Kamis, 11 Maret 2010

Ketika Rock terasa Jazz

Ovy menarik senar gitarnya kian melengking memekakkan telinga sembari menatap tajam riuhan penonton. Di sampingnya, gitaris /rif lainnya, Jikun, langsung menyambut intro komposisi lagu 'radja' yang mereka perkenalkan pada 1997 itu dengan raungan gitarnya. Keduanya begitu garang malam itu.

Band asal Bandung yang digawangi Andy (vokal), Iwan (bas), Jikun (gitar), Maggi (drum), dan Ovy (gitar) ini ingin membuktikan bahwa mereka belum mati digilas lagu melayu yang kian agresif penetrasinya dewasa ini. Buktinya, malam itu, 7 Maret 2009, mereka benar-benar mempertontonkan aransemen rock lebih taji.

Band ini memang lama tak terdengar, sesepuh rock Indonesia ini menjadi salah satu bintang tamu pengisi Java Jazz Festival 2010 yang diadakan di JIExpo Kemayoran pekan lalu di tengah penampilan musisi barat tenar lain seperti Babyface, Tony Braxton, dan John Legend.

Hadirnya /rif jelas membuat suasana Java Jazz Festival 2010 tampak beda dari sebelumnya. Vakum selama empat tahun tidak membuat band ini kehilangan muka di depan publik. Sebaliknya, puluhan pengunjung ajang Jazz tahunan termasuk aku menunggu aksi panggung mereka.

Tak tanggung-tanggung pada festival dengan tiket harian seharga 300-380 ribu itu, lebih dari 7 lagu dimainkan /rif dengan diiringi musisi jazz asing seperti Michael Paulo (saksofon) dan Tony Monaco (piano hammond), dan DJ Cream. Namun, sekadar bocoran sih, penampilan DJ Cream tak bisa menandingi hentakkan sound yang nongol dari dua gitaris /rif itu.

Duet dua gitarisnya, Ovy dan Jikun, tampil kompak dan spontan dengan raungan gitar yang smooth tapi cadas, sementara gebukan drum dan permainan bass Iwan bak metronom yang tetap harmonis dari awal sampai akhir . Nah, kalau Andy, tak usah ditanya kemampuannya vocal dan aksinya di atas panggung. Liarrr….”We are rockin’ jazz” teriak Andi semangat.

Penonton tak bisa disalahkan kalau berdendang di ruangan D2 Axis Hall yang berkapasitas 9.000 penonton itu. Sayangnya, jujur kuakui, konser indoor kurang greget menampung hasrat rocker, karena jika dibandingkan dengan konser outdoor, tentu respon penonton bisa lebih dahsyat lagi.

Mau gimana lagi toh kebanyakan penonton Java Jazz juga berduit jadi mungkin saja mereka malu lepas leloncatan, terkesan jaga image.

Di luar keengganan penonton, komposisi berkesan bagiku ketika /rif memainkan hits mereka ‘radja’ dan ‘lo to yee’ hasil kolaborasi dengan pemain terompet asal Bandung dan pemain saksofon dari Bali. Manisnya aransemen ini terlihat begitu nyata lantaran gesekan biola ditambah saksofon jarang sekali menemani liukan gitar rock.

Dalam lagu rock memang jarang terjadi hal semacam itu. Makanya, meski agak dipaksakan jadi jazz, usaha keras ;rif patut diacungi jempol setidaknya mampu memecut adrenalin penonton yang sudah ‘terangsang’.

Berabe juga kan kalau dipikir-pikir /rif misalnya ganti aliran jadi jazz gara-gara cuma mau main di Java Jazz Festival. Bagiku semua musisi yang hadir tentu memainkan musik mereka, bukan untuk menjadi orang lain. Di ajang ini, pengunjung bisa menikmati dan belajar mendengarkan jazz meski tidak semua main jazz.

Wong tempat ini juga seperti supermarket musik dengan begitu banyak pilihan. Suka yang rock bisa bertahan di D2 bersama /rif, hobi denger akustik bisa mampir ke Dji Sam Soe Flavor Lounge buat lihat Andra and The Backbone dan Ari Lasso. Atau mau lihat improvisasi drumer Gigi, Hendy, bisa tengok sedikit ke stage dekat gerai Axis.

Begitulah, realita sebuah festival sebesar Java Jazz Festival tidak serta merta semua musisi di dalamnya harus bercorak jazz dan segala cabangnya meski mengusung nama jazz, alasannya tentu menarik sebanyak mungkin penonton, revenue-nya kan dari tiket juga.

Terlepas dari itu kecendrungan itu, satu hal yang patut dicatat bahwa /rif menegaskan bahwa instrumental jazz yang memikiki kord dan susunan melodi yang kadang sulit dipahami, rumit membuat kening mengerut, tetapi malam itu rock diserempet dengan jazz menyatu dalam lantunan nada indah, /rif menyajikan rock dengan cita rasa jazz.

8/3/2010

foto: thr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Penayangan bulan lalu