Jumat, 05 Juli 2013

Wajah Merak, Wajah Penyeberangan Kita

Antrian truk masuk ke salah satu dermaga
Pelabuhan Penyeberangan Merak, Jumat (28/6)
Oleh M Tahir Saleh

TRUK itu berhenti di depan jalur masuk Dermaga 4 Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten, Jumat siang, 28 Juni. Seorang pria berpantalon bergegas turun, melengok kanan kiri lalu duduk di dekat bemper mobilnya.

Sembari melihat truk antrean di depannya, sopir Perum Damri, sebut saja namanya Badu, 39 ta hun. Sejak pukul 6 pagi, dia tiba di Pelabuhan Merak dan ikut antrean menuju kapal penye berangan atau kapal feri (roll onroll off/roro) yang sandar di dermaga 4. Namun, hingga pukul 12.30 siang, antrean hanya bergerak sejengkal.

“Bosan juga Mas, begini-begini terus,” kata bapak tiga anak itu, Jumat (28/6).

Menjelang Ramadan ini, Badu mendapatkan banyak order membawa barang PT Pos Indonesia yang menyewa jasa Perum Damri. Barang itu diangkut dari Kantor Pos Jakarta Pusat di Lapangan Banteng menuju Merak. Dia membayar tarif masuk Rp825.000.

Tiba di Bakauheni, dia akan menempuh jalan darat ke Jambi lewat Batu Raja dan Muara Enim, tetapi tak ada yang bisa dilakukannya saat itu kecuali menunggu.

Antrean panjang di Merak bukan hal baru bagi pelabuhan penyeberangan yang dikelola oleh ASDP Cabang Utama Merak, anak cabang PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Pela buhan ini bahkan diklaim menjadi pelabuhan feri terpadat di dunia.

BUMN yang didirikan pada 1973 ini tak hanya punya cabang di Merak. Total ada 31 cabang tersebar di Indonesia di antaranya Merauke, Biak, Ambon, Kupang, Bakauheni, hingga Jepara. Ruas Merak-Baka uheni dan Ketapang-Gilimanuk menjadi lintasan gemuk.

Saat Lebaran tahun lalu, data ASDP Merak mencatat terdapat 27.419 pejalan kaki dan 94.254 penumpang di atas kendaraan sehingga total 121.673 penumpang menyeberang dari Merak ke Bakauheni dalam sehari pada puncak mudik H-3.

Sepeda motor saat itu juga mencapai 19.085 unit, kendaraan kecil 8.325 unit, bus 619 unit, dan truk 9.263 unit dalam sehari. Adapun selama mudik Lebaran tahun lalu total  mencapai 909.281 penumpang, 72.759 sepeda motor, 86.810 mobil kecil, dan 11.293 truk.

Data sepanjang tahun lalu belum diperoleh, tetapi selama 2010 seluruh ASDP mengangkut penumpang mencapai 5,72 juta, kendaraan roda dua dan tiga mencapai 2,43 juta, dan kendaraan roda empat ke atas 1,36 juta.

Manajemen ASDP Merak mengatakan ada lima faktor penyebab kepadatan Merak yakni cuaca, kapal yang sering masuk dok, prasarana dermaga, hari libur, dan hari libur dadakan atau kejepit.
Waktu kedatangan pemudik dan kendaraan yang serentak mengejar hari H Lebaran juga menjadi faktor tambahan dibandingkan dengan arus balik mudik yang lebih fleksibel.

Tahun ini, sejumlah langkah memang dilakukan ASDP sebagai operator dermaga sekaligus operator kapal. Perbaikan misalnya terlihat dari perluasan area parkir dengan daya tampung sekitar 400 kendaraan kecil, perawatan, dan perbaikan dermaga secara bertahap.

Selain itu BUMN ini juga menambah satu unit kapal baru yakni Por tlink III untuk memperkuat armada lintas Merak-Bakauheni pada angkutan Lebaran tahun ini. Kapal bekas 1979 bernama Sechang Kordelia itu bisa menampung 1.000 penumpang, 350 kendaraan kecil, dan 250 kendaraan campuran.

Pengelolaan jadwal juga sudah diambilalih oleh Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (OPP), wakil Kementerian Perhubungan, dari tahun lalu yang masih diatur oleh ASDP.

Namun sejauh mata memandang, nampaknya kesiapan yang di dengung kan belum nyata di lapangan. Betul bahwa prasarana membaik karena ada koridor penumpang ke kapal layaknya garbarata di bandara.

Namun beberapa fasilitas dermaga mesti dibenahi guna meningkatkan layanan dan terpenting mendukung keselamatan penumpang.

Berdasarkan pantauan langsung, dari lima dermaga hanya dermaga 1 dan 3 yang kondisinya lebih baik dibandingkan dengan tiga dermaga lain. Dermaga 1,2,3, dan 5 dikelola oleh ASDP, sedangkan Dermaga 4 dikelola oleh swasta, PT Infinity.

Di dermaga 2, fasilitas side ramp tidak difungsikan meski dibangun 2 tahun lalu. Fasilitas ini berfungsi sebagai jalan masuk bagi mo bil pribadi ke dek atas kapal di burit an.

Akibatnya, antrean masuk truk ke dalam haluan kapal feri menjadi lama karena mobil pribadi terpaksa mengular di jalur yang sama dengan truk besar melalui mobile bridge.

Dolphin nomor dua juga tidak dilengkapi dengan fender. Dolphin ini semacam undakan semen yang berfungsi mengikat kapal tetap berada di tepi dermaga, sedangkan fender ialah bantalan guna menjaga lambung kapal tidak rusak saat membentur dermaga.

Dermaga 5 setali tiga uang. Ada koridor penumpang tapi pintu masuk ke kapal tidak ada. Pejalan kaki juga menyemut bersama kendaraan via mobile bridge, side ramp juga  belum dioperasikan.

Selain itu, breakwater yang dibangun juga tak berfungsi baik. Kapal Shalem yang berlabuh Jumat siang itu di Dermaga 5 beberapa kali membentur fender, mengguncang  dermaga karena pemecah ombak itu tak berfungsi. 

Terparah adalah Dermaga 4. Hampir semua fasilitas tidak normal kecuali mobile bridge. Tidak ada side ramp dan koridor penumpang. Al hasil, pejalan kaki masuk ke jalur masuk truk. Sampah juga berserakan di Dermaga 4.
Parahnya, semua fender dolphin memakai ban truk bekas, besi-besi dari dolphin juga keluar karena semen terkelupas, ini mengancam lambung kapal. Di pintu masuk pe la buhan juga hanya ada dua timbangan truk. Akibatnya, antrean semakin pan jang.

SALING LEMPAR
Lalu siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan dermaga 4? Kepala Cabang ASDP Merak Supriyanto tak mau berkomentar banyak.

“Saya juga sudah rewel [soal perbaikan], mestinya begitu [ASDP saja yang atasi] tapi bukan kewenangan saya, sampeyan tanya ke ASDP pusat,” katanya di Kantor Cabang ASDP Merak, Jumat (28/6).

Christine Hutabarat, Sekretaris Perusahaan ASDP pusat, enggan menjawab pertanyaan soal tanggung jawab dermaga 4. Apakah dermaga ini masih di bawah wewenang Infinity atau ASDP?. Pesan singkat yang dikirimkan juga tak berbalas.

Padahal bagi Djohanipar, wakil dari Infinity, secara pengelolaan memang Infinity tetapi kerusakan menjadi tanggung jawab ASDP sesuai dengan peraturan.

“Kami berniat perbaiki, tapi belum ada kejelasan kerja sama dengan ASDP. Kami sudah ajukan surat, bahkan Ditjen Darat juga sudah meminta mereka [ASDP] tapi belum juga,” katanya.

Sudirman Lambali, Direktur Lalu Lintas ASDP Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, merasa kontrak antara ASDP dan Infinity sudah berakhir jadi BUMN itu bisa memperbaiki, sedangkan operasional koridor pe numpang di dermaga 5 belum uji coba.

“Kalau tidak salah sudah berakhir [kerja sama], artinya sudah boleh, langkah ASDP [perbaiki],” katanya.

Bambang S Ervan, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub, menegaskan perbaikan menjadi tanggung jawab business to business antara ASDP dan Infinity, pemerintah hanya membantu untuk membangun dermaga 6 dan rehabilitasi dermaga 3 dan 5.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Ferry (Gapasdaf) Syarifuddin Malarangeng menyayangkan hal ini. Sebagai pengelola, mestinya lempar tanggung jawab semacam ini tidak terjadi. Pengelola seharusnya mendorong agar fasilitas dermaga diperbaiki dan tidak mencari keuntungan semata.

Ditemui di kantor Gapasdaf, Ketua DPC Gapasdaf Cabang Bakauheni,  Sunaryo bahkan mempertanyakan biaya perawatan perusahaan pelat merah itu. Toh kondisi dermaga baik di Merak maupun Bakauheni belum membaik, jembatan timbangan juga  kurang.

Padahal pelaku usaha yang tergabung dalam Gapasdaf dibebankan biaya yang mestinya dipakai mer awat dermaga.

“Biaya sandar itu Rp65 dikali GT dan jam, hitung saja berapa tuh,” kata Sunaryo yang juga Kepala Cabang PT Dharma Lautan Utama ini.

Sejak BBM subsidi dinaikkan, tarif penyeberangan pun disesuaikan. Per menhub No.63/2013 yang dirilis pada 24 Juni lalu, mengatur tarif penumpang dewasa naik dari Rp11.500 menjadi Rp13.000 dan tarif golongan kendaraan paling besar (IX) mencapai Rp2,84 juta dari Rp2,35 juta.

Dari tarif penumpang Rp13.000 itu, ASDP mendapat Rp1.675 sebagai jasa pas masuk, biaya Asuransi Jasa Raharja Rp800, dan biaya tanggung jawab pengangkut (asuransi muatan) Rp525. Sisanya Rp10.000 masuk ke kas perusahaan feri

Jumlah Rp10.000 itu dipakai untuk biaya operasional langsung yakni biaya tetap dan tidak tetap di antaranya penyusutan, bunga modal, asuransi kapal, awak kapal, BBM,  pelumas, air tawar, lingkungan di pelabuhan, leasing, perniagaan dan promosi, dan perbaikan serta pemeliharaan suku cadang.

Ambil contoh kendaraan golongan IX dengan tarif Rp2,84 juta. Dari angka ini, masuk ke kantong ASDP untuk pas masuk Rp259.515 dan jasa dermaga Rp204.415, sedangkan kas perusahaan feri mendapatkan Rp2,35 juta.

Pada 2010, pendapatan ASDP mencapai Rp921 miliar naik dari 2009 Rp884 miliar, dengan laba bersih Rp72 miliar naik dari 2009 Rp56 miliar.

“Kalau tidak ada [perawatan] ambruk dong. Perbaikan tidak mudah, dalam beberapa hal jika ada yang diganti, dermaga harus ditutup karena bahaya,” kata Kepala Humas ASDP Merak Mario Sardadi Oetomo.

Pihaknya siap menyambut angkutan Lebaran setelah saban sepekan berkoordinasi dengan Gapasdaf dan OPP. Kapal juga sudah ditambah menjadi 28 unit per hari dengan minimal operasi 26 unit dari total 42 unit kapal di lintasan Merak-Bakauheni dari 18 perusahaan feri.

Satu kendala ialah kondisi angin antara 25 knot-30 knot dan gelombang hingga 3 meter. Sosialisasi juga terus dilakukan mengantisipasi kemacetan.

“Intinya kami siap,” tegas Mario.

Direktur The National Maritime Institute Siswanto Rusdi memandang perlunya swasta lain masuk mengelola dermaga mengingat kinerja ASDP belum maksimal. Gapasdaf juga harus perlu mengevaluasi diri.

“Mereka [Gapasdaf] hampir tanpa terobosan selama ini selain meminta tarif naik. Mereka tidak kompak dalam melakukan upaya memperbaiki sektor merek sendiri. Tidak seperti asosiasi lain mereka masih nafsi-nafsi,” katanya.

Gambaran Merak menjadi potret bagaimana sebuah tradisi mudik Lebaran selalu berulang; antrean padat tanpa diimbangi kesiapan pra sarana yang baik. Pantas, bisa di pahami mengapa orang-orang k ecil macam Badu atau supir lainnya banyak mem buang  waktu di pelabuhan, ongkos logistik yang terlalu mahal.


Tulisan ini terbit di Harian Bisnis Indonesia, edisi Jumat, 5 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Penayangan bulan lalu