nun, demi pena dan apa yang dituliskannya
Aku remuk di kepalan
bulatan keindahan duniawi sang hawa
Kelembutannya menghancurkanku,
abuku menderu
Beterbangan di angin yang menghitam
Jauhku kangenku
Tertipu, kuterbuai
Aku hidup sekali
Tapi menyerah tak cukup sekali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar