Berpulangnya
Nakhoda Spiritual Bakrie
BAJU koko putih yang dikenakan oleh Anindra
Ardiansyah Bakrie, anak ketiga dari pengusaha dan politisis Partai Golkar
Aburizal Bakrie, seketika tergores noktah merah tanah pemakaman Karet Bivak.
Sejurus kemudian Anindra yang akrab
disapan Ardi Bakrie ini turun ke liang lahat. Berpeluh keringat, Direktur PT
Visi Media Asia Tbk (vivanews dan TV One) ini sigap menerima jenazah sang nenek untuk dikebumikan
siang itu, 21 Maret 2012. Guratan kesedihan mendalam terlukis di wajah seorang cucu
yang kehilangan itu.
Dari atas liang lahat, ayahnya, Aburizal
Bakrie yang didampingi dua saudara laki-lakinya Nirwan Dermawan Bakrie dan Indra
Usmansyah Bakrie membantu pelan-pelan menurunkan jenazah, sang ibunda almarhumah
Ibu Hj Roosniah Bakrie.
Perlahan tapi pasti, tanah merah itu
dicangkul, bergantian oleh anak dan menantu Keluarga Bakrie lengkap seluruhnya
berbusana muslim warna putih. Baju itu makin bercahaya diterpa kilat lampu
kamera dan foto milik wartawan yang menyemut di tiang-tiang.
Lamat-lamat, jenazah Roosniah tak nampak
lagi ditelan tanah merah diiiringin suara tahlil yang terus menggema di
pelataran Pemakaman Karet Bivak, Jakarta Pusat.
Hari sebelumnya pada Selasa, 20 Maret
2012, Roosniah mengembuskan nafas terakhir pukul 15.40. Istri dari mendiang H
Ahmad Bakrie, pendiri Grup Bakrie, ini meninggal dunia di RS Siloam Karawaci
Tangerang pada usia 85 tahun. Almarhuman meninggalkan 4 orang anak, Aburizal
Bakrie, Roosmaniah Bakrie, Nirwan, dan Indra Bakrie.
Sejak jenazah belum tiba di lokasi,
pemakaman Karet Bivak hampir penuh sesak oleh mobil-mobil mentereng (sebagian
besar impor utuh atau CBU), pelayat, tamu, aparat keamaan, hingga masyarakat
yang ingin menyaksikan prosesi pemakaman.
Jenazah diberangkatkan dari rumah duka
di Hang Lekir Simprug pada pukul 12.30 dan tiba pukul 13.05 WIB. Selama
perjalanan itu, di Karet Bivak menyebar lebih dari 100 karangan bunga dari
jejaring rekanan bisnis, kawan, hingga orang-orang dan institusi yang menjalin
jaringan dengan Grup Bakrie.
Muka-muka politisi, pengusaha, dan
orang-orang penting negara juga tak luput memberikan perhatian dengan kehadiran
mereka. Ada BJ Habibie, Akbar Tanjung, Priyo Budi Santoso, Melchias Markus
Mekeng, Agum Gumelar, dan lainnya.
Di sepanjang jalan menunju tenda, karyawan-karyawan
anak perusahaan Grup Bakrie juga berjejer tentu saja jajaran manajemen induk
usaha Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk juga hadir beserta anak
usahanya.
Makin lama suasana makin ramai, meski
matahari terus memanggang udara hari itu. Di sudut-sudut makam yang berdekatan
dengan makam Roosniah, orang-orang mencari tempat berteduh sambil mendengarkan
upacara prosesi pemakaman.
Almarhum lahir pada 17 Juni 1926 di
Pangkalan Berandan, Sumatra Utara dengan Roosniah Nasution. Lahir dari pasangan
H Achmad Nasution dan H Halimatusa'diah. Roosniah yang akrab disapa Roos dan
Andung ini kemudian menikah dengan Pendiri Kelompok Usaha Bakrie Achmad Bakrie pada
17 November 1945.
Roosniah-lah yang mendampingi suami
tercinta dalam membangun imperium bisnis Bakrie yang mengawali bisnis dalam
bidang perdagangan komoditas sejak 1942, 70 tahun silam.
Tentu di balik kesuksesan usaha seorang
pria, tentu ada wanita di belakangnya. Dan di balik suksesnya bisnis keluarga
Bakrie yang kini menempatkan anaknya, Aburizal Bakrie sebagai salah satu orang
terkaya di Indonesia bahkan masuk daftar terkaya di dunia, ada seorang wanita
bernama Roosniah.
“Saya senang, dan saya tak merasa salah
pilih. Istri saya sangat membantu dan selalu mengoreksi kepincangan-kepincangan
dalam norma-norma hidup,” tutur Achmad Bakrie dalam buku “Achmad Bakrie: Sebuah
Potret Kerja Keras, Kejujuran, dan Keberhasilan” yang dibacakan oleh Nugroho setelah
proses penguburan selesai.
Bagi Irwan Sjarkawi, Komisaris Utama Bakrie
& Brothers, almarhumah adalah nakhoda spiritual Bakrie dalam artian
kehidupan dan bisnis keluarga. Pengaruh spiritual ini mulai dari suami
tercinta, keluarga, hingga orang-orang yang bekerja di lini usaha Grup Bakrie.
Semua merasakan sentuhan spiritual itu.
Bobby Gafur Umar, yang sejak 1995
bekerja di Bakrie & Brothers dan kini menjadi direktur utama perseroan
mengakui sosok ibu dalam arti sebenarnya yang begitu menyentuh pilar bisnis
keluarga.
“Almarhuman adalah seorang ibu yang
benar-benar menjadi panutan di keluarga Bakrie maupun semasa hidupnya. Dialah
yang mendukung dan menjadi pilar keluarga besar Bakrie dan karena beliaulah
maka Bakrie Brothers yang didirikan 70 tahun yang lalu, pada tahun 1942 sukses
hingga kini,”
Bagi Bobby, pesan mendiang Roosniah yang
masih diingat adalah: JANGAN melupakan orang banyak dalam berusaha dan bekerja.
Toh bagi anaknya sendiri, Aburizal
Bakrie atau Ical, apa yang dikatakan ibunya adalah titah. Bantuan kepada korban
lumpur PT Lapindo Brantas di Sidoarjo juga titah sang bunda meski Mahkamah
Agung menyatakan Lapindo tak bersalah.
“Anak-anakku, kalian rizkinya besar,
belilah rumah-rumah mereka [korban Lapindo]. Bantulah mereka,” ingat Ical yang
ditulis dalam sebuah buku dan dibacakan oleh Nugroho siang itu.
Menariknya, dalam acara pemakaman itu,
dua orang yang mewakili Keluarga Korban Lumpur Lapindo juga diberikan waktu
untuk menyampaikan kenangan mereka atas almarhumah Roosniah di depan kuburan
almarhumah.
Begitulah kehidupan. Lahir tumbuh besar
dewasa tua lalu kembali ke asalnya karena setiap yang bernyawa akan merasakan kematian
ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran Surat Ali Imran 185.
Jika selama perjalanan hidup manusia
penuh dengan kebaikan, selamanyalah kebaikan orang itu sekecil atau sebesar
apapun akan diingat meski telah tiada. “Surga ada di bawah telapak kaki Ibu,” kata
Ical sekali lagi sembari berdoa.
Selamat jalan nakhoda spriritual Bakrie
Foto: doc sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar