Oleh M Tahir Saleh
![]() |
Pelabuhan Marunda, photo by mappijatim.or.id |
HAMPIR 1 jam, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Marunda Casmiti memburu nomor telepon seluler Direktur Utama PT Kawasan Berikat Nusantara Sattar Taba.
Usaha
itu dilakukan dengan menghubungi anak usaha manajemen Dermaga PT Karya Cipta
Nusantara (KCN) hingga mengontak manajemen PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN).
Namun,
upaya itu gagal karena KCN, anak usaha PT KBN,enggan membagi kontak sang pimpinan
BUMN itu. Casmiti ingin bertanya kepada Sattar alasan penutupan akses dermaga
KCN di Pelabuhan Marunda sejak 21 Maret 2013.
Nomor
Sattar akhirnya dikantonginya dari jaringan salah satu narasumber.Sayang, respons
suara di seberang sana membuatnya menahan argumentasi lebi hjauh. Casmiti malahan
diminta menemui Sattar di kantornya untuk membahas masalah itu.
“Ibu
ini urusan kami,” begitu kata Sattar.
“Kami
tidak ikut campur Pak, tetapi tugas kami menjaga kelancaran arus barang sesuai
tupoksi [tugas pokok dan fungsi],” kata Casmiti ketika menceritakan obrolan
singkat pada 22 Maret setelah KBN menutup akses menuju dermaga KCN.
Sattar
hingga saat ini enggan merespons konfirmasi mengenai penutupan dermaga itu. Hanya
saja, Direktur Pemasaran dan Pengembangan KBN Teddy Robinson Siahaan mengatakan
penutupan itu karena perseroan tak pernah dapat kontribusi uang dari dermaga,
sementara beban biaya perawatan jalan harus ditanggung perseroan.
“Kami tidak ikut campur Pak, tetapi tugas kami menjaga kelancaran arus barang sesuai tupoksi [tugas pokok dan fungsi],” kata CasmitiKisruh dermaga KCN di Marunda ini terjadi ketika Sattar memerintahkan Kepala Divisi Keamanan KBN Mahjuddin menghentikan aktivitas truk pengangkutan melalui KBN pada 21 Maret 2013.
Perintah
itu berlaku mulai surat instruksi itu ditandatangani. Divisi Keamanan juga
diwajibkan melaporkan hasilnya. Upayanya dengan menutup salah satu gerbang
dengan sengaja meletakan mobil pemadam kebakaran (damkar).
Aksi
itu membuat Casmiti berang lantaran kewenangan pemerintah dalam hal ini
Kemenhub dilangkahi. Apalagi, surat perintah penutupan itu tak ada tembusan
kepada Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KKOP) Marunda.
Hari
itu pada 21 Maret, KKOP Marunda dengan koordinasi berhasil memaksa 21 truk yang
memuat batu bara keluar dari dermaga itu, tetapi esoknya kembali dihambat.
Surat
Casmiti kepada PT KBN pun langsung dibalas oleh Kuasa Hukum KBN Eroiko Ridwan
dari kantor pengacara Situmeang & Situmeang Law Firm. Dari jawaban surat
itu dinyatakan bahwa perizinan dalam pembangunan dan pengoperasioan dermaga yang
dilakukan KCNbelum tuntas. Status kepemilikan dermaga pelabuhan KCN juga dinyatakan
belum jelas.
DIALIHKAN
Setelah
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Bobby R Mamahit turun tangan, penutupan
akhirnya dibuka. Namun, pembukaan aksesdermaga itu tak berlangsung lama karena
pada Sabtu (6/4),petugas keamanan KBN kembali menutup akses dermaga. Dermaga
itu pun kini dijaga oleh aparat TNI.
Terpaksa
aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Marundadialihkan ke dermaga lain guna menormalkan
kegiatan sesuai dengan arahan Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub yakni wajib
menjaga kelancaran arus barang di wilayah itu.
Sebagai
informasi, ada delapan dermaga umum dan khusus di pelabuhan ini termasuk dermaga
KCN dan sebuah dermaga lain yang tengah dibangun yakni Marunda Center.
Dermaga
KCN ini memiliki kedalaman -6 meter low water spring (LWS) hingga -7 meter LWS
dengan panjang 700 meter dan lebar 15 meter. Dermaga ini paling dalam dibandingkan
dengan dermaga lain di Marunda.
Adapun,
KCN merupakan perusahaan patungan antara KBN yang menguasai 15% saham
perusahaan itu dan PT Karya Teknik Utama (KTU) yang memiliki 85% saham sesuai dengan
akta pendirian yang dikeluarkan notaris pada Februari 2006.
KBN
punya saham karena memiliki akses infrastruktur dan garis pantai di Pelabuhan Marunda.
Desas-desus
yang mengemuka ditutupnya lagi akses jalan dermaga oleh BUMN kawasan industri
itu karena ada tarik menarik kepentingan antara Kemenhub dan Kementerian BUMN.
Namun,
Bobby buru-buru membantah isu itu.
“Sebenarnya
bukan tarik menarik antara kami dengan BUMN, tetapi lebih kepada masalah
koordinasi di lapangan yang belum sinkron,”tegasnya, Senin (8/4).
Bekas
Kepala BPSDM Kemenhub itu mengatakan persoalan itu kini ditangani oleh Kepala
Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, sedangkan pusat tetap memantau situasi dan kondisi.
Selama ini, katanya, komunikasi dengan Kementerian BUMN dan kementerian lain
berjalan dengan baik.
Sekretaris
Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putr o belum dapat memberikan komentar lebih
jauh.
“Saya
lagi ada acara dengan Bapak Presiden,” katanya melalui pesan singkat.
Ketua
Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Sofyan Pane memandang
keberadaan dermaga KCN paling penting ketimbang dermaga lain.
Meski
belum ada data detail, pihaknya menyayangkan penutupan dermaga itu. Baginya
permasalahan antara KBN, KCN, dan KTU mesti diselesaikan secara internal tetapi
tidak dengan menutup dermaga itu.
Lantas,
bagaimana nasib pe ngelolaan Pelabuhan Marunda pada masa mendatang? Jawabannya,
masih belum pasti. (tahir.saleh@bisnis.co.id)
**Tulisan ini terbit di Harian Bisnis Indonesia, Selasa, 9 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar