
Mendedahkan Emosiku
Kebencian perlahan memenuhi kepalaku….
Kondisi, situasi, tanpa adaptasi semakin mematahkan kekuatan yang selama ini kubangun.
Sebelum ku berada di sini
Tempat ku merasa diasingkan, tanpa teman, mungkin pula persaudaraan yang tak pernah ku rengkuh.
Saat ku terpuruk..tiada lagi yang merasa iba, tak sedikitpun orang yang memalingkan wajahnya padaku..kepiluanku berceceran….Apa begitu berkarat kepekaan mereka
Brengsek….kurang ajar…cukimai…
Kata-kata yang sebenarnya bukan diriku, tak ingin lidahku menyebutnya
Aku benci dengan semua itu…..lalu
Di mana hati ini kuletakan biar nyaman?
semua itu terlalu, terlalu sesakkan kepenatan yang telah lama melingkupi
…..aku tak tahu lagi…. Barangkali semakin jelas. bahwasanya aku rapuh
Kalah dengan orang-orang yang terzinahi hatinya
Orang-orang munafik yang menamakan dirinya kaum alim, priyayi atau apalah
Sambil asik menarik asap rokok
Di kala menikmati keanggunan adegan porno
Ini Kudedahkan perasaan seperti tertuang adanya…
Tak ada sangkut pautnya dengan cinta. (sukabumi,kks 2006)
Kawan, bisakah kau tidur dengan nyeyak
Di saat saudara-saudara kita di Aceh, Nias,
Bergeliat mencari setitik harapan?
Bisakah kau tenang di sini Saat adik-adik kita merintih dan merangkak bahkan tergenang
Dalam lumpur mencari bapak ibunya.?
Bisakah kau tertawa di siniDi saat putra putri bangsa iniMenangis piluDalam kedukaan
Apakah elegi di
Hingga kita terlena dan terbius oleh hedonisme, egoisme, dan isme-isme yang lain
Apakah belum cukup teguran Tuhan padamu, padaku, pada kita?
Masih kurangkah bencana ini?Kawan, mereka yang gugur, mereka yang di telan ombak
Mereka yang tertimbun sampah, mereka yang terkubur Lumpur
Mereka yang meronta……mereka yang terbakar…mereka yang meringkih dan mereka yang tenggelam
aDALAh saudara kita, jiwa-jiwa yang membentuk apa yang disebut
Jangn kau siakan seribu nyawa pergi
Duka bangsa ini takkan berganti dengan isak tangis
Nestapa negeri ini takkan hilang dengan kesedihan
Kawan, angkatlah wajahmuIndonesia masih butuh butuh orang sepertimu, seperti kita
Bangun dan jangan pernah nyeyak dalam tidurmu
Sedang bangsa besar ini dibangun dengan
Perjuangan, Pengorbanan, dan Kesadaran
Langit yang Sedang Biru
17 Maret 2004
Seorang prajurit yang termenung menatap langit yang sedang biru
Aku berjalan di separuh bumi menghampirinya
Melewatinya sambil berpikir Ajang kontemplasi mungkin.
Mengapa terus termenung sedang langit masih membiru
Jawaban pasti tak kutemui kurasa ia hanya menghampa Kurasa ia hanya menghampa,
Di hatinya terbesit satu kata untuk selalu mengharapkan
Yang terbaik harus diberikan pada bangsa ini Di kala langit sedang membiru
Lalu ia berdiri menghampiriku
Bertanyalah pada hatimu dan biarkan apa yang terjadi berlalu
Kataku…bukan katanya Setelah langit tak biru lagi ia pun melangkah pulang
Dan aku berjalan ke tepi bumi mencoba merenungi prajurit itu
Apa yang sudah kuberikan pada bangsa ini?
Betapa tak berartinya jasaku dibandingkan dengan
Jutaan perjuangan, darah,dan segala pengorbanan prajurit
Apa ini gambaran diriku yang sedang hampa di bawah
Langit yang sedang biru? lalu apa?
Hari berikutnya aku bersua kembali dengannya, tak berubah
dengan suara parau kembali ia membuka suara.
Langit yang sedang biru selalu menatapmu,
Apa yang kau lakukan, apa yang menjadi mimpimu, dan apa perjuanganmu…
Maksudku ikhtiarmu..
Mimpi
Terjaga dari mimpi, seolah olah mati
Buyarkan semua bayangan tentang keindahan Apa yang terjadi membuatku bertanya
Sucikah hati yang ternodai dengan keangkuhan Bila segalanya telah terukir benar dan pasti
Maka aku sadar akan hari pembalasanMU nanti
Hari di mana KAU tumpahkan kesengsaraan dan kehancuran yang abadi
Aku tak dapat menghindar dari takdirMU
Seperti aku mengindari keculasan cerita dalam mimpi-mimpi
Untuk apa aku berlari bila kepastian telah datang
Untuk apa aku berlaku demikian
Takutkah aku dengan derita padahal semuanya berbenih dari ulahku
Semua berawal dari hasrat ingin menjadi seorang yang dipuja, sosok impian, disanjung semua orang, kaya segalanya
Begit kuatnya
Kerakusan semakin dia ada dan berwujud indah sebagai penghuni tubuh ini
Tubuh yang kurus, terhina dan tidak iingin dihinakan….
Tapi aku yakin KAU pasti punya cerita yang sesungguhnya bukan mimpi
AKU ingin MelupakaN “Kalian”
Keberadaanku didekatnya adalah cinta
Kedekatanku dengannya adalah sayang
Dan aku selalu meletakkan bayangannya di peraduan hatiku, adalah adalah rindu
Cinta..Sayang,.. dan rindu bertukar peran silih berganti lantas tak pernah ia singgah untuk satu waktu di hatiku
Adalah nafsu yang tiba-tiba ikut campur
Merusak pundit-pundi keabadian cinta hingga mengeruhkannya…menjadikannya makin hitam, kelam dan bernanah…..
Ia menaklukanku kini, memasung hatiku tanpa kenal rasa belas kasihan
Terus dan terus menyiram cinta, saying, dan rindu dengan air raksa
Membawa bumbu kebencian
Aku ingin lepaskan dia, ingin sekali kubuang
Bila perlu kubakar hingga tak tersisa sedikitpun. Tapi
Aku terjebak
Cinta telah hilang
Sayang telah terkubur,
Dan Rindu kini berselimutkan nafsu
Oh Tuhan biarkan aku rasakan sebuah cinta
yang tak membawa nafsu dipundaknya, biarkan aku basuh hatiku dengan kesucian itu….
rqwertqwtrqwetr2wtrwr
BalasHapuswefqwefqwef
BalasHapus