Minggu, 19 Februari 2012

Seleksi International Institute for Journalism


SAYA gagal ke Jerman kali ini. Akhir tahun lalu, Elvani, sahabat saya di kantor mengirimkan surat elektronik mengenai kursus singkat jurnalistik soal ekonomi dan keuangan di Berlin, Jerman, selama 2 bulan dari Februari-April 2012.

Short course ini digelar oleh International Institute for Journalism (IIJ) of GIZ–Deutsche Gesellschaft fΓΌr Internationale Zusammenarbeit GmbH, Jerman. Ribet juga bacanya tapi yah semacam sekolah jurnalistik begitu.

Elvani sudah ikut program sama dengan tema berbeda pertengahan tahun lalu di Hamburg bersama beberapa wartawan, salah satunya dari Harian Kontan. Selain Elvani, senior saya di kantor, Mba Ratna dan Mas Algoth juga pernah dapat kesempatan belajar di negeri asing; Belanda dan Jerman. Inspiratif sekali mereka ini. Keinginan belajar di luar negeri meski bukan kuliah S2 ini sudah lama terpendam. Tujuan pertama saya mengajukan diri mengikuti seleksi ini karena ingin dapet duit dan jalan-jalan lihat salju, lho. Hehe.

Sebetulnya bukan itu juga sih, tujuan sok idealisnya ingin belajar jurnalistik keuangan dari tutor asing sekaligus memperlancar bahasa Inggris saya yang masih dodol, belum 100%. Tata bahasa saya cukup kacau meski jika secara lisan lumayan dah.

Nah tujuan lain, ingin nonton bola di Allianz Arena, haha markas klub Bayern Muenchen yang diresmikan 7 tahun lalu,...meski kursusnya bukan di Muenchen tapi di Berlin.

Saya fikir kapan lagi bisa ke Jerman gratis, dikasih duit pula. Di Facebook, Elvani menulis perjalanannya ke Eropa dimulai dari Hamburg, Paris, sampai ke Praha, Perjalanan indah. Kalau tak salah dia mengabiskan dana sekitar Rp5 juta dari kocek sendiri, yah duit segitu untuk sebuah perjalanan keliling Eropa tentu kecil sekali.

Akhirnya seleksi saya ikuti, mulai dari surat motivasi, dua rekomendasi (dari pemred dan dari Bu Etty Retno, eselon dua di Bapepam-LK--Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan), dokumen pendukung (surat pernyataan, form pendaftaran, foto copy passport, kartu pers, kliping kumpulan tulisan, dan lainnya) semuanya dalam bahasa Inggris.

Tes terakhir saya jalani di Kedutaan Jerman di Thamrin Jakarta. Wawancaranya dengan Christoph Seemann, Kepala bagian pers dan budaya atau Leiter de Kultur und preeseabteilung legationsrat.

Adalah Ibu Luki Hermanto (public and cultural affairs) yang awalnya mengurus segalanya. Dia sudah 10 tahun lebih bekerja di Kedutaan Jerman di Jakarta. Bahasa Jermannya ngelotok. Tapi dia pensiun akhir Desember tahun lalu digantikan Ibu Anita Adriana. “Kalau kamu lolos nanti kumpulin deh temen-temen yang lolos, kursus singkat bahasa Jerman,” janji Bu Luki ketika itu.

Setelah semua proses saya jalani hampir 1 bulan, masuk email dari perwakilan GIZ. Saya tidak termasuk perwakilan. Barangkali seiring dengan krisis eropa, jumlah peserta dibatasi 1 tiap negara. Yang lolos hanya Mas Benny Koestanto dari Kompas. Iri juga melihat update status BB-nya dan foto BB-nya berlatar bandara Berlin ketika sudah sampai awal Februari lalu.

"Senin ini saya berangkat,” katanya saat bersua di acara seminar di Hotel Dharmawangsa Jakarta. Saya kenal Mas Benny hampir setahun, dia pindah ke desk pasar modal menggantikan Reinhard--didera kasus pembelian saham krakatau steel.

Mas Benny juga salah satu penulis kumpulan artikel di buku ekspedisi Kompas soal Nusa Tenggara Timur.

Tapi sudahlah. Saya tak mau larut dalam kepedihan dan kenestapaan ini (duileh). Kesedihan tak meilhat salju. Hisk. “Tahir, kegagalan adalah sukses yg tertunda. Keep trying n fighting for ur dreams. Cheers" kata Ibu Etty membalas sms saya ketika menginformasikan saya gagal.

Saat ikut seleksi, saya bersama dengan wartawan Tempo, Seputar Indonesia, Kontan, Rakyat Merdeka, dan The Jakarta Post pada tahap pertama. Informasi ini saya dapat ketika bersama sama datang ke Kedubes Jerman di Thamrin sana. Saya gagal karena tak masuk kualifikasi mereka.

"We are sorry to have to inform you that ur application could not be honoured. With more than 75 application from 14 country for only 15 slots in the course we were in more cases only able to select one participant per country." Tulis Almut Ihling, konsultan kursus melalui email pada 2 januari lalu. Arti singkatnya “sori mabro, banyak banget yang masukin aplikasi, jadi kami pilih 1 negara 1 orang yang paling sesuai kriteria kami.”

Padahal negara ini sudah ada dalam benak saya. Ayah saya pernah ke sini tatkala menjadi pelaut masih muda. Negeri ini sangat mengagumkan dari sisi sejarah. Tembok Berlin, Hitler, Nazi, sepakbolanya, militernya, dan teknologi. Saat baca buku Ainun dan Habibie, rasanya indah sekali Jerman itu. Apalagi dulu pas SMA, aliyah, saya belajar di kelas bahasa, bahasa Jerman, meski sekarang lupa lagi.

Mungkin suatu saat saya akan ke sana. Elvani mengusulkan saya ikut lagi seleksi untuk summer course September mendatang. Memang tak ada gunanya bersedih. La Tahzan, buku best seller dunia yang ditulis Dr 'Aidh al Qarni menulis agar manusia tidak uring-uringan, menyerah sepenuhnya pada qadha', ridha terhadap pilihan Rabb-nya dan tidak bersedih atas sesuatu yang telah lalu.

"Aku hidup tanpa mempedulikan hasil, tidak ada gunanya untuk peduli" begitu tulis al-Qarni.

Tapi saya tetap bertekad ke Jerman suatu saat...amin.


foto: gramatikhaus.blogspot



6 komentar:

  1. Hai, saya tertarik ingin ikut kursus singkat IIJ bulan September, ingin tanya mengenai pengiriman berkas ke kedutaan Jerman itu kita ke bagian apa ya? Thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai juga, km bisa langsung ke kantor kedubes jerman di deket Bunderan HI, bertemu dengan Ibu Anita Adriana yah
      sukses yah, smga tembus...

      Hapus
  2. Hi, saya juga ingin sekali ke Jerman.. Tapi bukan untuk kursus, melainkan ingin mengajak Anggi jalan-jalan.. Berapa ya ongkosnya?

    Bisa bantu siapin Angginya ga? Kayaknya doi dihubungi aja susah banget..Hahahahaha

    ENiwey muucih eaa kakaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ga diajak? Yakim cuman Anggi yg diajak? 😝😝😝

      Hapus
    2. oomaygod...4 tahun ceritanya uda lewat...km jg uda balik dari berlin,,,haha

      Hapus
  3. Baru baca tulisan ini πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

    BalasHapus

Entri Populer

Penayangan bulan lalu