Jumat, 14 November 2014

TEST DRIVE: TANGGUH NAN STABIL

Subary XV, photo by kompas.com
Menguji keandalan teknologi symmetrical all-wheel drive di beberapa varian mobil Subaru
 
Oleh M. Tahir Saleh
 
TEGANG. Itulah yang dirasakan saat mobil Subaru Forester XT mulai menjajal lintasan dengan kemiringan ekstrem atau side ramp. “Ayo pelan-pelan gas, coba maju lagi, tahan...,” teriak navigator Subaru dari luar. Seketika, mobil ini benar-benar miring sekitar 40 derajat ketika perlahan melewati lintasan. Si pengemudi tampak kikuk, takut mobilnya terjungkir karena kian landai. Tapi, tiga penumpang di dalam mobil santai saja.

Lintasan side ramp hanya satu dari empat simulasi medan yang disediakan oleh PT TC Subaru, distributor resmi Subaru di Indonesia untuk menguji teknologi symmetrical all-wheel drive (SAWD) pada varian Subaru XV dan Forester. Tiga medan uji coba lainnya: cross rollers yang menggambarkan jalanan berlubang, shell pits yang menyimulasi jalanan rusak parah, dan slip rollers sebagai gambaran jalanan berlumpur. Empat rintangan itu mencerminkan kondisi jalan yang sering ditemui di jalanan Indonesia.

Mulai 27-29 Juni, pabrikan mobil asal Jepang ini menggelar Subaru All-Wheel Drive Challenge terbuka untuk umum di pelataran Tribeca Park, Central Park, Jakarta Barat. Inilah kali pertama Subaru menyelenggarakan tantangan serupa di Tanah Air, setelah sebelumnya digelar di Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Taiwan. Keempat lintasan tersebut didesain agar pengemudi dan penumpang bisa merasakan teknologi SAWD yang terdiri dari mesin Boxer dan all-wheel drive. Dengan inovasi itu, traksi atau tarikan diklaim menjadi tak terputus, stabilitas terjaga, dan kendali kendaraan di berbagai kondisi pun lebih baik.

Setelah hanya memandang beberapa peserta tantangan dari kejauhan, saya dan fotografer akhirnya mendapat kesempatan mengetes setangguh apa armada Subaru. Kami memilih Forester XT 2.0 XT automatic, mobil sport utility vehicle (SUV) warna abu-abu yang sudah diperkenalkan di Indonesia International Motor Show tahun lalu. (Disediakan pula varian lain untuk mengetes empat rintangan itu, yakni Subaru XV warna oranye yang dipatok Rp380 juta.) Saat masuk, interiornya ciamik meski tak begitu mewah untuk ukuran mobil yang dibanderol Rp528 juta on the road. Tampilan interior Forester didominasi warna hitam. Ruang geraknya cukup lega untuk ukuran SUV dengan kursi yang nyaman. Setelah celingak-celinguk, kami mulai menjajal mobil ini.

Pada rintangan pertama, side ramp, mobil melaju perlahan. Roda depan mulai naik ke rintangan, roda kanan belakang menggantung. Tapi, mobil tetap merayap stabil karena ditunjang teknologi SAWD. Pihak Subaru mengklaim mobil kompetitor berisiko terguling bila melaju dengan tingkat kemiringan 40-45 derajat. Perlu kehati-hatian menginjak rem karena dengan kemiringan seperti itu, agak tegang juga. “Kalau enggak benar cara belok dan ngegas berlebihan, bisa-bisa nyungsep,” kata kawan memperingati.

Selanjutnya mobil menuju rintangan kedua, slip rollers. Di sini, Forester dijajal seberapa tangguh melewati jalanan licin berkubang air, slip atau tidak. Simulasi pertama ketika roda depan tersangkut putaran licin, bersamaan dengan roda belakang. Mobil tanpa sistem SAWD bisa stagnan bila melewati rintangan ini. Simulasi kedua yakni empat roda mobil terjebak di spot licin, tapi mobil bisa keluar dari spot tersebut tanpa goyang. Slip rollers menyimulasikan jalanan berlumpur yang bisa mengakibatkan ban mobil slip. Komponen ban yang dibuat lebih keras dan tebal cukup tangguh di berbagai medan.

Dua rintangan lain menguji bagaimana suspensi Subaru ketika menaklukkan jalanan berlubang dan medan jalan yang rusak parah. Namun akselerasi Forester saat melaju dengan kecepatan tinggi di jalanan sepi belum sempat dirasakan lantaran kesempatan terbatas. Setidaknya empat simulasi itu bisa menggambarkan setangguh apa mobil yang didukung mesin DOHC 16-valve horizontally opposed-empat silinder Subaru Boxer ini.

Merek ini memang dikenal dengan produk-produknya yang andal dan berteknologi tinggi di Asia, Eropa, dan Amerika. Subaru adalah divisi otomotif dari Fuji Heavy Industries, perusahaan manufaktur alat transportasi. Pada 1972, Subaru menjadi pabrikan pertama di dunia yang memproduksi mobil AWD dan pelopor mobil station wagon (biasa disebut minivan) di Jepang. Selain Forester dan XV, tipe lain di antaranya BRZ, Exiga, Impreza, Legacy, dan Tribeca. Jaringan distribusi di bawah Motor Image—anak usaha Tan Chong International Limited—mencapai 10 negara, sayangnya pabrik untuk distribusi di Tanah Air masih berada di Malaysia. Tahun ini, perseroan menargetkan penjualan mencapai 2.000 unit di Indonesia setelah tahun lalu naik empat kali lipat dari 2012. “Kami yakin dapat mencapai angka itu sampai akhir tahun. Kami menggelar AWD Challenge agar lebih banyak masyarakat yang mengenal Subaru dan keunggulan teknologinya,” kata Tjahjadi Nirjana, Deputy General Manager Sales TC Subaru.

Marcus Lim, General Manager TC Subaru, menambahkan Subaru merupakan satu-satunya mobil yang memiliki penggerak empat roda di seluruh line-up dibandingkan dengan kompetitor. “Stabilitas kontrol jauh lebih baik, akselerasi lebih. Intinya kami berbeda dengan brand lain, symmetrical system bisa menjawab apa yang diinginkan pengemudi di Indonesia,” ujarnya pekan lalu. Merek ini tidak menyasar pasar multi purpose vehicle (MPV), tapi SUV. Soal kelemahan, Lim diplomatis. “Saya pikir semua brand punya kekurangan, tapi kami unggul dibanding yang lain. Anda bisa cek kompetitor. Intinya selain teknologi, safety menjadi hal utama karena kita tahu di Indonesia orang belum terlalu teredukasi soal keselamatan.” □

Terbit di majalah Bloomberg Businessweek Indonesia, 07 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Penayangan bulan lalu