Senin, 24 Maret 2008

Simbol Manusia

TOPENG
Oleh Taher heringuhir
”Orang yang secara sembunyi-sembunyi melakukan suatu perbuatan
yang tidak akan dilakukannya secara terang-terangan,
ia tidak berharga di hadapan dirinya sendiri.”
Thales
Setiap orang memakai topeng. Di rumah, di sekolah, kampus, kantor, bahkan ketika ibadah pun kadang orang masih belum menanggalkan topengnya. Topeng menutupi tingkah laku manusia yang sebenarnya sekaligus anasir kepribadian yang selama ini berusaha ditutupi dari orang lain (private zone). Semua orang punya topeng yang menggambarkan kepribadiannya (personality) masing-masing.

Seorang pria akan menutupi kelemahannya tatkala mengejar gadis pujaannya. Ia gunakan topeng ”kejantanan” hingga nampak lebih punya taste (seperti iklan rokok). Seorang anak akan lebih memakai topeng ”anteng” bila berada di rumah, sebaliknya ketika sudah berada di jalur kebebasan dnegan teman-temannya maka topengnya kan ditanggalkan. 


Seorang anak Kiyai terpandang, di lingkungan sosial bisa saja menyimpan topeng ”kealiman” yang rutin dipakai di rumah di tasnya, namun saat kembali ke rumah, kembali topeng tersebut wajib dipakai kembalai, talut cin\tra Bapaknya pudar. Kadang seorang mahasiswa mengunakan topeng intelektualnya ketika berada di pedesaan hingga mengahdirkan arogansi kepribadian yang kemudian menciptakan sekat-sekat yang laten. Bahkan ada mahasiswa berusaha semampu muingkin berbicara dengan bbahasa yang ungkin tak dapat dipahami mayorotas penduduk desa karena keterbatasan istilah ilomiah. Mungkin biar dibilang ”orang pintar”, padahal ketika di kampus forum-forum diskusi tak pernah dihadirinya, kembali ia gunakan topeng.

Lain mahasiwa lain pejabat. Tertangkapnya seorang pejabat negara yakni Jaksa Urip dan dua jaksa di Jakarta Selatan (Burdju Roni dan Cecep) yang sebelumnya juga telah ditahan, mengindikasikan banyak topeng-topeng kerakusan (greedy) cenderung masih melekat di kulit wajah aparat yang katanya selalu di fit and proper test tapi nyatanya prosedur tes itu belum patut dan layak menguji attitude yang abstrak bahasannya. Walaupun tidak dapat digeneralisir namun apa yang menimpa dunia peradilan Indonesia telah mencoreng penegakan hukum di negara ini (Law enforcement) pun mengiinjak-injak komitmen Presiden SBY dalam eradicate korupsi.

Apa yang menjadi sebab kita menggunakan topeng? Apa karena tak menyukuri kontur wajah kita, apa wajah kita tak layak dibaggakan sebagai sebuah keindahan? Terlalu jelek, busuk, atau bahkan agak tampan hingga harus di blur kan jadi abu-abu? Tentu tak dapat dipungkiri manusia punya kecendrungan imitasi sebagaimana pendapat para ahli kejiwaan apalgi bila melihat asal katanya, personality itu sendiri berasal dari kata latin persona yang berarti topeng pula. Ada yang bangga dengan gambaran topng yang selama ini dikenakan dan dilabeli oran lain padanya, ada pula yang berusaha sekuat tenaga melepaskan topeng dari wajahya. Topeng dierat kaikan dengan citra diri, dan ini tentunya berhubungan denagn kepribadian.

Setiap penggagas kepribadian mengajukan asumsi-asumsi dasar tertentu tentang manusia, yang kemudian hipotesis-hipotesis tersebut mempengaruhi konstruksi dan isi dari teori kepribadian yang disusunnya. Abraham Harold Maslow misalnya memperlihatkan komitmen yang tinggi terhadap anggapan dasar tentang manusia sebagai makhluk bebas, sementara Sigmund Freud dan Burrhus Frederic Skinner sebagai penganut paham determinisme berlawanan dengan Maslow, mereka berasumsi bahwa manusia bukanlah makhluk yang bebas melainkan organisme yang tingkah lakunya dideterminasi oleh sejumlah determinan. Nah sejumlah determinan itulah yang memungkinkan manusia mencocokkan topeng yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin bahasa lainnya adalah kemampuan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan. Apa itu sama dengan memakai topeng?

Persoalannya apakah semua manusia menggunakan topeng? Lalu apakah baik bila seorang munafik menggunakan topeng “religius” di dalam Masjid? Sedang ia, sebagaimana adagium sinisme dari Thales di atas, sering melakukan “kesalahan” bila sendiri? Apakah salah bila seorang ingin menyembunyikan kelemahan-kelemahannya ketika wawancara kerja dengan direksi suatu perusahaan agar diterima bekerja? Lalu bagaimana menggunakan topeng dengan baik? Jawab saja sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Penayangan bulan lalu