Senin, 07 Juni 2010

Cerita Cinta1

Sudah setengah jam Aum menunggu seseorang diri di halte Bulan-Bulan, dekat Stasiun Bekasi, tetapi rupanya yang ditunggu belum nampak batang hidungnya. Dia mesti sabar meski cuaca kian terasa panas dan terik matahari membakar kulit halusnya tanpa ampun. Debu dari embusan knalpot mobil omprengan Isuzu ELV pun terus meraung tanpa jeda. Namun begitu, atas nama cinta, dirinya terus menunggu. Semuanya indah karena cinta.

Tak terasa satu jam lewat Aum melumat waktu sambil melihat kotak masuk di telpon selulernya. Tertera nama lucu, Meong, panggilan sayang kepada kekasih hatinya. Rupanya gadis inilah yang ditunggu-tunggu pemuda kriting ini. Sambil senyum-senyum sendiri, pikirannya langsung tancap gas melanglang buana 17 bulan lalu saat pertama kali bertemu pada 11 Januari tahun lalu, yah seperti lagu GIGI, band papan atas Tanah Air.

Aum sudah menjalin hubungan serius dengannya tepat 16 Januari tahun lalu. Belum lama untuk ukuran pacaran tapi baginya hal penting adalah kualitas bukan kuantitas dalam sebuah hubungan. Percuma juga buang waktu lama tapi akhirnya kandas, itu yang tidak dia harapkan dengan Meong.

Nama gadis ini memang aneh. Rasanya dirinya belum pernah mendengar nama itu sebelumnya. Yang dikenal cuma sederet nama bernada mirip seperti Meta, Meftah, Merly, atau Me’eng. Sampai suatu ketika di situs jejaring sosial Facebook-nya terpampang nama aneh ini, tak dinyana ternyata perempuan ini begitu manis mencuri perhatian si keriting ini.

Kebetulan sekali sebelum berkenalan, Aum memang sedang bergerilya menebar pesona, TP kata orang. Maklum Aum masih jomblo dan sudah sekian lama bosan dilabeli playboy oleh teman-teman kuliahnya saat di UNT [universitas negeri tagore] dulu. Wajar saja, terhitung tiga teman kelas digasak hatinya, satu berhasil menjalin kasih, sementara dua wanita lain berstatus TTM, teman tapi mesra padahal secara fisik kontur wajahnya tidak ganteng amat, cuma manis kecut.

''Gw bingung Um, lo pake pelet ya,'' kata Abigel, sahabat dekatnya yang terhitung berwajah tampan di kelas.

''Mang apaan pake pelet, gw cuma kenal deket mak erot sama mama lauren aj kok,'' balas Aum sambil mengingat memori tempo dulu ketika kuliah.

Maka dari pertemuan di Facebook itulah mereka kemudian kian dekat. Awalnya, hubungan mereka hanya sebatas berkirim pesan lagipula terlalu cepat jika dirinya langsung mendekatinya tanpa strategi jitu. Ditambah kala itu, Aum masih belum berani, tak berdaya, lemah, letoy, dan urung sampai suatu saat sahabatnya di kantor, Ningmas, mencoba menjadi mak comblang.

''Um mau ga aku kenalin cewe?'' katanya di chat gtalk akhir Desember.

''Kenalin cewe? Siapa? aku kenal ga?''

''Namanya Meong''

''Kaya nama Kucing sih? Orangnya baik ga?'' cerocosnya

(padahal dia temen facebook, dan Ningmas ternyata tidak tahu)

''Aku dah kenal di facebook sih? Tapi aku belum dekat, baik tidak?''

''Ya baiklah kalau ga, mana mau aku kenalin ke sahabatku. Dia cakep, manis, baik, sopan, bebel, cerwet, tapi baik Um,'' pujinya.

''Waduh, Ningmas repot2 banget, aku ga enak, lagipula bla bla bla.............gitu.”

Ningmas terlalu baik. Namun caranya memperkenalkan keduanya lantas membuat Aum berfikir kembali apakah dirinya siap menjalin kasih apalagi dia sering menyakiti orang lagi, terlebih wanita pada masa lalu. Baginya persahabatan bisa berujung pada jatuh cinta karena perjalanan hidupnya yang mengatakan demikian. Terlahir karena cinta, kecil karena cinta, dewasa karena cinta, dan mati karena cinta. Cinta kadang membuat manusia jadi penyair, pelukis, pemikir, atau bahkan jadi pembohong.

''Aku fikir-fikir dulu deh, apalagi kata kamu dia anak UGMR [universitas gadjah mungkur],'' kilahnya

''Kamu jangan salah, dia beda sama anak UGMR yang lain,'' balas Ningmas

''Bedanya?''

''Dia baik Um cocok sama kamu.''

''Gitu ya?

Rupanya ucapan Ningmas membekas, toh menurut Hadis, kalau manusia bergaul dengan tukang minyak wangi maka akan tercium aromanya. Inti pesannya, kalau temen baik merekomendasikan temannya, tak mungkin rekomendasinya yang salah, karena Ningmas orangnya baik.

''Oke deh, aku ambil amanah ini sih, terima kasih ya udah baik,,'' katanya bersahaja.

''Huh dasar cowok, nah gitu dong,'' ''semangat...'' katanya berapi-api.

''Tapi peluangku gimana?''

''Kayaknya dia juga aku bilang mau kenalin ke kamu mau-mau aja tuh''

''Oh ya?''

''Yeah''.

''Wow,'' yeah''

''Bener nih?''

''iya, tapi kamu jangan takut ditolak itu kan biasa.''

''Grrrr..''

***

Sudah lewat jam 10 malam Aum belum beranjak dari kediaman si gadis. Ternyata ada hal berbeda setelah bertatap muka langsung. Baginya si gadis begitu mempesona. Wajahnya tampak alami tanpa polesan make-up. Diam diam dia mengamati wajah cantik Meong lebih dalam, lebih dalam, dengan mata cinta meski dia harus berjibaku dengan becek jalan karena nyasar di jalan yang salah.

''Hai Meong, ini kamu ya, aku nyasar nih,'' katanya panik karena sudah 9.30 malam dirinya belum sampai dan muter-muter di kompeks.

''Iya, ya uda kamu di mana sekarang?'' tanya Meong

''Ini deket sekolahan.''

''Sekolahan mana?''

''Tau nih aku lupa, pokoknya deket telpon umum.”

''Telpon mana nih?'' balasnya tidak sabar.

Aum sengaja berlama-lama bicara ditelpon, suara Meong yang lucu mirip kaleng krupuk itu membuatnya tersihir. ''Lucu suaranya, imut, pasti orangnya lucu gemesin,'' begitu lamunannya saat ditelpon.

''Aum,..Aum...kamu ga dengerin aku ya?Kamu di mana posisinya?''

''Iya Mba Meong Meong, aku denger. Udah gini aja, kamu patokan rumahnya apa?''

''Gini.....bla bla bla..dst.''

Maka sampailah Aum dirumahnya dan jatuhlah ia dalam cinta. Kesan pertama itulah yang mengantarkannya mengakhiri masa jombloku. Sebenarnya ada yang menggangu di hatinya karena sebelumnya dia sempat mendengar celotehan rumor ada beberapa cowo yang ditolak.

Kabarnya ada Mas Bangli, ada Mas Hutama. Entah apa yang kurang dari mereka berdua, yang jelas dia menganggap bukan urusannya. ''Aku nggak tahu apa bernasib sama dengan Hari atau Mas Bengbeng, pokoknya bismillah,'' tekad Aum dalam hati saat siap-siap melancarkan strategi katakan cinta.

Tepat pukul 19.30 WIB keesokkan harinya saat nonton layar tancep di depan kantor RW, Aum engan berusaha seromantis mungkin menyatakan keinginannya serius ingin menjadikannya teman dekat yang berujung pada sebuah ikatan tanpa sekat dan menjadi pasangan yang seiya sekata senasip sepenanggungan dan seperjuangan. Susah ya kata-katanya, pokoknya Aum merencanakan akan ‘menembak' dia.

''Aku ingin serius sama kamu,'' kata Aum

''Maksudnya?''

''Kamu nggak denger ya?''

''Iya.''

''Ada masalah dengan kupingmu?''

''Nggaak sih, tapi kamu ngomong apa?'' katanya meramu merah.

''Aku mau SERIUS sama kamu.”

''Hmmm...gmn ya..a..mmm........

.....

.....

.................................''

***

Tiba-tiba Aum kaget karena pundaknya terkena benda tumpul tapi halus, tangan Meong.

''Sayang......lagi apa?'' sapa si gadis membuyarkan lamunannya.

''Eh kamu da nyampe ya? Sama siapa?'' tanyanya masih kaget

''Tukang ojek.''

''Ohh gitu, jalan yuk ntar kita telat,'' kata Aum sembari menarik tangan Meong.

Bersamanya Aum merasa bahagia, seakan waktu berlalu begitu cepat bak selongsong peluru melesat setelah dikokang. Tak ingin rasanya kehilanga, sungguh. Baginya segala kekurangan Meong adalah kelebihannya dan sebaliknya segala kekurangan dirinya adalah kelebihan dalam diri Meong.......


Gambar: taufik79.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Penayangan bulan lalu