Senin, 22 Oktober 2012

1 Jam Menikmati Bus Mewah

Noni Purnomo (tengah) memberikan arahan
kepada pengemudi Big Bird Premium Bus,
Sabtu (20/10/2012) --Foto by Bisnis
Oleh M Tahir Saleh dan Hendra Wibawa

PERJALANAN darat dari Jalan Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan menuju salah satu hotel ternama di Bogor, Jawa Barat terasa nyaman meskipun kemacetan menghambat laju bus yang saya tumpangi pada Jumat (19/10), akhir pekan lalu.

Padatnya jalanan kota Jakarta tidak menjadi persoalan bagi sebagian besar penumpang bus yang didesain hanya menampung 12 orang.

Dengan interior bus sangat mewah, saya seperti berada dalam kabin pesawat kelas bisnis. Padahal, perjalanan itu menggunakan bus sewaan ukuran medium yang biasanya berka pasitas 25 orang.

Bus medium yang saya tumpangi didesain dengan kompisisi satu kursi dan dua kursi dengan masing-masing empat deret ke belakang. Hasilnya, ruangan bus menjadi lega.

Fasilitas lain yang dipasang di dalam bus berupa dua unit TV panel ukuran 17 inci di bagian tengah bus bagian depan dan belakang. Selain itu, fasilitas minibar juga ada di dalam bus dan seluruh kursi jenis eksekutif dengan sandaran kaki atau reclining seat dan meja laptop.

Mengakses internet makin mudah karena ada Wi-Fi, charger listrik di setiap kursi, karaoke sampai 25.000 lagu dalam berbagai bahasa hingga fasilitas toilet.

Tidak ketinggalan penumpang juga dijamu dengan ramah oleh chaperone bak pramugari di pesawat. Hasilnya, perjalanan darat dari Jakarta Selatan menuju Bogor yang membutuhkan waktu 1 jam seperti tak terasa naik bus.

Inilah Big Bird Premium Bus, layanan bus sewaan terbaru dari Blue Bird Group, perusahaan transportasi darat yang didirikan oleh almarhum Ny Mutiara Djokosoetono pada 1 Mei 1972.

Akhir pekan lalu, perusahaan itu mengajak lebih dari 20 wartawan mencicipi nikmatnya perjalanan menggunakan bus premium itu.

Big Bird yang menjadi operator bus premium itu merupakan lini usaha Blue Bird yang bergerak di jasa sewa sejak 1978 dengan konsumen pertama Jakarta International School. Saat ini, Big Bird mulai menyasar pasar kelas premium sebagai target bidikan selanjutnya.

Vice President Business Development Blue Bird Group Noni Sri Ayati Purnomo mengatakan kelahiran Big Bird Premium Bus di dorong permintaan pelanggan yang menginginkan fasilitas bus yang lebih nyaman dari biasanya.

“Ibu-ibu yang biasa belanja ke Bandung dari Jakarta pakai Alphard, biasanya kan hanya enam penumpang. Nah, mereka pengen lebih ba nyak. Wi-Fi kami juga ada apa lagi untuk corporate.”  katanya.

Noni adalah putri pertama CEO Blue Bird Purnomo Prawiro. Menurutnya, keinginan meluncurkan bus premium lebih karena permintaan pelanggan.

Senior Manager Corporate Image Blue Bird Group Tony Andrianto menyatakan Big Bird  Premium telah dipesan sejumlah kalangan untuk perjalanan wisata dan bisnis.

“Sebelum kami luncurkan sudah banyak yang memesan untuk perjalanan Jakarta-Bandung,” paparnya.

Ke depan, lanjutnya, pihaknya juga menyasar pasar politisi dan calon presiden dan wakil presiden yang akan maju dalam pemilu 2014. “Saat mereka kampanye kan butuh armada premium untuk melakukan perjalanan ke daerah-daerah,” ungkapnya.

General Manager Blue Bird Group Pool Ciputat Agus Sulistiyono menambahkan pelanggan yang ingin merasakan bus premium itu, cukup merogoh kocek Rp4 juta per hari. Untuk sewa lebih dari 1 hari, dia menyatakan pihaknya memberikan diskon khusus menjadi Rp3,5 juta per hari untuk sewa minimal 2 hari.

Menyasar Bali
Pada tahap awal, Noni menceri takan pihaknya baru memiliki dua unit bus. Namun, dia menjanjikan jumlahnya akan ditambah seiring dengan permintaan pasar. “Nanti akan dilihat bagaimana kebutuhan armada sesungguhnya,” tegasnya.

Big Bird juga akan memperluas pasar dengan membidik Bali yang memiliki potensi pasar bus premium cukup tinggi. Selain itu, kota lain juga akan dipertimbangkan yakni Bandung dan Surabaya.

Noni juga mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan bus besar jenis Alpha Mercedes Benz dengan kapasitas kursi 22 unit. Rencananya, bus premium ukuran jumbo itu akan diluncurkan akhir tahun ini. Noni menyadari tingkat persaing an layanan transportasi darta semakin ketat sehingga perlu ada peningkatan pelayanan.

Blue Bird bukan satu-satunya perusahaan transportasi darat yang mengoperasikan bus premium. Perusahaan transportasi darat lain sudah berkutat de ngan bisnis premium. Contohnya, PT Eka Sari Lorena Transport yang mengoperasi kan Lorena–Karina kelas super eksekutif dengan fasilitas 21 kursi mewah.

Ada juga Symphonie Nusantara milik Perusahaan Otobus (PO) Nusantara yang sudah memiliki bus premium yang sebagian besar menggunakan merek Scania, Mercedes Benz, dan Hino.

Belum lagi, PT Cipaganti Citra Graha yang juga punya Mercedes Benz 2010 dengan 47 kursi, Trans Utama, Aerowisata Transport milik Garuda Indonesia Group, Citymiles milik Pri majasa, Vista Touristama, Jackal Holidays, Nirwana milik Pahala Kencana, Scorpion Holidays, hingga White Horse Deluxe Coach kepunyaan PT Panorama Transportasi Tbk.

Tentu dari seluruh kompetitor yang ada saat ini barangkali belum banyak yang masuk kelas  medium dengan 12 penumpang.

Noni menjamin fasilitas yang ditawarkan Big Bird lebih bagus. Selain fasilitas kelas 1, menurutnya, pengemudi bus juga profesional. Dia menceritakan pengemudi dipilih secara ketat guna memberikan layanan terbaik kepada penumpang selama perjalanan.

Sopir bus yang saya tumpangi, Sudarto, memang bukan pengemudi kemarin sore. Sudah 10 tahun dia bekerja sebagai sopir di Blue Bird.

“Sopir kami di Big Bird Premium Bus ini best of the best,” kata Noni.

Sebagai masukan untuk perbaikan bus premium itu, di akhir diskusi dengan sejumlah wartawan, Noni meminta saran agar layanan baru mereka lebih baik. Usulan bermunculan mulai dari tempat duduk agak diperlebar buat penumpang bertubuh gemuk, ruangan merokok hingga bantal dan selimut.

“Untuk rokok, kami komitmen tidak bisa [soal rokok].”

Tentu Blue Bird tak sekadar ingin bergaya sebagaimana saat meluncurkan taksi mewah Silver Bird dengan Mercedes Benz. Strategi itu, untuk menemukan pasar baru yang belum dilirik banyak perusahaan lain di saat persaingan taksi reguler semakin ketat. (redaksi@bisnis.co.id)

Terbit di Harian Bisnis Indonesia, Senin, 22 Oktober 2012
Words: 858

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Penayangan bulan lalu