![]() |
Noni Purnomo (tengah) memberikan arahan kepada pengemudi Big Bird Premium Bus, Sabtu (20/10/2012) --Foto by Bisnis |
Oleh M
Tahir Saleh dan Hendra Wibawa
PERJALANAN
darat dari Jalan Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan menuju salah satu hotel
ternama di Bogor, Jawa Barat terasa nyaman meskipun kemacetan menghambat laju
bus yang saya tumpangi pada Jumat (19/10), akhir pekan lalu.
Padatnya
jalanan kota Jakarta tidak menjadi persoalan bagi sebagian besar penumpang bus
yang didesain hanya menampung 12 orang.
Dengan interior bus sangat mewah, saya
seperti berada dalam kabin pesawat kelas bisnis. Padahal, perjalanan itu menggunakan
bus sewaan ukuran medium yang biasanya berka pasitas 25 orang.
Bus
medium yang saya tumpangi didesain dengan kompisisi satu kursi dan dua kursi
dengan masing-masing empat deret ke belakang. Hasilnya, ruangan bus menjadi
lega.
Mengakses
internet makin mudah karena ada Wi-Fi, charger listrik di setiap kursi, karaoke
sampai 25.000 lagu dalam berbagai bahasa hingga fasilitas toilet.
Tidak
ketinggalan penumpang juga dijamu dengan ramah oleh chaperone bak pramugari di
pesawat. Hasilnya, perjalanan darat dari Jakarta Selatan menuju Bogor yang
membutuhkan waktu 1 jam seperti tak terasa naik bus.
Inilah
Big Bird Premium Bus, layanan bus sewaan terbaru dari Blue Bird Group,
perusahaan transportasi darat yang didirikan oleh almarhum Ny Mutiara
Djokosoetono pada 1 Mei 1972.
Akhir
pekan lalu, perusahaan itu mengajak lebih dari 20 wartawan mencicipi nikmatnya perjalanan
menggunakan bus premium itu.
Big Bird
yang menjadi operator bus premium itu merupakan lini usaha Blue Bird yang
bergerak di jasa sewa sejak 1978 dengan konsumen pertama Jakarta International
School. Saat ini, Big Bird mulai menyasar pasar kelas premium sebagai target
bidikan selanjutnya.
Vice
President Business Development Blue Bird Group Noni Sri Ayati Purnomo
mengatakan kelahiran Big Bird Premium Bus di dorong permintaan pelanggan yang
menginginkan fasilitas bus yang lebih nyaman dari biasanya.
“Ibu-ibu
yang biasa belanja ke Bandung dari Jakarta pakai Alphard, biasanya kan hanya
enam penumpang. Nah, mereka pengen lebih ba nyak. Wi-Fi kami juga ada apa lagi
untuk corporate.” katanya.
Noni
adalah putri pertama CEO Blue Bird Purnomo Prawiro. Menurutnya, keinginan meluncurkan
bus premium lebih karena permintaan pelanggan.
Senior
Manager Corporate Image Blue Bird Group Tony Andrianto menyatakan Big Bird Premium telah dipesan sejumlah kalangan untuk
perjalanan wisata dan bisnis.
“Sebelum
kami luncurkan sudah banyak yang memesan untuk perjalanan Jakarta-Bandung,” paparnya.
Ke depan,
lanjutnya, pihaknya juga menyasar pasar politisi dan calon presiden dan wakil presiden
yang akan maju dalam pemilu 2014. “Saat mereka kampanye kan butuh armada premium
untuk melakukan perjalanan ke daerah-daerah,” ungkapnya.
General
Manager Blue Bird Group Pool Ciputat Agus Sulistiyono menambahkan pelanggan yang
ingin merasakan bus premium itu, cukup merogoh kocek Rp4 juta per hari. Untuk
sewa lebih dari 1 hari, dia menyatakan pihaknya memberikan diskon khusus
menjadi Rp3,5 juta per hari untuk sewa minimal 2 hari.
Menyasar Bali
Pada
tahap awal, Noni menceri takan pihaknya baru memiliki dua unit bus. Namun, dia
menjanjikan jumlahnya akan ditambah seiring dengan permintaan pasar. “Nanti
akan dilihat bagaimana kebutuhan armada sesungguhnya,” tegasnya.
Big Bird
juga akan memperluas pasar dengan membidik Bali yang memiliki potensi pasar bus
premium cukup tinggi. Selain itu, kota lain juga akan dipertimbangkan yakni
Bandung dan Surabaya.
Noni juga
mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan bus besar jenis Alpha Mercedes Benz dengan
kapasitas kursi 22 unit. Rencananya, bus premium ukuran jumbo itu akan
diluncurkan akhir tahun ini. Noni menyadari tingkat persaing an layanan
transportasi darta semakin ketat sehingga perlu ada peningkatan pelayanan.
Blue Bird
bukan satu-satunya perusahaan transportasi darat yang mengoperasikan bus premium.
Perusahaan transportasi darat lain sudah berkutat de ngan bisnis premium. Contohnya,
PT Eka Sari Lorena Transport yang mengoperasi kan Lorena–Karina kelas super eksekutif
dengan fasilitas 21 kursi mewah.
Ada juga
Symphonie Nusantara milik Perusahaan Otobus (PO) Nusantara yang sudah memiliki bus
premium yang sebagian besar menggunakan merek Scania, Mercedes Benz, dan Hino.
Belum
lagi, PT Cipaganti Citra Graha yang juga punya Mercedes Benz 2010 dengan 47
kursi, Trans Utama, Aerowisata Transport milik Garuda Indonesia Group, Citymiles
milik Pri majasa, Vista Touristama, Jackal Holidays, Nirwana milik Pahala Kencana,
Scorpion Holidays, hingga White Horse Deluxe Coach kepunyaan PT Panorama Transportasi
Tbk.
Tentu dari
seluruh kompetitor yang ada saat ini barangkali belum banyak yang masuk kelas medium dengan 12 penumpang.
Noni
menjamin fasilitas yang ditawarkan Big Bird lebih bagus. Selain fasilitas kelas
1, menurutnya, pengemudi bus juga profesional. Dia menceritakan pengemudi dipilih
secara ketat guna memberikan layanan terbaik kepada penumpang selama
perjalanan.
Sopir bus
yang saya tumpangi, Sudarto, memang bukan pengemudi kemarin sore. Sudah 10 tahun
dia bekerja sebagai sopir di Blue Bird.
“Sopir
kami di Big Bird Premium Bus ini best of the
best,” kata Noni.
Sebagai
masukan untuk perbaikan bus premium itu, di akhir diskusi dengan sejumlah
wartawan, Noni meminta saran agar layanan baru mereka lebih baik. Usulan
bermunculan mulai dari tempat duduk agak diperlebar buat penumpang bertubuh gemuk,
ruangan merokok hingga bantal dan selimut.
“Untuk
rokok, kami komitmen tidak bisa [soal rokok].”
Tentu
Blue Bird tak sekadar ingin bergaya sebagaimana saat meluncurkan taksi mewah
Silver Bird dengan Mercedes Benz. Strategi itu, untuk menemukan pasar baru yang
belum dilirik banyak perusahaan lain di saat persaingan taksi reguler semakin
ketat. (redaksi@bisnis.co.id)
Terbit di
Harian Bisnis Indonesia, Senin, 22 Oktober 2012
Words: 858
Words: 858
Tidak ada komentar:
Posting Komentar