjungan wisata
ke lokasi film itu, tapi itu tak diniatkan. “Pengaruhnya
tergantung, kalau dalam film itu ditampilkan sebuah lokasi yang
mengerikan kayak film </span><span lang="id-ID"><i>Hostel</i></span><span lang="id-ID">
di Eropa Timur, orang </span><span lang="en-US">jadi
</span><span lang="id-ID">takut</span><span lang="en-US">,”</span><span lang="id-ID">
katanya ditemui usai Short Film Festival di Jakarta. “Kebutuhannya
bukan cari tempat lalu kita bikin cerita</span><span lang="en-US">,</span><span lang="id-ID">
tapi cerita dulu baru cari tempat.”</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><div align="left" lang="id-ID" style="line-height: 100%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; widows: 2;">
<span style="font-family: Georgia, serif; font-size: small;"><span lang="id-ID"><i>Terbit
di majalah Bloomberg Businessweek Indonesia, </i></span><span lang="id-ID"><i>24</i></span><span lang="id-ID"><i>
Maret 2014</i></span><span lang="id-ID">
</span></span>
</div>
<span style="font-size: small;">
</span><span class="fullpost" style="font-size: small;">
</span></div>
Heringuhirhttp://www.blogger.com/profile/01025408700020784239noreply@blogger.com0